Bangunan Katedral Kristus Raja Purwokerto saat ini merupakan bangunan baru. [[Katedral]] baru ini dibangun untuk menggantikan bangunan katedral lama yang didirikan pada tahun 1930. Seiring perkembangan umat, katedralKatedral lama dirasa terlalu kecil dan kurang mewakili wajah katedralKatedral sebagai gereja induk di keuskupan. Kemudian tercetuslah ide untuk membangun sebuah katedral baru. Ide ini sudah muncul pada masa penggembalaan [[Willem Schoemaker|Mgr. W. Schoemaker, MSC]], namun pelaksanaannya selalu tertunda. Wacana ini terus berkembang pada masa penggembalaan [[Paschalis Soedita Hardjasoemarta|Mgr. Paschalis Hardjasoemarta, MSC]]. Beberapa kali dilakukan pengukuran untuk memperluas katedral lama baik ke depan, ke belakang, maupun ke samping. Namun, pelaksanaan perluasan tidak pernah terjadi.<ref>Christo Regi Dicata, Peresmian dan Konsekrasi Katedral Kristus Raja Purwokerto 30 dan 31 Mei 1988 dan Duc in Altum, Buku Profil Paroki 80 Tahun Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto (2007)</ref>
Langkah serius diambil pada bulan Mei 1982 saat perayaan setengah abad berdirinya [[Keuskupan Purwokerto]] (dihitung dari pendirian Perfektur Apostolik Purwokerto). [[Paschalis Soedita Hardjasoemarta|Mgr. Paschalis Hardjasoemarta, MSC]] mengajak umat membangun katedral baru. Katedral baru yang akan dibangun nanti menjadi bentuk syukur atas penyertaan [[Yesus|Allah]] sepanjang perjalanan Keuskupan Purwokerto sekaligus menjadi monumen kesatuan umat yang menampilkan wajah budaya setempat. Sebagai bentuk kontinuitas perjalanan Gereja, katedral baru akan dibangun di tempat katedral lama. Pada misa syukur itu, dilakukan kolekte khusus sebagai modal awal pembangunan katedral baru.<ref>Christo Regi Dicata, Peresmian dan Konsekrasi Katedral Kristus Raja Purwokerto 30 dan 31 mei 1988 dan Duc in Altum, Buku Profil Paroki 80 Tahun Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto (2007)</ref>
Setelah melalui beberapa pertemuan, akhirnya diputuskan gambar katedralKatedral baru beserta anggarannya. Semangat gotong royong kental terasa dalam pembangunan katedralKatedral baru ini karena melibatkan seluruh paroki di keuskupan serta umat Purwokerto yang sudah pindah dan tinggal di keuskupan-keuskupan lain. Bulan [[April]] [[1985]] katedral lama mulai dibongkar dan pada 26 Mei 1985 dilaksanakan upaca peletakan batu pertama untuk gedung katedralKatedral baru. Selama masa pembangunan ini , misa harian dilaksanakan di kapel susteran dan bruderan, sementara misa mingguan dirayakan di aula sekolah susteran (Juli 1985 – Februari 1988).<ref>Christo Regi Dicata, Peresmian dan Konsekrasi Katedral Kristus Raja Purwokerto 30 dan 31 meiMei 1988 dan Duc in Altum, Buku Profil Paroki 80 Tahun Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto (2007)</ref>
Akhirnya, bangunan katedralKatedral baru diresmikan oleh [[Soepardjo Rustam]] yang waktu itu menjabat sebagai Menkokesra pada 30 Mei 1988 dan dikonsekrasi sebagai Katedral oleh [[Paschalis Soedita Hardjasoemarta|Mgr. Paschalis Hardjasoemarta, MSC]] pada [[31 Mei]] [[1988]]. Katedral Kristus Raja Purwokerto ini menjadi katedral pertama di Jawa yang dibangun pasca kemerdekaan RI. Corak arsitektur joglo menggambarkan Gereja yang hidup di tengah budaya bangsa. Katedral baru ini bisa menampung sekitar 600-700 umat.<ref>Christo Regi Dicata, Peresmian dan Konsekrasi Katedral Kristus Raja Purwokerto 30 dan 31 mei 1988 dan Duc in Altum, Buku Profil Paroki 80 Tahun Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto (2007)</ref>