Saputangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pranala luar: clean up
Elye W. (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
Baris 8:
Catatan tersebut merupakan dokumen tertua yang menjelaskan penggunaan saputangan untuk membuang ingus.
 
Saputangan sebenarnya sudah disebut-sebut dalam syair karya [[Catulus]] (85-87 SM). Tidak seperti saat ini, alat pengusap [[keringat]] kala itu terbuat dari jalinan [[rumput]]. Memasuki abad pertama sebelum masehi, barulah saputangan terbuat dari kain linen. Meski sederhana, hanya golongan masyarakat kelas atas yang sanggup memilikinya. Itu sebabnya saputangan diperlakukan dengan sangat istimewa dan untuk pemakaiannya yang eksklusif.
 
Memasuki abad ke-14, sudah banyak masyarakat di [[Eropa]] yang menyadari saputangan sebagai bagian tak terpisahkan dari gaya busana. Terutama di [[Italia]], tempat pertama kali ide saputangan muncul dari seorang wanita [[Venesia]], yang memotong-motong rami menjadi bentuk bujur sangkar dan menghiasinya dengan renda. Kala itu saputangan bertambah fungsinya sebagai sarana bertutur sapa di antara masyarakat kelas atas dengan cara melambai-lambaikannya. Sementara di gedung teater ia dilambai-lambaikan untuk memberi sambutan hangat kepada para pemainnya.
 
Dari [[Italia]] saputangan menyebar ke seantero Prancis. Para bangsawan di bawah Raja [[Henry II]] memiliki andil besar dalam penyebarannya. Waktu itu saputangan sudah berbahan dasar sangat mahal, berhiaskan [[bordir]] sedemikian rupa sehingga sangat menarik dan menjadi barang mewah.
 
Fungsinya menjadi agak berbeda ketika cerutu diperkenalkan di Eropa abad ke-17. Mengisap [[cerutu]] menjadi kebiasaan yang sangat elegan. Sayangnya, mengisap cerutu dapat meninggalkan noda cokelat di hidung yang sangat mengganggu penampilan. Di sinilah terjadi perkembangan dengan munculnya saputangan ukuran besar berwarna gelap.