Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Netralisasi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Netralisasi kata "wafat"
Tag: gambar rusak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 51:
Pokok-pokok keyakinan dalam Syahadat Para Rasul adalah:
* Percaya akan [[Allah Bapa]], [[Yesus Kristus]] sebagai [[Anak Allah|Putra Allah]], dan [[Roh Kudus]]
* Percaya bahwa Kristus telah [[Penyaliban dan kematian Yesus|wafatmeninggal dunia]], [[Turunnya Kristus ke neraka|turun ke alam barzah]], [[Kebangkitan Yesus|bangkit]], dan [[Kenaikan Yesus|naik ke surga]]
* Percaya akan kekudusan [[Gereja]] dan [[persekutuan para kudus|persekutuan orang-orang kudus]]
* Percaya akan [[Kedatangan Kedua Yesus Kristus|kedatangan Kristus kali kedua]], [[Pengadilan Terakhir|hari penghakiman]], dan [[Keselamatan (Kristen)|keselamatan]] umat beriman.
Baris 67:
{{utama|Yesus|Pandangan Kristen tentang Yesus}}
{{seealso|Kristus}}
Asas utama agama Kristen adalah kepercayaan pada [[Yesus]] sebagai [[Anak Allah|Putra Allah]] dan [[Mesias]] (Kristus). Umat Kristen percaya bahwa Yesus, selaku Mesias, [[Perminyakan (agama)|diurapi]] oleh Allah menjadi juru selamat umat manusia, dan yakin bahwa Yesus datang ke dunia sebagai penggenapan [[Yesus dan nubuat mesianik|nubuat tentang Mesias]] yang termaktub dalam Alkitab [[Perjanjian Lama]]. Konsep Mesias dalam agama Kristen pada dasarnya berbeda dari [[Mesias dalam Yudaisme|konsep Mesias dalam agama Yahudi]]. Inti dari keyakinan Kristen adalah bahwasanya dengan percaya dan menerima [[Kebangkitan Yesus|wafatkematian dan kebangkitan Yesus]], umat manusia yang [[dosa asal|berdosa]] dapat dirukunkan kembali dengan Allah, dan dengan demikian beroleh tawaran keselamatan dan janji [[Imortalitas|hidup kekal]].<ref>Metzger/Coogan, ''Oxford Companion to the Bible'', hlmn. 513, 649.</ref>
 
Meskipun ada berbagai macam perbedaan pandangan [[teologi Kristen|teologi]] mengenai [[Kristologi|kodrat Yesus]] pada abad-abad permulaan sejarah agama Kristen, pada umumnya umat Kristen percaya bahwa Yesus adalah [[Inkarnasi (Kekristenan)|penjelmaan Allah]] dan adalah "[[persatuan hipostatik|Allah sejati sekaligus manusia sejati]]" (atau seutuhnya ilahi dan seutuhnya insani). Karena [[Inkarnasi (Kekristenan)|menjelma menjadi manusia yang seutuhnya]], maka Yesus juga mengalami sakit derita dan godaan hidup selayaknya seorang manusia fana, namun tidak [[Dosa (Kristen)|berbuat dosa]]. Sebagai Allah yang seutuhnya, Yesus hidup kembali sesudah wafatkematiannya. Menurut Alkitab [[Perjanjian Baru]], Yesus [[Kebangkitan Yesus|bangkit]] dari antara orang mati,<ref>{{Alkitab|Kisah Para Rasul 2:24}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 2:31–32}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 3:15}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 3:26}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 4:10}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 5:30}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 10:40–41}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 13:30}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 13:34}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 13:37}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 17:30–31}}, {{Alkitab|Roma 10:9}}, {{Alkitab|1 Korintus 15:15}}, {{Alkitab|1 Korintus 6:14}}, {{Alkitab|2 Korintus 4:14}}, {{Alkitab|Galatia 1:1}}, {{Alkitab|Efesus 1:20}}, {{Alkitab|Kolose 2:12}}, {{Alkitab|1 Tesalonika 1:10}}, {{Alkitab|Ibrani 13:20}}, {{Alkitab|1 Petrus 1:3}}, {{Alkitab|1 Petrus 1:21}}</ref> [[Kenaikan Yesus|naik]] ke surga, duduk di sebelah kanan Sang Bapa,<ref>[[Wikisource:Doa Syahadat Nicea]]</ref> dan pada akhirnya akan [[Kedatangan Kedua Yesus Kristus|datang kembali]] ({{Alkitab|Kisah Para Rasul 1:9–11}}) untuk menggenapi [[Mesias|nubuat-nubuat selebihnya yang berkaitan dengan Mesias]], yakni [[kebangkitan orang mati]], [[pengadilan terakhir|penghakiman terakhir]], dan pendirian [[Kerajaan Allah]].
 
