Jalan Tengah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 24:
{{cquote|... pelatihan semacam ini berhubungan dengan cara 'hidup perkotaan', yang menerima kesenangan indriyawi sebagai faktor tertinggi kebahagiaan; semakin tinggi kegemaran, semakin bahagia ....<br><br>
Sang Buddha mengajarkan bahwa kegemaran akan kesenangan indriawi bukanlah pelatihan bagi yang tercerahkan, mereka yang terhormat (ariya). Para Ariya yang menjalani kehidupan duniawi tidak memiliki keterikatan akan obyek indriawy. Sebagai contoh, pada tingkatan pertama dalam hidupan mulia, sotapanna, atau pemenang arus, belum lagi mengalahkan nafsu atau hasrat. Pengertian pada tahap awal akan kegemaran jasmani yang masih ditoleransi (sukhasaññā) masih lemah. Akan tetapi, seorang pemenang arus tidak akan merasa perlu untuk menggemari keinginan duniawi.<ref> {{eng}} Dhamma (1997), p. 25. </ref>
|4=
|5=}}
Berdasarkan naskah dalam kitab suci, ketika Sang Buddha menyampaikan Dhammacakkappavattana Sutta, Ia menyampaikan hal ini kepada lima orang bhikkhu ((Assajji, Vappa, Bhadiya, Kondañña, Mahanama) yang dahulu bersama-sama melakukan kehidupan pertapaan yang keras. Dengan demikian, hal ini dan juga hubungan yang lebih luas dengan ajaran Shramanic dari India yang memberikan hubungan utama dengan perbedaan pendapat akan penyiksaan diri yang keras (Pali: atta-kilamatha)
|