Pengguna:Akunnoname/Bak pasir: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Akunnoname (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Akunnoname (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 23:
Kondisi Muhammad pada saat-saat menerima wahyu dari Allah sering kali memunculkan dugaan dari orang-orang sezamannya bahwa ia berada di bawah pengaruh [[jin]], peramal, atau penyihir, yang menandakan bahwa kondisi-kondisi yang dialaminya tersebut memiliki kemiripan dengan karakteristik orang-orang yang dikira kerasukan jin, peramal, atau juga penyihir pada masa itu. Meski demikian, kondisi kejang-kejang yang dialami Muhammad tersebut kemungkinan pula telah menjadi bukti meyakinian bagi para pengikutnya kalau wahyu yang diterimanya memang berasal dari Tuhan. Beberapa sejarawan menyatakan bahwa deskripsi grafis tentang kondisi Muhammad dalam kejadian-kejadian tersebut kemungkinan besar adalah asli, karena tidak mungkin dibuat-buat oleh umat Islam di kemudian hari.{{sfn|Buhl|Welch|1993|p=363}}{{Sfn|Peterson|2007|p=53–4}}
[[Berkas:Miniatura_Maometto.jpg|kiri|jmpl|A 16th-century [[Siyer-i Nebi]] image of angel [[Gabriel]] visiting Muhammad]]Tak lama setelah kematian
* Emory C. Bogle (1998), p. 7.
* Rodinson (2002), p. 71.}} Pada suatu kesempatan, ia dilaporkan mendaki sebuah gunung dan berniat untuk terjun. Namun, saat mencapai puncak, Jibril menampakkan diri kepadanya, memastikan bahwa ia adalah benar-benar utusan Allah. Pertemuan ini menenangkan Muhammad, dan ia pun kembali ke rumah. Beberapa waktu kemudian, ketika terjadi lagi jeda yang cukup lama di antara wahyu-wahyu yang turun, Muhammad kembali mengulangi aksi tersebut, namun Jibril lagi-lagi mengintervensi dengan cara yang sama, menenangkan Muhammad dan menyuruhnya kembali ke rumah.{{Sfn|Murray|2011|p=552}}{{Sfn|Rāshid|2015|p=11}}
|