Menurut [[Injil Matius]] dan [[Injil Lukas]], Yesus [[Inkarnasi (Kekristenan)|dikandung]] berkat kuasa [[Roh Kudus]], dan dilahirkan oleh [[Maria|Perawan Maria]]. Hanya sedikit saja kisah masa kanak-kanak Yesus yang diriwayatkan dalam [[Injil|injil-injil]] [[Kanon Alkitab|sahih]], namun ada pula [[Apokrifa Perjanjian Baru|injil-injil tentang masa kanak-kanak Yesus]] yang populer pada [[era klasik|Abad Kuno]]. Sebaliknya masa dewasa Yesus, teristimewa sepekan menjelang wafatnyakematiannya, justru diriwayatkan secara terperinci oleh injil-injil yang terdapat dalam kumpulan kitab suci [[Perjanjian Baru]], karena masa-masa inilah yang diyakini paling penting. Riwayat-riwayat Alkitab tentang [[Pelayanan Yesus|karya pelayanan Yesus]] meliputi [[Pembaptisan Yesus|peristiwa pembaptisannya]], [[Mukjizat Yesus Kristus|mukjizat-mukjizatnya]], khotbah-khotbahnya, ajaran-ajarannya, serta sikap dan perbuatannya.
 
==== WafatKematian dan kebangkitan ====
{{utama|Penyaliban dan kematian Yesus|Kebangkitan Yesus}}
[[Berkas:Cristo crucificado.jpg|jmpl|ka|upright=0.9|''[[Kristus Tersalib (Velázquez)|Penyaliban]]'', gambaran wafatkematian [[Yesus]] di [[Salib Kristen|kayu salib]], lukisan karya [[Diego Velázquez]], abad ke-17]]
Bagi umat Kristen, kebangkitan Yesus adalah batu penjuru iman mereka ({{Alkitab|1 Korintus 15}}) dan peristiwa terpenting dalam sejarah.<ref>Hanegraaff. ''Resurrection: The Capstone in the Arch of Christianity''.</ref> Di antara sekian banyak keyakinan Kristen, wafatkematian dan kebangkitan Yesus adalah dua peristiwa utama yang melandasi sebagian besar doktrin dan teologi Kristen.<ref name="ACU-Death & Resurrection">{{cite web|url=http://dlibrary.acu.edu.au/research/theology/Walsh.htm |title=The Significance of the Death and Resurrection of Jesus for the Christian |publisher=Australian Catholic University National |accessdate=16 Mei 2007 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20070901153606/http://dlibrary.acu.edu.au/research/theology/Walsh.htm |archivedate=1 September 2007 |df=dmy }}</ref> Menurut Alkitab Perjanjian Baru, Yesus [[penyaliban|disalibkan]], wafatmeninggal secara jasmaniah, dimakamkan, dan bangkit dari antara orang mati tiga hari kemudian ({{Alkitab|Yohanes 19:30–31}}, {{Alkitab|Markus 16:1}}, {{Alkitab|Markus 16:6}}).
 
Alkitab Perjanjian Baru meriwayatkan beberapa peristiwa [[Kemunculan Yesus setelah kebangkitan|penampakan diri Yesus pascabangkit]] kepada [[kedua belas rasul]] dan [[Murid (Kekristenan)|murid-muridnya]], termasuk peristiwa penampakan yang disaksikan oleh "lebih dari lima ratus orang saudara sekaligus" ({{Alkitab|1 Korintus 15:6}}), sebelum [[kenaikan Yesus]] ke surga. WafatKematian dan kebangkitan Yesus diperingati oleh umat Kristen dalam semua ibadat, dan diperingati secara lebih khusus selama [[Pekan Suci]] (sudah termasuk [[Jumat Agung|Hari Jumat Agung]] dan [[Paskah|Hari Minggu Paskah]]).
 
