Perjanjian Baljuna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 3:
 
Temüjin mengumpulkan kembali sisa-sisa pasukannya yang tersebar dan mundur ke Baljuna, sebuah sungai atau danau tak dikenal di tenggara [[Mongolia]]. Di sana, ia dan teman-teman terdekatnya bersumpah setia bersama, berjanji untuk berbagi kesulitan dan kemuliaan. Setelah menghabiskan musim panas merekrut prajurit yang tertarik dengan cita-cita kampanyenya, Temüjin mengumpulkan cukup banyak kekuatan untuk mengalahkan Kereit dalam pertempuran musim gugur itu. Tiga tahun kemudian pada tahun 1206, setelah mengalahkan semua musuh di [[Padang rumput Mongolia-Manchuria|padang rumput]], Temüjin menyebut dirinya Jenghis Khan di [[kurulai]] dan menghormati Baljunatu dengan perbedaan tertinggi dari [[Kekaisaran Mongol]] barunya. Sejarawan abad kesembilan belas meragukan [[historisitas]] episode tersebut karena kelalaiannya (mungkin karena heterogenitas para sumpah) dari ''[[Sejarah Rahasia Bangsa Mongol]]'', sebuah [[puisi epik]] abad ke-13 yang menceritakan kebangkitan Temüjin.
 
==Latar belakang==
[[Temüjin]] lahir antara 1155 dan 1167 Masehi dari pasangan [[Yesugei]], seorang kepala suku [[orang Mongol|Mongol]], dan istrinya yang berdarah [[Olkhonud]] bernama [[Hoelun]]. Yesugei wafat kala Temüjin berusia sembilan tahu. Ia, ibunya dan enam saudara lainnya semuanya ditinggalkan oleh suku mereka. Namun, keluarga tersebut bertahan hidup dan Temüjin mulai mengumpulkan sekelompok kecil pengikut, khususnya usai ia bersumpah atas kesetiaan terhadap ''anda'' ({{literally}} "[[saudara darah]]") ayahnya, kepala suku [[Toghrul]] dari suku [[Kereit]] tengah.{{sfnm|Morgan|1986|1pp=57–60|Ratchnevsky|1991|2pp=28–33|3a1=Fitzhugh|3a2=Rossabi|3a3=Honeychurch|3y=2009|3p=101}} Ambisinya dipicu oleh [[Jamukha]], ''anda''-nya sendiri, yang berulang kali berjuang sejak 1180-an. Meskipun Kereit adalah suku paling berkuasa di [[Padang rumput Eurasia|padang rumput Mongol]] pada 1201, kebangsawanan suku tersebut mulai mengkhawatirkan karena mereka kemudian akan dirampas oleh Temüjin yang bangkit dengan cepat dan menjadi dominan di Mongolia timur. Para aristokratnya dipimpin oleh putra Toghrul, Senggum, yang khawatir atas warisannya sendiri.{{sfnm|Atwood|2004|1pp=98, 259–260|May|2018|2pp=34–36}}
 
