Afrika Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 152:
Sejak kedatangan [[Inggris]] di sana, ekonomi negara bergantung kepada sektor [[pertambangan]]. Tetapi beberapa dasawarsa yang lalu, kegiatan tersebut telah digantikan oleh sektor [[produksi]]. Sektor industri Afrika Selatan yang sangat maju, dan merupakan ekonomi ke-25 terbesar di dunia. Dengan hanya 7% penduduk dan 4% jumlah kawasan keseluruhan Afrika, Afrika Selatan mengeluarkan lebih sepertiga [[produk]] dan [[jasa]] di Afrika, dan hampir 40 % pengeluaran industri di Afrika. Bahan komoditas yang diekspor: alat-alat mesin, makanan dan peralatan, bahan [[kimia]], [[produk petroliam]] dan peralatan ilmiah.
 
Namun demikandemikian, wabah HIV merupakan masalah yang kritikal di negara ini. Diperkirakan 4,79 juta penduduknya dijangkiti [[AIDS]] dan pemerintahan Afrika yang baru terpaksa mengeluarkan berjuta-juta [[Rand]] untuk menangani masalah ini. Sejak Afrika Selatan membuka perbatasannya selepas berakhirnya Apartheid, sindikat [[NAPZA]] internasional telah memasuki negara ini. Kini Afrika Selatan adalah produsen [[Ganja|mariyuana]] terbesar di dunia. Pergolakan politik di [[Zimbabwe]] juga memberi dampak yang buruk kepada ekonomi negara ini. Banyak investor asing khawatir masalah ini akan berpengaruh kepada Afrika Selatan. Pada tahun 2002, masalah-masalah ini telah menjadi faktor utama penurunan nilai Rand sebanyak 30 persen tetapi pada tahun 2004 mata uang Rand telah kembali kukuh.
 
Akibat dasar apartheid yang dilaksanakan selama lebih dari empat dasawarsa, kemiskinan di kalangan penduduk kulit hitam merupakan masalah paling utama pemerintahan baru Afrika Selatan. Pada akhir 1980-an dianggarkan 16 juta penduduknya hidup di bawah paras kemiskinan dan 2,3 juta orang berisiko kekurangan gizi dan kekurangan pangan. Walaupun begitu, pemerintahan kulit hitam Afrika Selatan telah berhasil mengurangkan kemiskinan dari 42% pada 1994 ke 24% pada tahun 2003.