Azan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AF1011 (bicara | kontrib)
k Pembaruan sedikit, perbaikan bagian.
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
AF1011 (bicara | kontrib)
k Pembaruan sedikit, perbaikan bagian.
Baris 10:
 
== Sejarah ==
 
=== Sunni ===
[[Sunni]] menyatakan bahwa azan tidak ditulis atau diucapkan oleh nabi Islam, Muhammad, tetapi oleh salah satu [[Sahabat Nabi|Sahabatnya]] (para sahabatnya). Abdullah ibn Zayd, seorang sahabi Muhammad, mendapat penglihatan dalam mimpinya, di mana azan diwahyukan kepadanya oleh Tuhan. Dia kemudian menceritakan hal ini kepada teman-temannya. Sementara itu, kabar ini sampai ke Muhammad, yang membenarkannya. Karena suaranya yang menakjubkan, Muhammad memilih seorang budak Habeshan yang telah dibebaskan bernama [[Bilal bin Rabah|Bilal ibn Rabah al-Habashi]] untuk mengumandangkan azan. Muhammad lebih menyukai seruan itu daripada penggunaan [[lonceng]] (seperti yang digunakan oleh umat [[Kristen]]) dan [[terompet]] (seperti yang digunakan oleh umat [[Yahudi]]).<ref name="Sunan Abu Dawood">{{Cite web |title=Sahih Muslim |url=https://sunnah.com/muslim/4 |access-date=2020-03-18 |website=sunnah.com}}</ref><ref name="Sunan al-Tirmidhi">Sunan al-Tirmidzi (Arab) Bab Fitan, 2:45 (India) dan 4:501 Hadis #2225 (Mesir); Hadits #2149 (penomoran al-'Alamiyyah)</ref><ref>{{cite book |last=Haykal |first=Muhammad Husayn |author-link=Muhammad Husayn Haykal |title=The Life of Muhammad |url=https://books.google.com/books?id=fOyO-TSo5nEC&pg=PA200 |isbn= 9789839154177|page=200|date=Mei 1994}}</ref>
 
Mulanya, pada suatu hari Nabi Muhammad mengumpulkan para sahabatnya untuk meminta pendapat mereka mengenai bagaimana metode terbaik untuk memberi tahu umat muslim tentang masuknya waktu [[salat]]. Beberapa dari mereka mengusulkan penggunaan [[trompet]], tetapi Nabi tidak menyukainya karena itu menyerupai orang-orang [[Agama Yahudi|Yahudi]]. Lalu ada yang mengajukan penggunaan [[lonceng]], tetapi itu juga tidak disukai oleh Nabi karena menyerupai orang-orang [[Kristen|Nasrani]].<ref>{{Cite web|title=Hadits Majah No. 699 {{!}} Memulai adzan|url=http://www.hadits.id/hadits/majah/699|website=Hadits.id|access-date=2022-02-22}}</ref> Apalagi dengan fakta bahwa Nabi Muhammad di lain kesempatan bersabda, "Lonceng (''الجرس'') adalah alat musik setan",<ref name=":0">{{Cite web|title=Sahih Muslim 2114 - The Book of Clothes and Adornment - كتاب اللباس والزينة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:2114|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}</ref> dan "Malaikat tidak menemani para pejalan yang ada lonceng dan [[anjing]] bersamanya."<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 2113a - The Book of Clothes and Adornment - كتاب اللباس والزينة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:2113a|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}</ref> Namun terdapat pula riwayat-riwayat [[Shahih (disambiguasi)|sahih]] yang berisi bahwa ketika Nabi Muhammad ditanyakan bagaimana wahyu dari Allah turun kepada beliau, Sang Nabi menjawab, wahyu dari Allah "terkadang turun kepadaku seperti bunyi lonceng (''الجرس'' )."<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 2333b - The Book of Virtues - كتاب الفضائل - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:2333b|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3215 - Beginning of Creation - كتاب بدء الخلق - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3215|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}</ref>
<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2 - Revelation - كتاب بدء الوحى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2|website=sunnah.com|access-date=2022-02-22}}</ref>
Baris 39 ⟶ 40:
 
Kejadian dalam hadis tersebut terjadi di [[Madinah]] pada tahun pertama [[Hijriah]] atau 622 M.<ref>{{id}}Saiyid Sabiq. [[1974]] ''Fikih Sunnah 1'', Bandung: PT Alma'arif. h. 197.</ref>
 
Pada saat [[salat Jumat]] (''Salat al-Jumu'ah''), ada satu azan tetapi sebagian Muslim Sunni menambahnya menjadi dua azan; yang pertama adalah mengajak masyarakat ke masjid, yang kedua diucapkan sebelum Imam memulai khutbah (khutbah). Tepat sebelum salat dimulai, seseorang di antara jamaah membacakan iqama seperti dalam semua salat. Dasarnya adalah pada masa Khalifah Utsman beliau memerintahkan untuk mengumandangkan dua kali azan, azan pertama dikumandangkan di pasar untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa salat Jumat akan segera dimulai, dan azan kedua akan segera dimulai. menjadi acara rutin yang diadakan di masjid. Tidak semua kaum Sunni lebih menyukai dua kali azan karena kebutuhan untuk memperingatkan masyarakat akan waktu salat yang akan datang sudah tidak penting lagi karena sekarang waktu salat sudah diketahui.{{cn}}
 