Kekhawatiran tersebut kemudian menjadi nyata. Dengan tujuan mengamankan kendali atas garis suksesi Kereit, Temüjin mencetuskan agar putra sulungnya [[Jochi]] menikahi putri Toghrul, Cha'ur Beki, menjanjikan salah satu putrinya untuk putra Senggum sebagai balasan terhadap pendirian ''quda'' ({{literally}} "aliansi perkawinan"). Senggum menolak ulusan ini: tak hanya posisinya selaku pewaris Kereit yang berresiko, namun ia mendapati ketidakhormatan usulan tersebut karena kemungkinan ketidaksahan Jochi.{{efn|Jochi lahir usai ibunya [[Börte]] diculik dan dirudapaksa oleh para anggota suku [[Merkit]]. Meskipun Genghis selalu memperlakukannya selaku putra kandung, keraguan terkait pengasuhan Jochi mengikutinya sepanjang hidupnya.{{sfn|Atwood|2004|p=278}}}} Senggum didukung dalam posisinya oleh aristokrasi suku, yang meliputi Altan dan Kuchar, dua kerabat Temüjin, dan Jamukha, yang menyerukan tindakan langsung melawan ''anda'' lamanya.{{sfnm|May|2018|1p=37|Ratchnevsky|1991|2pp=38, 67}} Posisi Toghrul yang dipersengketakan tidaklah jelas. Menurut ''[[Sejarah Rahasia Bangsa Mongol]]'', sebuah catatan abad ke-13 yang mengisahkan kehidupan Temüjin dan kampanye-kampanyenya, ia berdilema antara hubungan dekatnya dengan Temüjin dan cintanya untuk putranya, hanya memilih untuk mendukung yang terakhir kala disodorkan dengan sebuah [[ultimatum]]. Di sisi lain, menurut ''[[Jami al-tawarikh]]'' karya [[Rashid al-Din Hamadani|Rashid al-Din]] dan catatan sejarah lisan yang dikisahkan oleh [[Marco Polo]], Toghrul lantas melawan Temüjin dan bersikap murka terhadap usulan perkawinan tersebut.{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1p=68|Man|2004|2p=96}} Pikiran Toghrul mungkin disulut oleh utusan dagang dari [[Asia Tengah]] yang terdiri dari perwakilan [[Qara Khitai]] dan [[Uighur]], yang mungkin dikecualikan oleh Temüjin dari struktur dagang [[Jalur Sutra]] kala ia mulai berkuasa. Ambisi Temüjin sendiri nampaknya merupakan sesuatu yang disalahkan atas pengeroposan hubungan.{{sfnm|McLynn|2015|1p=72|2a1=Fitzhugh|2a2=Rossabi|2a3=Honeychurch|2y=2009|2p=102}}
 
Pada akhirnya, argumen Senggum diselaraskan dengan Toghrul. Meskipun menghindari konflik terbuka jika memungkinkan, pemimpin Kereit memajukan [[muslihat militer|rencana muslihat]]: ia memberitahu Temüjin bahwa ia memutuskan untuk menerima [[pernikahan perjodohan|perkawinan yang diusulkan]] dan berniat untuk mengadakan [[Andrawina|acara makan]] yang meriah. Temüjin yang tak curiga mengerahkan penjagaan minimal terhadap acara tersebut,{{efn|[[Rashid al-Din Hamadani|Rashid al-Din]] menyebut dia pengikut, sementara ''[[Sejarah Rahasia Bangsa Mongol]]'' menyebut sepuluh.{{sfn|Ratchnevsky|1991|p=69}}}} kala para konspirator telah berencana untuk [[penyergapan|menyergap]] dan membunuhnya. Kala rumor berlawanan diperingatkan oleh pelayan tua ayahnya, Münglig, ia dihentikan. Dipimpin oleh Senggum, Kereit kemudian dibawa ke lapangan secara paksa, dan Temüjin baru melarikan diri karena dua [[gembala]] bernama Badai dan Kishlik mendengarkan rencana tersebut dan datang untuk memperingatinya.{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1pp=68–69|May|2018|2p=37|Weatherford|2004|3p=56}} Karena kalah jumlah, Temüjin terpaksa melarikan diri. Ia berkendara dengan para pengikutnya ke perbatasan [[dinasti Jin (1115–1234)|Tiongkok Jin]]. Disana, ia berharap untuk menemukan pengerahan dan, jika dibutuhkan, mendapatkan perlindungan di sepanjang perbatasan. Bahkan meskipun ia menerima beberapa [[pembelot]] dari pasukan Kereit, termasuk Kuildar dari [[Manghud|Mankut]] dan Jurchedei dari {{ill|Uru'ud|ru|Уруты}}, Temüjin dikalahkan dalam [[Pertempuran Padang Pasir Qalaqaljid]] pada awal 1203. Pembelotan tersebut bersifat krusial dalam memperkenankan Temüjin untuk kabur—Jurchedei memanah Senggum, menghambat serangan Kereit—selain Toghrul juga memilih tak maju, dengan alasan bahwa musuhnya berada di luar citra strategis.{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1pp=69–70|McLynn|2015|2pp=73–74}}
 
==Referensi==