WafatKematian dan kebangkitan Yesus lazimnya dianggap sebagai peristiwa-peristiwa terpenting dalam [[teologi Kristen]], salah satu sebabnya adalah karena peristiwa-peristiwa ini menunjukkan bahwa Yesus berkuasa atas hidup dan mati, dan oleh karena itu berwenang dan berkuasa untuk menganugerahkan [[Kehidupan kekal (Kekristenan)|hidup kekal]] kepada umat manusia.<ref>{{Alkitab|Yohanes 3:16}}, {{Alkitab|Yohanes 5:24}}, {{Alkitab|Yohanes 6:39–40}}, {{Alkitab|Yohanes 6:47}}, {{Alkitab|Yohanes 10:10}}, {{Alkitab|Yohanes 11:25–26}}, {{Alkitab|Yohanes 17:3}}</ref>
 
Gereja-Gereja Kristen mengakui dan mengajarkan riwayat [[Perjanjian Baru]] mengenai kebangkitan Yesus dengan segelintir pengecualian.<ref>Diambil dari sejumlah sumber, khususnya syahadat-syahadat awal, ''Katekismus Gereja Katolik'', karya-karya tulis teologi tertentu, serta berbagai macam pengakuan iman yang disusun pada zaman Reformasi Protestan, termasuk ''Tiga Puluh Sembilan Pasal Gereja Inggris'', dan karya-karya tulis yang termaktub dalam ''Buku Mufakat'' (''Concordia'').</ref> Beberapa pengkaji modern menjadikan kepercayaan para pengikut Yesus akan kebangkitannya sebagai titik tolak dalam menetapkan kesinambungan antara [[Yesus sebagai tokoh dalam sejarah|sosok Yesus selaku tokoh sejarah]] dan sosok Yesus dalam pewartaan [[Gereja perdana]].<ref>Fuller, ''The Foundations of New Testament Christology'', hlm. 11.</ref> Segolongan [[Kekristenan liberal|umat Kristen liberal]] tidak mengakui kebangkitan jasmaniah secara harfiah,<ref>Salah satu kesimpulan [[Jesus Seminar]]: "dalam pandangan seminar ini, ia tidak bangkit secara jasmaniah dari antara orang mati; peristiwa kebangkitan ini hanyalah didasarkan atas [[Hipotesis penglihatan|penglihatan-penglihatan]] yang dialami [[Simon Petrus|Petrus]], [[Paulus dari Tarsus|Paulus]], dan [[Maria Magdalena|Maria]]."</ref><ref>Funk. ''The Acts of Jesus: What Did Jesus Really Do?''.</ref> dan menganggap riwayat kebangkitan Yesus sekadar sebagai [[Mitologi|mitos]] yang kaya akan perlambang dan bermanfaat bagi pertumbuhan rohani. Argumen-argumen terkait keyakinan akan wafatkematian dan kebangkitan Yesus muncul dalam banyak [[debat]] keagamaan dan [[dialog lintas agama|dialog-dialog lintas agama]].<ref>Lorenzen. ''Resurrection, Discipleship, Justice: Affirming the Resurrection Jesus Christ Today'', hlm. 13.</ref> [[Paulus dari Tarsus|Rasul Paulus]], salah seorang pemeluk perdana sekaligus misionaris agama Kristen, pernah menulis bahwa "andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu" ({{Alkitab|1 Korintus 15:14}}).<ref>Ball/Johnsson (ed.). ''The Essential Jesus''.</ref>
 
