Ngiyono, Japah, Blora: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{desa
|peta =
|nama =Ngiyono
|provinsi =Jawa Tengah
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Blora
|kecamatan =Japah
|kode pos =58527
|nama pemimpin = Jasman
|luas = 993 km²
|penduduk =116 jiwa (2016-2017)
}}
Ngiyono adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Japah, Blora|Japah]], [[Kabupaten Blora|Blora]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
[[Ngiyono]] merupakan sebuah desa yang makmur, penghasil durian, rambutan, dan palawija. Mayoritas pekerjaan penduduk '''Ngiyono''' sebagai petani.
==Sejarah==
Sejarah Desa Ngiyono
asal usul desa ngiyono: Konon cerita pada dahulu kala, Di lereng gunung kendeng (alas kemiri) adalah hamparan hutan belantara, gung liwangliwung yang dihuni oleh beberapa binatang seperti Singa, Gajah dan binatang buas lainnya, selain itu juga dihuni oleh kerajaan siluman, ada seoarang bernama Ki Maridin dan sahabatnya Dampuawang, mereka berdua sepakat untuk membangun peradaban perkampungan di kawasan hutan, tetapi karena pengaruh magis kekuatan siluman yang sangat kuat justru mereka berdua dibuat saling bermusuhan, untuk menggagalkan membangun perkampungan sebagai peradaban manusia tersebut.▼
Konon cerita pada dahulu kala, di lereng Gunung [[Kendeng]] (Alas Kemiri) adalah hamparan hutan belantara, gung liwangliwung yang dihuni oleh binatang liar nan buas, dan juga dihuni oleh para siluman.
Akhirnya mereka berpisah dan tinggal Ki Maridin yang masih bertahan ditengah Hutan, ditengah kegalauan beliau beristirahat (leren) dan bermunajat kepada Sang Hyang Widi, Tuhan Yang Maha Kuasa dengan berpegang pada sebuah tongkat, beliau meludah (ngidu) pada sebuah pohon, karena kekuasaan tuhan yang maha kuasa, leren karo ngidu tersebut tumbuh sebuah pohon yang akhirnya diberi nama '''DUREN'''. Mudah-mudahan pohon ini kelak ada manfaatnya untuk anak-cucu saya dan apabila suatu saat menjadi tempat peradaban manusia tempat ini akan saya beri nama '''NGIYONO''', (Ora nyono ono). Dan beliau berpesan, kalau ingin bermunajat (sesigit) atau meminta '''SOPONYONO''' (insya allah) di ijabahi atau dikabulkan oleh Tuhan yang maha kuasa. Selesai berkata – kata Ki maridin musno tidak diketahui keberadaannya, hanya tongkat yang tertinggal dalam posisi membujur kearah barat dan timur. Seiring bergantinya waktu, tongkat tersebut diselimuti tanah (kepundung), yang sampai saat ini diyakini sebagai tempat bertuah, dan disakralkan. Perkembangan sampai saat ini masyarakat desa Ngiyono masih menjunjung tinggi budaya leluhur nenek moyang, dan ngiyono merupakan sebuah desa yang makmur, penghasil durian, rambutan, dan palawija.▼
▲
▲Akhirnya mereka berpisah dan tinggal '''Ki Maridin''' yang masih bertahan ditengah
Sumber: '''KKN STAIN KUDUS POSKO 14''' / 27 Februari 2017
==Batas Wilayah==
Batas Wilayah Desa Ngiyono
{{batas_USBT
|utara=[[Desa]] [[Sendangmulyo, Bulu, Rembang|Sendangmulyo]]
|selatan= [[Desa]] [[Sumberejo, Japah, Blora|Sumberejo]]
|timur=[[Desa]] [[Tunjungan, Tunjungan, Blora|Tunjungan]]
|barat=[[Desa]] [[Gaplokan, Japah, Blora|Gaplokan]]
}}
{{Japah, Blora}}
{{kelurahan-stub}}
{{Authority Control}}
|