[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Vooraanzicht van de kraton in Soerakarta. TMnr 60002335.jpg|ka|jmpl|Pendopo Dalem Kepatihan Kesunanan Surakarta pada tahun [[1890]], merupakan rumah dinas sekaligus kantor para [[patih]] (perdana menteri) dan lembaga kepatihan.]]
Kesultanan Mataram yang berpusat di Surakarta sebagai ibu kota pemerintahan kemudian dihadapkan pada pemberontakan[[Perang yangTakhta Jawa Ketiga|pemberontakan besar]] karena [[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]], adik [[Pakubuwana II|Susuhunan Pakubuwana II]], pada tahun [[1746]] meninggalkan keraton dan menggabungkan diri dengan [[Raden Mas Said]] yang berjuluk Pangeran Sambernyawa. Di tengah ramainya peperangan, Pakubuwana II meninggal karena sakit pada tahun [[1749]]. Namun, ia sempat menyerahkan kedaulatan negerinya kepada [[VOC]], yang diwakili oleh Baron von Hohendorff. Sejak saat itu, VOC yang dianggap berhak melantik raja-raja [[Dinasti Mataram]] baik Surakarta maupun [[Kesultanan Yogyakarta|Yogyakarta]]; setelah VOC bubar pada tahun [[1799]], kewenangan tersebut dilanjutkan oleh pemerintah [[Hindia Belanda]] dan berakhir pada masa [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|Pendudukan Jepang]] di tahun [[1942]].