Sidang Istimewa MPR: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 4:
Setelah berlakunya UU 27 Tahun 2009 pasal 184 ayat 4 tentang [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR]], [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]], [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|DPD]], dan [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah|DPRD]], pemakzulan baru sah jika disetujui tigaperempat anggota MPR, tetapi kemudian syarat tersebut dibatalkan kembali oleh [[Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia|Mahkamah Konstitusi]].<ref>{{Cite news|title=Pemakzulan Presiden Tak Mudah Meski Ada Putusan MK|url=https://news.detik.com/berita/d-1547011/pemakzulan-presiden-tak-mudah-meski-ada-putusan-mk|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=|access-date=}}</ref>
Sidang Istimewa majelis pertama kali diadakan pada tahun
Setelah Sidang Istimewa ini, Soekarno diturunkan dari jabatan presiden dan digantikan oleh [[Soeharto]] sebagai pejabat presiden.
Sidang Istimewa ini dilakukan pada tanggal 10–13 November 1998.
Sidang Istimewa ini memutuskan diperlukannya percepatan [[pemilihan umum]] yang akan diselenggarakan pada tahun 1999. Awalnya sidang ini ditolak oleh aktivis dan mahasiswa, tetapi dihadang oleh penjagaan militer, [[Korps Brigade Mobil|brimob]], dan [[Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa|pengamanan swakarsa]]. Akibatnya korban sipil berjatuhan dan diperingati sebagai [[Tragedi Semanggi]].<ref>{{Cite web|title=Tragedi Semanggi|url=http://semanggipeduli.com/Sejarah/frame/semanggi.html|website=semanggipeduli.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20121127100046/http://semanggipeduli.com/Sejarah/frame/semanggi.html|archive-date=2012-11-27|dead-url=yes|access-date=2012-11-12}}</ref>
Sidang Istimewa pada tahun 1999 dilakukan dengan agenda pidato pertanggungjawaban [[B. J. Habibie]] sebagai presiden pada tanggal 14 Oktober 1999. Pertanggungjawaban tersebut dinyatakan ditolak pada tanggal 20 Oktober 1999,<ref>{{Cite news|title=New leader, new Indonesia?|url=https://www.economist.com/asia/1999/10/21/new-leader-new-indonesia|newspaper=The Economist|issn=0013-0613|access-date=}}</ref> tetapi tidak menyebabkan kejatuhan Habibie. Hanya saja, Habibie menyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden berikutnya. Akhirnya fraksi [[Partai Golongan Karya|Partai Golkar]] mengalihkan dukungannya kepada [[Abdurrahman Wahid]], yang kemudian menjadi [[Daftar Presiden Indonesia|presiden ke-4 Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Mengapa Habibie Tak Mau Dicalonkan Jadi Presiden?|url=http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=155883|website=Suara Karya Online|archive-url=https://web.archive.org/web/20210504022146/http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=155883|archive-date=2021-05-04|dead-url=yes|access-date=2012-11-12}}</ref>
Sidang Istimewa tahun 2001 dilakukan dengan agenda memberhentikan [[Abdurrahman Wahid]] setelah berbagai pertentangan dengan parlemen.<ref>{{Cite news|title=Gus Dur Ingin Luruskan Soal Maklumat Presiden|url=http://www.tempo.co/read/news/2002/04/10/0557200/Gus-Dur-Ingin-Luruskan-Sejarah-Soal-Maklumat-Presiden|work=[[Tempo.co]]|language=id}}{{Pranala mati|date=November 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite news|title=Dekret Presiden Muncul, Sidang Istimewa Dipercepat|url=http://www.tempo.co/read/news/2001/06/04/05532591/Dekret-Muncul-Sidang-Istimewa-Dipercepat|work=[[Tempo.co]]|language=id}}{{Pranala mati|date=November 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Tindakan ini diawali dengan keluarnya nota pertama pada 1 Februari 2001. Kemudian disusul nota kedua pada 30 April 2001, disertai permintaan DPR kepada MPR untuk diadakannya Sidang Istimewa.<ref>{{Cite news|date=2000-10-27|title=Gus Dur: "Silakan Menggelar Sidang Istimewa MPR"|url=https://www.liputan6.com/news/read/2826/gus-dur-silakan-menggelar-sidang-istimewa-mpr|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=}}</ref>
|