Jalan Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
Tjmoel (bicara | kontrib)
Baris 32:
=== Hukum Sebab Musabab ===
{{main|Paticcasamuppada}}
Harvey (2007) writes, "Conditioned Arising is ... a 'Middle Way' which avoids the extremes of 'eternalism' and 'annihilationism': the survival of an eternal self, or the total annihilation of a person at death."[8] In Theravadan literature, this usage of the term "Middle Way" can be found in 5th c. CE Pali commentaries.[9]
 
Dalam [[Tipitaka]] [[Pali]] sendiri, pandangan ini tidak disebut dengan jelas sebagai "Jalan Tengah" (''majjhimā paṭipadā'') tetapi secara harafiah mengacu sebagai "mengajar di tengah" (''majjhena dhamma'') sebagaimana disebutkan dalama kalimat ini:
 
{{cquote|''’Segala sesuatu ada’: Ini adalah satu pandangan ekstrim.''<br>
''‘Segala sesuatu tidak ada‘: ini adalah pandangan ekstrim kedua.''<br>
''Menghindari kedua pandangan ekstrim ini,''<br>
''Sang Tathagata mengajarkan Dhamma melalui jalan tengah:''<br>
<br>
:''‘Sabbaṃ atthī’ti kho, kaccāna, ayameko anto.''<br>
:''‘Sabbaṃ natthī’ti ayaṃ dutiyo anto.''<br>
:''Ete te, kaccāna, ubho ante anupagamma ''<br>
:''majjhena tathāgato dhammaṃ deseti''
|4=
|5=}}
 
Dalam khotbah ini, Sang Buddha kemudian menjelaskan asal-mula penyebab [[Dukkha|penderitaan]] (''dukkha'') - dari [[Avijja|kebodohoan]] (''avijja'') kepada penuaan dan kematian (''jaramarana'') - dan urutan sebalik-nya yang paralel akan hilangnya faktor-faktor tersebut (lihat pula - [[Hukum sebab akibat]] dan [[dua belas nidana]]). Dengan demikian, SOTERIOLOGYpengajaran Mazhab Theravada, tidak terdapat baik diri yang sejati atau ketiadaan sepenuhnya akan 'manusia' pada saat kematian'; hanya terdapat kemunculan atau ketiadaan akan keadaan yang sesungguhnya terjadi.
Lihat pula: [[Anatta]]