=== Keselamatan ===
{{utama|Keselamatan (Kristen)}}
Sebagaimana orang Yahudi dan orang Romawi penyembah berhala pada zamannya, [[Paulus dari Tarsus|Rasul Paulus]] percaya bahwa korban persembahan berkhasiat menciptakan ikatan kekerabatan baru, menyucikan, dan mendatangkan kehidupan kekal.<ref name="remedy">{{cite journal |last=Eisenbaum |first=Pamela |date=Winter 2004 |title=A Remedy for Having Been Born of Woman: Jesus, Gentiles, and Genealogy in Romans |journal=Journal of Biblical Literature |volume=123 |issue=4 |pages=671–702 |url=http://www.sbl-site.org/assets/pdfs/JBL1234.pdf |format=PDF |accessdate=3 April 2009 |doi=10.2307/3268465 |jstor=3268465 |subscription=yes}}</ref> Bagi Paulus, korban persembahan yang diperlukan adalah wafatkematian Yesus. Bangsa-bangsa lain, yang berkat pengorbanan nyawa Yesus telah menjadi "milik kepunyaan Kristus", juga adalah keturunan Abraham dan "berhak menerima janji Allah", sama seperti bangsa Israel ({{Alkitab|Galatia 3:29}}).<ref>Wright, N.T. ''What Saint Paul Really Said: Was Paul of Tarsus the Real Founder of Christianity?'' (Oxford, 1997), hlm. 121.</ref> Allah yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati juga mengaruniakan kehidupan baru bagi "tubuh fana" umat Kristen dari bangsa-bangsa lain, yang bersama-sama dengan bangsa Israel telah menjadi "anak-anak Allah", dan oleh karena itu tidak lagi "hidup menurut daging" ({{Alkitab|Roma 8:9,11,16}}).<ref name="remedy" />
 
Gereja-gereja modern cenderung lebih memusatkan perhatiannya pada permasalahan tentang bagaimana umat manusia dapat [[Keselamatan|diselamatkan]] dari keadaan berdosa dan maut yang universal sifatnya itu, daripada permasalahan tentang bagaimana orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain dapat menjadi anggota keluarga Allah. Menurut doktrin Katolik maupun Protestan, keselamatan datang [[Pendamaian pengganti|berkat pengorbanan nyawa Yesus menggantikan umat manusia dan berkat kebangkitannya]]. Gereja Katolik mengajarkan bahwa keselamatan tidak terwujud tanpa adanya kesetiaan di pihak umat Kristen; orang-orang yang telah bertobat dan hendak menjadi pengikut Kristus harus hidup menurut prinsip-prinsip cinta kasih, dan sepatutnya harus dibaptis.<ref>KGK 846; Vatikan II, Lumen Gentium 14</ref><ref>Lihat kutipan-kutipan dari Konsili Trente mengenai pembenaran (justifikasi) di [http://www.justforcatholics.org/a14.htm Justforcatholics.org]</ref> [[Martin Luther]] mengajarkan bahwa baptisan diperlukan demi beroleh keselamatan, akan tetapi gereja Lutheran dan gereja-gereja Protestan lainnya pada zaman modern cenderung mengajarkan bahwa keselamatan adalah anugerah yang diperoleh seseorang berkat [[rahmat ilahi|kasih karunia Allah]], yang kadang-kadang didefinisikan sebagai "kerahiman tanpa pandang kelayakan", bahkan di luar dari baptisan.
Baris 165:
Pembahasan mengenai akhir dari segala sesuatu, baik akhir hayat setiap insan, akhir zaman, maupun akhir dunia, pada dasarnya adalah eskatologi Kristen, yakni kajian mengenai takdir umat manusia sebagaimana yang diwahyukan dalam Alkitab. Pokok-pokok bahasan utama dalam eskatologi Kristen adalah [[Kesusahan besar|zaman kesusahan besar]], maut dan akhirat, [[pengangkatan]], [[Kedatangan Kedua Yesus Kristus|kedatangan Yesus untuk kedua kalinya]], [[kebangkitan orang mati]], surga dan neraka, [[milenialisme]] (keyakinan tentang [[kerajaan seribu tahun]]), [[pengadilan terakhir]], hari kiamat, serta [[Eskatologi Kristen#langit yang baru dan bumi yang baru|langit yang baru dan bumi yang baru]].
 
