Televisi di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Gibranalnn (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 13:
Pertama kali masyarakat Indonesia menyaksikan demonstrasi siaran televisi adalah pada tahun 1955 di [[Kota Yogyakarta]]. Pesawat televisi yang ditampilkan dalam acara "Pekan Raja 200 Tahun Kota Djogjakarta" tersebut, berasal dari [[Uni Soviet]].<ref name="Kompas R&D">{{cite book|author=Dicky |year=2002 |title=Kompas Research and Development |location=Jakarta |publisher=[[Kompas]]}}</ref> Selain itu, di akhir tahun yang sama, contoh pesawat TV dari Amerika Serikat juga ditampilkan di sebuah pameran di Jakarta, yang tercatat menarik perhatian banyak pihak.<ref name=histori>[https://historia.id/politik/articles/awal-mula-pemerintah-mengenalkan-televisi-P0o8e/page/2 Awal Mula Pemerintah Mengenalkan Televisi]</ref>
 
Pada tanggal 25 Juli 1961, Maladi yang kala itu telah menjadi [[Menteri Penerangan Republik Indonesia|Menteri Penerangan RI]] mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961, yang membentuk Panitia Persiapan Televisi (P2TV) beranggotakan 9 orang<ref name="sjarah"/> demi mempersiapkan pembentukan stasiun televisi di Indonesia. Panitia ini didirikan sebagai bagian dari persiapan untuk [[AsianPesta GamesOlahraga Asia 1962|Asian Games keempat]]. Hanya ada satu tahun untuk membuat studio, menara siaran, dan peralatan teknis lainnya di lokasi bekas Akademi Penerangan (AKPEN) di [[Senayan]]. Dalam waktu persiapan yang singkat, [[Soekarno]] memiliki peran yang sangat penting, dengan memilih peralatan siaran dan asal dari peralatan-peralatan tersebut (dari [[NEC]], [[Jepang]]).<ref name="sjarah"/> Ujicoba siaran televisi pertama ini adalah liputan langsung perayaan HUT ke-17 Kemerdekaan Indonesia pada pagi hari 17 Agustus 1962 dari [[Istana Merdeka]] Jakarta.<ref>{{Cite news|url=http://techno.okezone.com/read/2016/02/16/207/1313559/sejarah-pertama-kali-televisi-masuk-ke-indonesia|date=16 Februari 2016|title=Sejarah Pertama Kali Televisi Masuk ke Indonesia|first=Arsan |last=Mailanto |accessdate=22 Agustus 2016|work=[[Okezone.com]]}}</ref>
 
Pukul 16.00-19.00 WIB,<ref name=ishadi>Ishadi S.K. 2014. Media dan Kekuasaan - Televisi di Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto. Jakarta: Penerbit Buku Kompas., hlm. 32.</ref> 24 Agustus 1962, warga Jakarta menyaksikan siaran langsung upacara pembukaan [[Pesta Olahraga Asia 1962]] (juga dikenal sebagai ''Asian Games 1962'') dari Gelora Bung Karno. Siaran ini diselenggarakan oleh "Seksi Biro Radio dan Televisi ''Organizing Committee'' Asian Games IV", di kanal 9 [[VHF]].<ref name="pers">[https://books.google.co.id/books?id=docLAQAAMAAJ&pg=PA799&dq=Tvri+perjan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjP86XMjfrzAhV07HMBHYA5D1kQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=Tvri%20perjan&f=false Seabad pers kebangsaan, 1907-2007]</ref> Tanggal tersebut saat ini dikenal sebagai hari kelahiran [[Televisi Republik Indonesia]] atau TVRI sebagai jaringan televisi pertama di Indonesia, sekaligus [[TVRI (saluran televisi)|saluran utama TVRI]] sebagai stasiun televisi pertama di negara ini. Siaran televisi ini awalnya hanya dinikmati oleh 80.000 (2%) penduduk saja, dengan cakupan terbatas di Jakarta dan pada saat itu hanya terdapat 10.000-15.000 pesawat TV di Indonesia.<ref name=histori1>[https://historia.id/politik/articles/televisi-masuk-desa-DAo1j/page/2 Televisi Masuk Desa]</ref> Kebanyakan pesawat TV tersebut merupakan pesanan pemerintah (ke salah satu pengusaha nasional, [[Thayeb Mohammad Gobel|Thayeb Gobel]])<ref name=histori/> dengan tujuan dibagikan ke pegawai negeri atau ditempatkan di fasilitas publik untuk disaksikan masyarakat.<ref name=histori1/>
Baris 23:
 
Secara dasar, banyak analis menilai bahwa kehadiran TVRI pada saat itu tidak bisa dilepaskan dari kepentingan politis. TVRI didirikan sebagai alat bagi propaganda pemerintah, alat pemersatu bangsa, dan pembangunan citra Indonesia sebagai negara maju dan modern pada era [[Demokrasi Terpimpin]]. Pemerintah pun saat itu tidak memiliki niat untuk membiarkan peran swasta dalam mengelola TVRI atau membentuk stasiun televisi mereka sendiri, karena bisa dianggap dimanfaatkan oleh "pengacau" maupun anti-pemerintah - seperti yang diungkapkan Maladi beberapa saat setelah TVRI bersiaran, belum lagi ketidakpercayaan Soekarno pada ekonomi dan politik berbasis [[liberalisme]]. Cara pandang yang otoriter ini, tetap akan dipertahankan walaupun rezim berganti dari Soekarno ke [[Orde Baru]].<ref name="armando"/><ref name="sum"/>
 
=== Orde Baru (1966–1998) ===
==== Dominasi TVRI ====