Konten dihapus Konten ditambahkan
k Maaf, Anda belum terdaftar sebagai anggota SPV
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 266:
Dari Sabang sampai Merauke ada Garuda Pancasila di jiwa mereka kesaktian Pancasila tidak diragukan lagi sebagai pedoman hidup bernegara walaupun berbeda-beda agama,walau berbeda-beda suku,walau berbeda-beda bahasa. Tetap Bhinneka Tunggal Ika
 
Entah sampai kapan tak terbatas ruang dan waktu dari anak-anak sampai tua semua cinta Garuda Pancasila. Disini ada Bendera Merah Putih.
Entah sampai kapan tak terbatas ruang dan waktu dari anak-anak sampai tua semua cinta Garuda Pancasila. Disini ada Bendera Merah Putih Berkibarlah Merah Putihku membentang luas hingga langit birumerahmu cahaya semangatku putihmu pelita jiwaku. Tak akan ada yang berani menodaimu Tak akan ada yang berani menghinamu Tak akan ada yang berani menghancurkanmu karena seluruh nusantara ini menjagamu jiwa patriotku jiwa nasionalis kami semua bersatu padu. Tak terbatas ruang dan waktu untuk melindungimu. Indonesia,ke mana hati kita tanam dalam-dalam di mana ruh kita simpan dalam dadadi mana bangsa kau junjung tinggi untuk memberikan kemerdekaan yang hak kita jangan melupakan perjuangan pahlawan yang gugur di negeri ini karena jasa-jasanya sangat berarti yang telah memberikan kemerdekaan ini
 
Berkibarlah Merah Putihku membentang luas ke langit biru merahmu cahaya semangatku Putihmu pelita jiwaku tak akan ada yang berani menodaimu tak akan ada yang berani menghinamu tak akan ada yang berani menghancurkanmu karena seluruh nusantara ini menjagamu. Jiwa patriotku Jiwa nasionalis kami semua bersatu padu tak terbatas ruang dan waktu untuk melindungimu. Aku kibarkan merah putih di dadaku penuh gelora dan bahana penuh cinta dan pesona membara. Aku kabarkan kepada dunia Nusantara indah yang kaya hutan raya panjang pesona tambang hasil bumi melimpah ruah cukup sandang cukup pangan Rakyat sehat kuat bersemangat Aku kibarkan bendera di dadaku penuh gelora dan bahana penuh cinta dan pesona membara. 

Aku kabarkan kepada duniiadunia sebuah tempat kaya pulau dan lautan bagaikan untaian permata Zamrud khatulistiwa yang jelita serpihan surga yang diturunkan ke dunia. Aku kepakkan sayap Garuda agar terbang tinggi di angkasa akan aku jaga dan lindungi Kekayaan ibu pertiwi agar bisa dinikmati Anak cucu nanti aku kibarkan bendera Aku kepakkan sayap Garuda Di seluruh nusantara
 
Ini benderaku, dua warna telah digambar dengan tubuh memar pahlawan bahkan tubuh luluh dengan tangan terpotong-potong hati tercabik-cabik diaduk di tungku peperangan merahnya membasahi bumi pertiwi putihnya jadi cermin negeri. Kuingin jadi angin berubah menjadi kau, kau, kau hingga menggunung menjaga bendera tetap berkibar. Sang Saka Merah Putih berkibar bendera ditingkah alir dan semilir udara helainya seperti tangan ibu pertiwi yang melambai mengusik puluhan mata mungil itu Anak Indonesia Raya, anak-anak memadu suara dengan nada yang sebagian di sana sebagian di sini,dengan tempo yang sebagian begitu sebagian begird, ada yang tegap berdiri,ada yang berjalan ke sana kemari,ada yang berjongkok amati semut beriringan,ada yang menangis di ujung perosotan.
Baris 274 ⟶ 276:
Aku anak hebat. Generasi penerus bangsa yang sehat karena tubuhku menyimpan beragam vitamin. Hasil kekayaan tanah yang subur dan air yang murni. Tanah air Indonesia. Aku anak hebat. Generasi penerus bangsa yang cerdas, karena aku dididik dan dibina oleh bapak dan ibu guru para insan cendekia. Aku anak hebat Generasi penerus bangsa yang berkuasa, karena jiwaku adalah jiwa dari para pahlawan yang tak pernah gentar berjuang demi bangsa ini bangsa Indonesia Aku anak hebat. Generasi penerus bangsa yang istimewa karena di dalam dadaku terukir Pancasila sebagai pedoman hidup dalam menghadapi dunia. Menjunjung tinggi martabat negaraku Indonesia.
 
Ku lihat patung pejuang berdiri di tepi jalan yang satu terluka yang lain memapahnya keduanya seolah berkata: "Lihat tetes darah kami nak membasah di haribaan ibu pertiwi Tak sempat kami melihat kalian. Hidup nyaman tanpa ketakutan" Lalu aku menarik leluhurku gugur berkalang tanah melepas nyawa untuk merdeka sedang aku kini hidup bahagia tanpa harus mengangkat senjata hanya tinggal mengisi kemerdekaan dengan berjuang belajar keterampilan tenaga. Menjadi anak yang berprestasi Mengharumkan nama bangsa Angin meniup senja menyapu reranting daun jatuh satu-satu burung gagak terbang di atas pusara rembulan cetak muncul berbagi senyap. Angin senja berdesir di hati air mata lalu menetes-netes basahi bumi meratapi pertiwi yang sedang dilanda badai rakyat pun tersedu-sedu tafakur kepada ilahitakdir mereka telah berjasa sangat berarti yang telah memberikan kemerdekaan ini.
 
<div style="height:300px;overflow:auto; background:white;"> {{Istimewa: Perubahan terbaru}} </div>