Umat Kristen percaya bahwa kedatangan Kristus untuk kedua kalinya akan terjadi pada [[eskatologi|akhir zaman]], sesudah kurun waktu penganiayaan dahsyat (zaman kesusahan besar). Semua orang yang telah wafatmeninggal dunia akan [[kebangkitan orang mati|dibangkitkan secara jasmaniah dari kematian]] untuk menjalani pengadilan terakhir. Yesus akan mendirikan [[Kerajaan Allah]] yang paripurna untuk menggenapi [[nubuat Alkitab|nubuat-nubuat dalam Kitab Suci]].<ref name="res">[[Thomas Aquinas|Tomas Aquinas]], [http://www.newadvent.org/summa/5.htm ''Summa Theologicum, Supplementum Tertiae Partis''] soal 69 sampai 99</ref><ref>{{cite web | last =Calvin | first =John | title =Institutes of the Christian Religion, Buku ke-3, Bab 25 | work = | publisher =www.reformed.org | date = | url =http://www.reformed.org/books/institutes/books/book3/bk3ch25.html | doi = | accessdate =1 Januari 2008 }}</ref>
 
==== Maut dan akhirat ====
Sebagian besar umat Kristen percaya bahwa umat manusia akan menghadap mahkamah ilahi dan diganjari hidup kekal atau [[neraka|laknat kekal]]. Kepercayaan tentang mahkamah ilahi ini meliputi keyakinan akan [[pengadilan terakhir|penghakiman umum atas segenap umat manusia]] manakala [[kebangkitan orang mati|orang-orang mati dibangkitkan]], serta keyakinan (dianut oleh umat Kristen Katolik,<ref name="CEParticularJudgement">''[[Catholic Encyclopedia]]'', "[http://www.newadvent.org/cathen/08550a.htm Particular Judgment]".</ref><ref name="Ott">Ott, ''Grundriß der Dogmatik'', hlm. 566.</ref> Ortodoks,<ref>David Moser, ''[http://www.orthodox.net/articles/about-prayer-for-the-dead.html Apa keyakinan Ortodoks sehubungan dengan doa bagi orang mati]''.</ref><ref>Ken Collins, ''[http://www.kencollins.com/question-45.htm Apa yang terjadi bila aku mati?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080928055816/http://www.kencollins.com/question-45.htm |date=2008-09-28 }}''.</ref> dan sebagian besar denominasi Protestan) akan [[penghakiman khusus|penghakiman khusus atas tiap-tiap jiwa]] manakala yang bersangkutan mengalami kematian jasmani.
 
Dalam ajaran Katolik, orang-orang yang wafatmeninggal dalam keadaan berahmat, yakni tanpa [[dosa berat]] yang memisahkannya dari Allah namun belum sepenuhnya bersih dari akibat-akibat dosa, akan dimurnikan di [[purgatorium]] (alam pemurnian) sehingga mencapai kekudusan dan layak masuk ke hadirat Allah.<ref>{{cite web|url=http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/audiences/1999/documents/hf_jp-ii_aud_04081999_en.html |title=Audience of 4 August 1999 |publisher=Vatican.va |date=4 Agustus 1999 |accessdate=19 November 2010}}</ref> Orang-orang yang telah mencapai kekudusan disebut orang-orang kudus.<ref>''[[Catholic Encyclopedia]]'', "[http://www.newadvent.org/cathen/04171a.htm Persekutuan para kudus]".</ref>
 
Beberapa denominasi Kristen, misalnya [[Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh]], menganut paham [[mortalisme Kristen|mortalisme]], yakni keyakinan bahwa jiwa manusia tidak diciptakan baka, dan berada dalam keadaan tidak sadar sejak wafatmeninggal dunia sampai dengan dibangkitkan. Umat Kristen penganut paham mortalisme ini juga menganut paham [[anihilasionisme]], yakni keyakinan bahwa selepas pengadilan terakhir, orang-orang jahat akan lenyap, bukannya menanggung siksaan kekal. Umat Saksi Yehuwa juga menganut paham serupa.<ref>"Maut yang didatangkan Adam ke dalam dunia bersifat rohaniah maupun jasmaniah, dan hanya orang-orang yang beroleh izin masuk ke Kerajaan Allah sajalah yang akan ada secara kekal. Meskipun demikian, pemisahan ini belum terjadi sampai dengan Armagedon, manakala semua orang akan dibangkitkan dan diberi pilihan untuk meraih kehidupan kekal. Selama belum dibangkitkan, "orang-orang mati tidak menyadari apa-apa." Apa Yang Diniatkan Allah Bagi Bumi?" Situs Resmi Saksi Yehuwa. ''Menara Pengawal'', 15 Juli 2002.</ref>
 
