Danau Tempe: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
+Peta; +kategori DAS; |
||
Baris 1:
{{Infobox lake
| name = Tempe
| image =Floating houses on Lake Tempe.jpg
| caption =
| location = [[Sulawesi Selatan]], Indonesia
| coords = {{Coord|4|6|20|S|119|56|49|E|type:waterbody_region:ID|display=inline,title}}
Baris 19:
| cities =
| reference =
| extra = <mapframe latitude="-4.13" longitude="119.96" zoom="11" width="300" height="300" text="Lokasi danau Tempe" align="center">{
"type": "FeatureCollection",
"features": [
{
"type": "Feature",
"properties": {"marker-symbol":"dam", "marker-color":"0050d0", "title":"Danau Tempe"},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 119.96418, -4.134134 ]
}
}
]
}</mapframe>
|image_size=300px}}
'''Danau Tempe''' adalah [[danau]] tektonik yang membentang di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, di antaranya [[Kabupaten Wajo]], [[Kabupaten Sidenreng Rappang]], dan [[Kabupaten Soppeng]]. Danau ini dianggap sebagai danau purba karena terbentuknya danau ini bersamaan dengan terbentuknya daratan Sulawesi yang berada di atas lempeng benua Australia dan Asia. Luasnya sekitar 350 km<sup>2</sup> dan menjadikannya sebagai danau terluas kedua di Sulawesi. Danau ini juga memiliki beragam spesies [[ikan]] air tawar yang jarang ditemui di tempat lain.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.mongabay.co.id/2016/03/26/danau-tempe-danau-purba-yang-mengalami-banyak-masalah-apa-saja-masalahnya/|title=Danau Tempe, Danau Purba yang Mengalami Banyak Masalah. Apa Saja?|date=2016-03-26|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2020-06-20}}</ref><ref name=":1">{{Cite journal|last=Ramadhan|first=Andrian|last2=Triyanti|first2=Riesti|last3=Koeshendrajana|first3=Sonny|date=2017-07-21|title=KARAKTERISTIK DAN NILAI EKONOMI SUMBERDAYA PERAIRAN KOMPLEK DANAU TEMPE, SULAWESI SELATAN|url=http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v3i1.5845|journal=Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan|volume=3|issue=1|pages=89|doi=10.15578/jsekp.v3i1.5845|issn=2527-4805}}</ref>
== Ekosistem ==
Danau Tempe merupakan danau banjiran yang dapat berubah bentang alamnya menurut musim. Pada musim penghujan, akan terbentuk Kompleks Danau Tempe dapat mencapai luas 26 ribu hektar, bahkan bisa mencapai 47 ribu hektar jika terjadi hujan terus-menerus. Pada musim kemarau, Kompleks Danau Tempe akan terbagi menjadi tiga danau, yaitu Danau Tempe, [[Danau Sidenreng]], dan Danau Taparang Lapompaka (Danau Buaya).<ref name=":0" /><ref name=":1" />
Baris 37 ⟶ 49:
=== Adat ===
Keterbutuhan penduduk sekitar dengan danau melahirkan aturan-aturan adat yang bertujuan untuk menjaga kelestarian danau. Pemimpin adat yang juga pemimpin para nelayan disebut sebagai ''macoa tappareng''. Aturan adat di Danau Tempe meliputi aturan pemanfaatan danau, larangan-larangan di sekitar danau, hingga upacara adat untuk tolak bala. Di antara larangan-larangan yang berlaku antara lain:<ref name=":2" />
Baris 54 ⟶ 65:
== Pemanfaatan ==
[[Berkas:Lake Tempe.jpg|jmpl|Rumah apung di Danau Tempe]]Danau Tempe dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar dalam berbagai bidang, seperti perikanan, pertanian, pariwisata, dan transportasi. Pola pemanfaatannya dapat berubah sesuai debit air. Pada kondisi debit air tinggi, semua bidang dapat memanfaatkan kecuali bidang pertanian. Sebaliknya pada debit air rendah, bidang transportasi tidak bisa memanfaatkan danau secara maksimal.<ref name=":0" /><ref name=":1" />▼
▲Danau Tempe dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar dalam berbagai bidang, seperti perikanan, pertanian, pariwisata, dan transportasi. Pola pemanfaatannya dapat berubah sesuai debit air. Pada kondisi debit air tinggi, semua bidang dapat memanfaatkan kecuali bidang pertanian. Sebaliknya pada debit air rendah, bidang transportasi tidak bisa memanfaatkan danau secara maksimal.<ref name=":0" /><ref name=":1" />
Pemanfaatan danau tidak terlepas dari pembagian area danau. Pembagian areal danau ditentukan melalui hukum adat dan hukum pemerintah.<ref name=":1" /><ref name=":2" /> Menurut aturan adat, ada 4 jenis area danau yang dapat dimanfaatkan untuk menangkap ikan, yaitu ''cappeang''/''balete'', ''palawang'', ''bungku'', dan ''makkaja' lalla'.''<ref name=":2" /> Selain itu, ada juga area ''tana koti''/''tana telleng,'' area ini merupakan area tepi danau yang ketika mengering dapat dialihfungsikan seperti untuk pertanian,<ref name=":1" /> beberapa lahan disewakan ke pihak swasta.<ref name=":0" /> Adapula, jenis area yang tidak boleh dipergunakan untuk menangkap ikan, seperti area ''reservaat'' dan area keramat.<ref name=":1" /><ref name=":2" />
Baris 62 ⟶ 72:
Area setelah ''cappeang'' disebut dengan ''palawang''. Area ini dapat dimiliki perseorangan atau kelompok melalui sistem sewa (dapat mencapai tiga tahun). Area palawang ini dimulai dari batas belle hingga ke arah sedikit tengah danau. Area ''palawang'' umumnya dipanen ketika danau telah surut dan menghasilkan ikan yang lebih melimpah daripada area ''cappeang''.<ref name=":1" /><ref name=":2" />
[[Berkas:Near Sengkang, Danau Tempe (6969198411).jpg|kiri|jmpl
Bagi nelayan yang kurang mampu menyewa ''palawang'', dapat melakukan penangkapan ikan di area ''bungku''. Pada area ''bungku'', nelayan dapat berkelempok mengelola penangkaran ikan. Area ini letaknya agak ke tengah danau dan ditumbuhi banyak [[eceng gondok]]. Untuk menandai kepemilikan sebuah bungku, ditancapkan ''bungku toddo''' atau bambu tinggi pembatas ''bungku''. Pada area yang telah dipatok bungku toddo', nelayan biasanya membentangkan jaring sepanjang maksimal 500 meter. Panjang jaring merupakan aturan dari pemerintah untuk membatasi penangkapan ikan berlebihan. Selain itu, juga diatur jarak antar ''bungku'' kira-kira 150 meter. Selain memanfaatkan jaring, nelayan juga memanfaatkan alat tangkap lain seperti ja'bah. Ja'bah diletakan di dasar danau terutama di bawah rimbunan eceng gondok untuk menangkap biota dasar danau.<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref name=":2" />
Baris 78 ⟶ 88:
[[Kategori:Kabupaten Wajo]]
[[Kategori:Danau di Sulawesi Selatan|Tempe]]
[[Kategori:DAS Bila Walanae]]
|