Tonny Koeswoyo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 120:
Meski meraih kesuksesan dalam bermusik, Namun itu tidak bertahan lama. Kehidupan anggota group ini tetap dalam kesulitan ekonomi karena tak banyak menikmati keuntungan dari penjualan album-album mereka. Produktivitas Koes Bersauadara kemudian melemah kembali pada penghujung tahun 1960-an atau tepatnya pada era 1968 hingga 1969. Adiknya Nomo Koeswoyo berinisiatif meninggalkan posisinya sebagai penabuh drum pada tahun 1969. Ia memilih berusaha sampingan di luar bidang musik sebagai pedagang untuk menghidupi keluarganya, sehingga kerap meninggalkan latihan. Oleh Tonny Koeswoyo, Nomo disuruh memilih untuk fokus pada musik di Koes Bersaudara atau keluar. Sikap Tonny sangat tegas, karena ia ingin agar seluruh adik-adinya fokus pada musik. Bahkan ia sempat mengusir Nomo yang berbicara masalah bisnis mobil bersama temannya di luar studio ketika sedang latihan. Nomo bersikap lebih pragmatis dan memiliki prinsip yang berbeda dengan Tonny, karena saat itu ia telah menikah dan telah memiliki 1 orang anak.
Posisi drummer yang ditinggalkan Nomo Koeswoyo kemudian digantikannya dengan [[Kasmuri]] (dikenal dengan panggilan [[Murry]]). Murry adalah pemain gitar melodi penabuh drum asal [[Surabaya]] ex. '''Band Patas''' milik [[Kejaksaan]]. Murry direkomendasikan dari adiknya Yon Koeswoyo kepada Tonny lewat seorang temannya mantan gitaris Koes Brothers yang bernama Tommy Darmo dan mengajak juga bassist Medenaz dan The Pro's serta ayah tiga personel [[Bragi]] yakni [[Reza Ario Bima]], [[Aldi Bragi|Reinaldi Hutomo]] dan [[Rendi Khrisna]] sekaligus kawan lamanya Totok yang bernama '''Dimas Wahab'''. Dalam kesempatan itu sebenarnya Tommy Darmo hendak melamar menjadi drummer dan Dimas Wahab hendak memainkan bass yang ditinggalkan Nomo dan Yok. Akan tetapi Tommy dan Dimas yang berasal dari Surabaya ini dinilai tidak mempunyai skill yang memadai. Karena belum menemukan pemain drum yang pas, Tonny kemudian meminta tolong Dimas Wahab kepada seorang pemain
Keputusan Tonny mengeluarkan Nomo, mendapat reaksi keras dari adik laki-laki bungsunya Yok Koeswoyo. Sebagai bentuk simpatinya kepada Nomo, ia pun memilih mengundurkan diri. Yok berhenti karena tak mau bermain band dengan personel di luar Koeswoyo.<ref name="nadatjerita.wordpress.com">https://nadatjerita.wordpress.com/tag/sejarah-koes-plus/</ref> Keduanya sempat mengamuk dan melarang Tonny dan Yon untuk menggunakan alat musik drum dan bass milik mereka untuk band di luar mereka. Mereka juga sempat mengusulkan agar band dibubarkan saja. Lebih jauh mereka juga sempat mengancam Tommy Darmo dan Dimas Wahab karena dikira mengenalkan Murry dan Totok AR.<ref>http://seleb.tempo.co/read/news/2010/06/20/001256795/legenda-50-tahun-koes-plus-wawancara-yon-koeswoyo{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Namun Tonny tetap bersikukuh dengan keputusannya. Bahkan ketika ibu mereka wafat pada tahun 1969, tidak mengubah pendiriannya.
Di tengah situasi [[ekonomi]] sulit, pasca keluarnya Nomo dan Yok, keadaan ekonomi Tony Koeswoyo pun menurun. Ia bahkan sempat menjual [[radio]] satu-satunya miliknya untuk membeli [[becak]] guna menyambung hidup. Namun Tonny berusaha keras untuk tetap eksis di bidang [[musik]]. Ia pun mengambil keputusan cepat. Untuk posisi pemain bass ia kemudian merekrut '''Adji Kartono''' atau biasa disingkat '''Totok AR''' ([[Totok Adji Rahman]]) yang merupakan adik dari gitaris band wanita '''Dara Puspita''' yakni '''Titiek AR''', dan '''Lies AR''' sekaligus kawan lamanya Dimas Wahab. Totok bukanlah orang baru di kalangan personel Koes Bersaudara karena sejak akhir tahun 60-an ia turut tinggal bersama band itu di markas mereka di Jalan Sungai Pawan No. 1 Jakarta. Sebelumnya, ia bermain gitar melodi dan mendirikan dengan grup band ''Phillon'' yang bermain gitar dan bernyanyi di [[Bandung]], memainkan musik-musik rock asing dan Totok keluar dan membubarkan dari Phillon.
Bersama adiknya Yon, ditambah Murry (Kasmuri) dan Totok AR, ia membentuk group [[musik]] baru yang diberi nama sementara '''IRON, PEACE AND FREE'''. Nama itu tak bertahan lama. Kemudian ia pun terinspirasi dengan sebuah merek obat batuk kala itu '''APC PLUS''' . Hingga akhirnya Tonny pun memilih nama [[Koes Plus]] untuk nama Group band barunya ini dengan formasi awalnya terdiri dari Tonny, Yon, Totok AR, dan Murry. Demikian juga musik dan Group Tonny, Yon, Yok dan Nomo dari gaya The Beatles diubah ke [[Led Zeppelin]]. Bahkan, mereka sampai merasa perlu gondrong tanpa kepala seperti yang dikenakan oleh [[Jimmy Page]], [[Robert Plant]], [[John Paul Jones (musisi)|John Paul Jones]] dan [[John Bonham]]. Maestro [[musik]] yang bernama asli Koestono ini seperti mendapat [[energi]] baru dengan masuknya Murry, sehingga kreatifitasnya tidak terbendung dengan menampilkan irama musik yang lebih bervariasi. Formasi ini mencoba merilis album untuk Koes Plus pada tahun 1969, meski tertatih-tatih karena belum belum dikenal dan sebagian alat musiknya pun terpaksa disewa dari luar.
|