== Ibadat ==
Baris 255:
''Doa syafaat'' adalah berdoa demi kepentingan orang lain. Ada banyak riwayat tentang doa syafaat dalam Alkitab, antara lain doa syafaat [[Petrus|Rasul Petrus]] demi kesembuhan orang-orang sakit ({{Alkitab|Kisah Para Rasul 9:40}}) dan doa syafaat [[nabi|nabi-nabi]] dalam Perjanjian Lama demi kepentingan orang lain ({{Alkitab|1 Raja-Raja 17:19–22}}). Dalam [[Surat Yakobus]], doa syafaat orang-orang percaya biasa tidak dibedakan dari doa syafaat [[Elia]], nabi besar Perjanjian Lama ({{Alkitab|Yakobus 5:16–18}}). Menurut agama Kristen, makbul tidaknya doa bergantung pada kuasa Allah, bukan pada status si pendoa.<ref name="NBDprayer"/>
 
Gereja purba, yang mencakup [[Kekristenan Timur|Gereja Timur]] maupun [[Kekristenan Barat|Gereja Barat]], mengembangkan tradisi memohon [[perantaraan para kudus|syafaat orang-orang kudus]] (yang sudah wafatmeninggal dunia). Sampai sekarang tradisi ini masih dipraktikkan dalam [[Gereja Ortodoks Timur]], [[Gereja Ortodoks Oriental]], [[Gereja Katolik]], dan sejumlah [[gereja Anglikan]]. Meskipun demikian, gereja-gereja yang terbentuk pada zaman Reformasi Protestan menolak tradisi berdoa kepada orang-orang kudus, dengan alasan bahwa Kristus adalah satu-satunya perantara bagi umat manusia.<ref>{{cite encyclopedia |author1=Ferguson, S. B. |author2=Packer, J. |last-author-amp=yes |year=1988 |title =Saints |encyclopedia= New Dictionary of Theology|publisher= Intervarsity Press |location=Downers Grove, IL |id= }}</ref> Tokoh Reformasi Protestan, [[Huldrych Zwingli|Hulderikus Zwingli]], mengaku pernah berdoa kepada orang-orang kudus sampai akhirnya diyakinkan oleh nas Alkitab bahwa perbuatan semacam itu adalah [[penyembahan berhala#Kristen|penyembahan berhala]].<ref>Madeleine Gray, ''The Protestant Reformation'', (Sussex Academic Press, 2003), hlm. 140.</ref>
 
