Osteoporosis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pembatalan |
|||
Baris 100:
* Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).
Mengkonsumsi [[kalsium]] dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal. Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita [[setengah baya]] yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Akan tetapi tablet kalsium dan susu yang dikonsumsi setiap hari akhir - akhir ini menjadi perdebatan sebagai pemicu terjadi osteoporosis, berhubungan dengan teori osteoblast.
Pembentukan tulang yang maksimal terjadi sejak usia 5 tahun hingga puncak kepadatan tulang terjadi pada usia 35 tahun, setelah itu proses pengeroposan tulang yang cepat atau lambat tergantung dari apakah butir 1 dan 2 tersebut di atas tetap dilakukan atau tidak. Biasanya di Indonesia osteoporosis terdeksi pada usia 40 hingga 45 tahun pada wanita dan usia 50 tahun pada pria. Tetapi sekarang ini dijumpai penderita osteoporosis berusia 30 tahun. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurangnya aktivitas fisik dimana taman-taman/tempat bermain untuk anak-anak sangat berkurang dibanding masa lalu dan anak-anak sekarang lebih sering bermain games dan gadgets yang hanya duduk saja, walaupun mungkin kecukupan gizi kalsium/susu anak-anak tersebut telah mencukupi. Untuk itu perlu dilakukan edukasi pada guru dan orang tua, bahwa bergerak, berolahraga dan bermain yang menggunakan aktivitas fisik itu perlu selain gizi dan kalsium/susu, agar tercapai kepadatan tulang maksimum sebagai 'tabungan tulang'.<ref>{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2014/12/13/osteoporosis-affecting-younger-people.html |title=Osteoporosis affecting younger people |author=Corry Elyda |date=13 Desember 2014}}</ref>
|