Museum Kereta Api Sawahlunto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faiz Abbsy (bicara | kontrib) Keterangan Kereta Wisata |
Faiz Abbsy (bicara | kontrib) Link Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 52:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Spoorwegemplacement met zeefhuis en laadplaats van de Ombilin steenkoolmijnen te Sawahloento TMnr 60054649.jpg|jmpl|kiri|Area ''unloading'' batu bara di Sawahlunto]] Dengan menindaklanjuti laporan [[Willem Hendrik de Greve|W.H. van Greve]] pada tahun 1868 tentang temuan batu bara Ombilin,<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/867653457|title=Engineers of happy land : perkembangan teknologi dan nasionalisme di sebuah koloni|last=Rudolf.|first=Mrázek,|date=2006|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=9789794615942|edition=Ed. 1|location=Jakarta|oclc=867653457}}</ref><ref name=":1">{{Cite book|title=Pertempuran nan tak kunjung usai: eksploitasi buruh tambang batubara Ombilin oleh kolonial Belanda 1891-1927|last=Zubir|first=Zaiyardam|publisher=Andalas University Press|year=2006|isbn=|location=Padang|pages=}}</ref><ref>{{Cite book|title=Het Ombilin-kolenveld in de Padangsche Bovenlanden en het transportstelsel op Sumatra's Westkust|last=de Greve|first=W.H.|publisher=Landsdrukkerij|year=1907|isbn=|location=|pages=}}</ref> Hindia Belanda tertarik untuk menanamkan modal untuk pembangunan jalur kereta api baru khusus [[batu bara]]. Keputusan ini tertuang dalam besluit yang kemudian dimasukkan dalam Staatsblad tahun 1891 No. 176. Karena tidak adanya insinyur Belanda yang turut andil dalam pembangunan lintas ini, maka didatangkanlah insinyur dari [[Inggris]] mengingat Sumatra Barat yang memiliki kontur perbukitan yang terjal.<ref name=":1" />
Kebijakan tersebut mengharuskan Pemerintah Kolonial terlibat di dalamnya. Proses konstruksi jalur kereta api Ranah Minangkabau tersebut sangat kompleks karena mereka harus berjuang menantang bukit-bukit terjal. Jalur tersebut adalah [[Stasiun Pulau Aie|Pulau
Jalur ini pernah digunakan untuk kereta penumpang reguler hingga sekitar tahun 1986. Layanan kereta api penumpang pun berhenti akibat dampak kebijakan motorisasi Orde Baru sehingga transportasi penumpang dengan kereta api kalah efisien dibandingkan kendaraan bermotor pada saat itu sehingga layanan KA di jalur tersebut hanya kereta api pengangkut batu bara dan kereta api wisata (pada akhir pekan).<ref>{{Cite news|url=https://www.viva.co.id/berita/bisnis/279800-ptka-operasikan-kereta-ke-bandara-minangkabau|title=Kereta Wisata Lembah Anai Beroperasi Lagi|last=Antique|date=2012-01-13|language=id|access-date=2018-08-10|work=[[VIVA.co.id]]}}</ref>
|