Menurut [[Katekismus Gereja Katolik]], "berdoa adalah mengarahkan akal budi dan hati kepada Allah atau meminta hal-hal baik dari Allah."<ref>{{cite web|url=http://www.va/archive/catechism/p4s1.htm |title=Catechism of the Catholic Church: Bagian 4 – Christian Prayer |publisher=Va |date= |accessdate=19 November 2010 }}</ref> [[Buku Doa Umum|Buku Doa Bersama]] yang dipergunakan di kalangan Anglikan adalah sebuah buku pedoman tata ibadat di gereja yang memuat doa-doa, bacaan-bacaan Kitab Suci, dan sekumpulan madah atau mazmur untuk dinyanyikan.
Baris 269:
Agam Kristen bermula sebagai sebuah sekte [[agama Yahudi]] di [[Syam|kawasan Syam]], Timur Tengah, pada pertengahan abad pertama tarikh Masehi. Selain [[Yudaisme Bait Kedua|agama Yahudi era kenisah kedua]], keyakinan-keyakinan besar yang turut mempengaruhi [[Gereja perdana|agama Kristen perdana]] adalah [[Zoroastrianisme|agama Majusi]] dan [[Gnostisisme|ajaran-ajaran Gnostik]].<ref group="note" name="name">Istilah "orang Kristen" ({{Lang-el|Χριστιανός}}, ''Kristianos'') pertama kali digunakan sebagai sebutan bagi [[murid (Kekristenan)|murid-murid Yesus]] di kota [[Antiokhia]] ({{Alkitab|Kisah Para Rasul 11:26}}) pada ''[[circa|ca.]]'' 44 M. ''Kristianos'' berarti "pengikut Kristus". Sebutan ini diberikan oleh warga non-Yahudi Antiokhia kepada murid-murid Yesus. Dalam Perjanjian Baru, sebutan-sebutan bagi murid-murid Yesus di kalangan sendiri adalah "saudara", "orang beriman", "orang terpilih", "orang kudus", dan "orang percaya". Karya tulis tertua yang berisi kata ''Kristianos'' adalah surat-surat [[Ignatius dari Antiokhia|Ignasius dari Antiokhia]] yang ditulis sekitar tahun 100 M.{{ref|Elwell/Comfort. ''Tyndale Bible Dictionary'', hlmn. 266, 828.|name="Christian"}}</ref><ref name="Robinson"/><ref name="Esler"/><ref>{{cite journal|url=https://www.academia.edu/8616877/Zoroastrianism_The_Iranian_Roots_of_Christianity|title=Zoroastrianism: The Iranian Roots of Christianity|first=Bryan|last=Rennie}}</ref> John Bowker berpendapat bahwa gagasan-gagasan Kristen seperti "para malaikat, kiamat, pengadilan terakhir, kebangkitan, serta surga dan neraka mendapatkan bentuk dan maknanya dari ... kepercayaan-kepercayaan agama Majusi".<ref>{{cite book |title= World Religions: The Great Faiths Explored & Explained |edition= |last= Bowker|first= John|authorlink= John Bowker (teolog)|year= 1997|publisher= Dorling Kindersley Limited|location= London|isbn= 0-7894-1439-2|page= 13}}</ref> Agama Kristen mula-mula bertumbuh di bawah kepemimpinan [[kedua belas rasul]], khususnya [[Simon Petrus|Petrus]] dan [[Paulus dari Tarsus|Paulus]], yang dilanjutkan oleh para [[uskup]]<ref group="note">Dari bahasa {{lang-ar|أُسْقُف}}, ''usquf'', alih aksara dari {{lang-el|επίσκοπος}}, ''epískopos'', yang berarti penilik.</ref> perdana yang dihormati oleh umat Kristen selaku [[suksesi apostolik|pengganti para rasul]].
 
Menurut Kitab Suci agama Kristen, umat Kristen sejak semula telah [[Penindasan terhadap orang Kristen|ditindas]] oleh sejumlah pemuka agama Yahudi dan Romawi, yang tidak setuju dengan ajaran-ajaran para rasul (baca [[Perpecahan Gereja Perdana dan Yudaisme]]). Penindasan ini juga dilakukan melalui pemberian berbagai macam hukuman, termasuk hukuman mati, kepada umat Kristen, seperti yang dialami oleh [[Stefanus]] ({{Alkitab|Kisah Para Rasul 7:59}}) dan [[Yakobus|Yakobus bin Zebedeus]] ({{Alkitab|Kisah Para Rasul 12:2}}). Penindasan-penindasan berskala besar dilakukan oleh pemerintah Kekaisaran Romawi, dan pertama kali terjadi pada tahun 64, manakala [[Kaisar Nero]] mengambinghitamkan umat Kristen sebagai penyebab peristiwa [[Kebakaran Besar Roma|kebakaran besar di Roma]]. Menurut tradisi Gereja, pada masa penindasan Kaisar Nero inilah para pemimpin Gereja Perdana, Petrus dan Paulus, wafatmeninggal sebagai syuhada di Roma.
 
[[Kebijakan anti-Kristen di dalam Kekaisaran Romawi|Penindasan-penindasan]] yang lebih luas lagi berlangsung selama masa pemerintahan sembilan Kaisar Romawi berikutnya, dan yang paling gencar terjadi pada masa pemerintahan Kaisar [[Decius|Desius]] dan Kaisar [[Diokletianus|Dioklesianus]]. Semenjak tahun 150, para ulama Kristen mulai menghasilkan karya-karya tulis teologi dan apologi untuk membela iman Kristen. Para pujangga ini dikenal dengan sebutan [[Bapa Gereja|bapa-bapa Gereja]], dan kajian atas karya-karya mereka disebut [[Patristik|Studi Patristik]] atau Patrologi. Bapa-bapa Gereja terdahulu yang terkenal antara lain [[Ignatius dari Antiokhia|Ignasius dari Antiokhia]], [[Polikarpus]], [[Yustinus Martir]], [[Ireneus]], [[Tertulianus]], [[Klemens dari Aleksandria]], dan [[Origenes]].