Jalan Tengah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 6:
Dalam Kitab Suci Pali Agama Buddha - Ajaran Theravada, kalimat "jalan tengah" dianggap berasal dari Sang Buddha sendiri dalam penjelasannya akan Jalan Utama Berunsur Delapan sebagai sebuah jalan antara pengajaran yang keras dan lembut. Naskah berbahasa Pali juga menggunakan kalimat "jalan tengah" guna menerangkan ajaran Sang Buddha akan asal-mula keterikatan sebagai sebuah pandangan akan pendapat keras mengenai keabadian dan ketidak-adaan (nihilisme).
==== Jalan Utama Berunsur Delapan ==
{{main|Jalan Utama Berunsur Delapan}}
Dalam Tipitaka, kata "Jalan Tengah" (Pali:''majjhimā paṭipadā'') disebut pertama kali oleh Sang Buddha pada khotbah pertamanya, Dhammacakkappavattana Sutta (SN 56.11). Khotbah ini dimulai dengan penjelasan akan dua cara keras yang harus dihindari oleh para bhikkhu, yaitu:
# mengumbar nafsu indriya (kāmasukhallikānuyoga), dan
# menyiksa diri (attakilamathānuyoga)
"Monks, these two extremes ought not to be practiced by one who has gone forth from the household life. (What are the two?) There is addiction to indulgence of sense-pleasures, which is low, coarse, the way of ordinary people, unworthy, and unprofitable; and there is addiction to self-mortification, which is painful, unworthy, and unprofitable.
|