Wangsa Isyana: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 30:
Ayah dari Airlangga adalah [[Udayana]] [[wangsa Warmadewa|Warmadewa]] raja Bali. Dalam beberapa prasasti, nama Mahendradatta atau Gunapriya Dharmapatni disebut lebih dulu sebelum suaminya. Hal ini menunjukkan seolah-olah kedudukan Mahendradatta lebih tinggi daripada Udayana. Mungkin saat itu Bali merupakan negeri bawahan Jawa. Penaklukkan Bali diperkirakan terjadi pada zaman pemerintahan [[Dyah Balitung]] (sekitar tahun [[890]]–[[900]]–an).
Prasasti Pucangan juga menyebutkan seorang raja bernama [[Dharmawangsa Teguh]], mertua sekaligus kerabat Airlangga. Para sejarawan cenderung sepakat bahwa Dharmawangsa adalah putra Makutawangsawardhana. Pendapat ini diperkuat oleh [[prasasti Sirah Keting]] yang menyebut Dharmawangsa dengan nama Sri Maharaja Isyana Dharmawangsa.
Dengan demikian, Dharmawangsa dapat dipastikan sebagai keturunan Mpu Sindok, meskipun prasasti Pucangan tidak menyebutnya dengan pasti.
Pada akhir pemerintahannya, [[Airlangga]] berhadapan dengan masalah persaingan perebutan takhta antara kedua putranya. Sebelum turun takhta, pada akhir November 1042 atas saran penasehat kerajaan [[Mpu Bharada]], Airlangga terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua.
Bagian barat yaitu wilayah [[Panjalu]] beribukota di [[Daha]] diberikan kepada [[Sri Samarawijaya]], kemudian wilayah bagian timur yaitu wilayah [[Janggala]] beribukota di [[Kahuripan]] diberikan kepada [[Mapanji Garasakan]].
== Daftar para raja ==
|