=== Syiah ===
Sumber-sumber [[Syiah]] menganggap bahwa azan diperintahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad untuk mengajak umat muslim salat. Bagi mereka, tidak ada seorang pun yang berkontribusi dalam komposisi dan lafal azan. Sementara itu, [[Bilal bin Rabah]] kenyataannya merupakan orang pertama yang mengumandangkan azan secara keras di muka jamaah.<ref name="Sunan Abu Dawood" /><ref name="Sunan al-Tirmidhi" /><ref name="Quran 1">[[Quran]] [http://al-quran.info/?x=y#&&sura=32&aya=21&trans=en-ali_quli&show=both,quran-uthmani&ver=2.00 : Surah Sajda: Ayat 24-25]</ref>
 
Yang membedakan azan Sunni dan Syiah adalah keberadaan syahadat ketiga (syahadat [[imamah]]), serta ucapan ''ḥayya ʿalā khairil-ʿamal''{{smallsup|i}}.<ref>{{Cite web|date=2020-12-08|title=Apakah Boleh Menambah dan atau Mengurangi Lafal Adzan?|url=https://republika.co.id/share/qkzpjt320|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-12-14}}</ref>
Baris 133 ⟶ 136:
 
== Menjawab azan ==
 
=== Sunni ===
[[Sunni]] menyatakan bahwa azan tidak ditulis atau diucapkan oleh nabi Islam, Muhammad, tetapi oleh salah satu [[Sahabat Nabi|Sahabatnya]] (para sahabatnya). Abdullah ibn Zayd, seorang sahabi Muhammad, mendapat penglihatan dalam mimpinya, di mana azan diwahyukan kepadanya oleh Tuhan. Dia kemudian menceritakan hal ini kepada teman-temannya. Sementara itu, kabar ini sampai ke Muhammad, yang membenarkannya. Karena suaranya yang menakjubkan, Muhammad memilih seorang budak Habeshan yang telah dibebaskan bernama [[Bilal bin Rabah|Bilal ibn Rabah al-Habashi]] untuk mengumandangkan azan. Muhammad lebih menyukai seruan itu daripada penggunaan [[lonceng]] (seperti yang digunakan oleh umat [[Kristen]]) dan [[terompet]] (seperti yang digunakan oleh umat [[Yahudi]]).<ref name="Sunan Abu Dawood">{{Cite web |title=Sahih Muslim |url=https://sunnah.com/muslim/4 |access-date=2020-03-18 |website=sunnah.com}}</ref><ref name="Sunan al-Tirmidhi">Sunan al-Tirmidzi (Arab) Bab Fitan, 2:45 (India) dan 4:501 Hadis #2225 (Mesir); Hadits #2149 (penomoran al-'Alamiyyah)</ref><ref>{{cite book |last=Haykal |first=Muhammad Husayn |author-link=Muhammad Husayn Haykal |title=The Life of Muhammad |url=https://books.google.com/books?id=fOyO-TSo5nEC&pg=PA200 |isbn= 9789839154177|page=200|date=Mei 1994}}</ref>
 
Pada saat [[salat Jumat]] (''Salat al-Jumu'ah''), ada satu azan tetapi sebagian Muslim Sunni menambahnya menjadi dua azan; yang pertama adalah mengajak masyarakat ke masjid, yang kedua diucapkan sebelum Imam memulai khutbah (khutbah). Tepat sebelum salat dimulai, seseorang di antara jamaah membacakan iqama seperti dalam semua salat. Dasarnya adalah pada masa Khalifah Utsman beliau memerintahkan untuk mengumandangkan dua kali azan, azan pertama dikumandangkan di pasar untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa salat Jumat akan segera dimulai, dan azan kedua akan segera dimulai. menjadi acara rutin yang diadakan di masjid. Tidak semua kaum Sunni lebih menyukai dua kali azan karena kebutuhan untuk memperingatkan masyarakat akan waktu salat yang akan datang sudah tidak penting lagi karena sekarang waktu salat sudah diketahui.{{cn}}
 
Apabila mendengar suara azan, jamaah akan menjawab azan tersebut dengan mengucapkan lafal yang sama dengan yang diucapkan oleh [[muazin]], kecuali apabila muazin mengucapkan: ''ḥayya alaṣ-ṣalāh{{smallsup|ti}}'', ''ḥayya ʿalal-falāḥ{{smallsup|i}}'', dan ''aṣ-ṣalātu khairun minan-naum''{{smallsup|i}} <ref>Muwatta</ref>