Janur Kuning: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Raffiakbar2016 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
Baris 30:
Film ini menceritakan tentang perjuangan kemerdekaan [[Indonesia]] dalam meraih kembali kemerdekaannya yang direbut kembali oleh pasukan sekutu. Latar belakang yang diambil adalah di sekitar peristiwa [[Serangan Umum 1 Maret 1949]]. Tokoh-tokoh nyata yang ditampilkan di sini di antaranya adalah [[Soeharto]], Jenderal [[Soedirman]], dan [[Amir Murtono]]. Janur kuning adalah lambang yang dikenakan para pejuang di lengan sebagai tanda perjuangan kemerdekaan tersebut.
 
== caraPasca melihat hantuJatuhnya Soeharto==
Pada bulan September 1998, empat bulan setelah [[jatuhnya Soeharto]], [[Menteri Penerangan]] [[Yunus Yosfiah]] menyatakan bahwa film ini tidak akan lagi menjadi bahan tontonan wajib, dengan alasan bahwa film ini adalah "usaha untuk memanipulasi sejarah dan menciptakan kultus dengan Soeharto di tengahnya". ''[[Tempo (majalah)|Tempo]]'' melaporkan pada 2012 bahwa [[Saleh Basarah]] dari [[Angkatan Udara Republik Indonesia]] telah mempengaruhi dikeluarkannya keputusan ini. Majalah ini menyatakan bahwa Basarah telah menghubungi Menteri Pendidikan [[Juwono Sudarsono]] dan memintanya untuk tidak menayangkan ''[[Pengkhianatan G 30 S PKI]]'', karena film ini telah merusak citra [[Angkatan Udara Republik Indonesia]]. Dua film lainnya, ''Janur Kuning'' dan ''[[Serangan Fajar]]'', kemudian juga dipengaruhi oleh keputusan tersebut;<ref>{{harvnb|Filmindonesia.or.id, Pengkhianatan G-30-S PKI}}; {{harvnb|Rini and Evan 2012, Tokoh di Balik Penghentian}}</ref> ''Janur Kuning'' menggambarkan Soeharto sebagai pahlawan di balik [[Serangan Umum 1 Maret]] 1949, sementara ''Serangan Fajar'' menunjukkan dia sebagai pahlawan utama [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|Revolusi Indonesia]].<ref>{{harvnb|Filmindonesia.or.id, Janur Kuning}}; {{harvnb|Filmindonesia.or.id, Serangan Fajar}}.</ref> Pada saat itu [[TVRI]] tampaknya berusaha untuk menjauhkan diri dari mantan presiden Soeharto.{{sfn|Merdeka 1998, Menyoal Pencabutan}} Hal ini terjadi semasa periode penurunan status simbol-simbol yang berkaitan dengan peristiwa G30S, dan pada dekade 2000-an awal, versi non-pemerintah dari peristiwa kudeta G30S mudah didapatkan di Indonesia.{{sfn|Sijabat 2003, Indonesia}}