Cetbang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Verosaurus (bicara | kontrib) |
Thesillent (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 26:
=== Masa Majapahit (1300-an sampai 1478) ===
[[Berkas:Cetbang Majapahit of 1470-1478, collection of The Metropolitan Museum of Art.jpg|jmpl|435x435px|Meriam cetbang Majapahit yang tersimpan di [[Metropolitan Museum of Art]] di New York, Amerika Serikat, berasal dari tahun 1470–1478. Perhatikan lambang [[Surya Majapahit]]. Tonjolan di bagian belakang kamar peluru sebenarnya merupakan lubang tempat dipasangnya popor kayu.]]
Teknologi senjata bubuk mesiu diperkirakan masuk ke Majapahit pada saat invasi tentara [[Kubilai Khan]] dari [[Tiongkok]] di bawah pimpinan [[Ike Mese]] yang bekerjasama dengan [[Raden Wijaya]] saat menggulingkan [[Jayakatwang]] pada tahun 1293. Saat itu, tentara Mongol menggunakan senjata yang disebut 炮 (Pào) ketika menyerang pasukan Daha (sekarang [[Kediri]]) (Groeneveld, 1876: 24).<ref name="Schlegel">Schlegel, Gustaaf (1902). "On the Invention and Use of Fire-Arms and Gunpowder in China, Prior to the Arrival of European". ''T'oung Pao''. 3: 1–11.</ref>{{Rp|1–2}}<ref>Lombard, Denys (2005). ''Nusa Jawa: Silang Budaya, Bagian 2: Jaringan Asia''. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 208.</ref><ref>Reid, Anthony (2011). ''Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid II: Jaringan Perdagangan Global''. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hal. 255.</ref> Senjata ini ditafsirkan berbeda oleh peneliti, ia mungkin merupakan manjanik yang melempar bom petir (Nugroho, 2011: 124), senjata api, atau meriam (Schlegel, 1902: 10), atau sejenis roket (Groeneveldt, 1876: 24). Tidak menutup kemungkinan bahwa senjata bubuk mesiu yang dibawa pasukan Mongol-Cina berjumlah lebih dari 1 jenis.<ref name=":10" />{{Rp|97}}
[[Stamford Raffles]] menulis dalam bukunya ''[[The History of Java]]'' bahwa pada tahun 1247 [[Tahun Saka|saka]] ([[1325]] M), meriam telah banyak digunakan di Jawa terutama oleh [[Majapahit]]. Tercatat bahwa kerajaan-kerajaan kecil di [[pulau Jawa|Jawa]] yang meminta perlindungan pada Majapahit harus menyerahkan meriam mereka kepada Majapahit.<ref>{{Cite book|url=https://archive.org/details/historyofjava02raff/page/n115/mode/2up?q=|title=The History of Java|last=Raffles|first=Thomas Stamford|publisher=John Murray, Albemarle Street|year=1830|isbn=|location=London|pages=}}</ref>{{Rp|106}}<ref>{{Cite journal|last=Yusof|first=Hasanuddin|date=September 2019|title=Kedah Cannons Kept in Wat Phra Mahathat Woramahawihan, Nakhon Si Thammarat|url=|journal=Jurnal Arkeologi Malaysia|volume=32|pages=59-75|via=}}</ref>{{Rp|61}} Majapahit di bawah ''Mahapatih'' (perdana menteri) [[Gajah Mada]] (bertugas tahun
Kerajaan tetangga Majapahit, [[Kerajaan Sunda|Sunda]], dicatat menggunakan bedil selama [[pertempuran Bubat]] tahun 1357. Kidung Sunda pupuh 2 bait 87–95 menyebutkan bahwa orang Sunda memiliki ''juru-modya ning bedil besar'' ''ing Bahitra'' (pembidik / operator meriam besar pada kapal-kapal) di sungai dekat alun-alun Bubat. Pasukan Majapahit yang berada di dekat sungai itu tidak beruntung: Mayat-mayat mereka hampir tidak bisa disebut mayat, mereka cacat, tercabik-cabik dengan cara yang paling mengerikan, lengan dan kepala terlempar. Bola meriam dikatakan dilepaskan seperti hujan, yang memaksa pasukan Majapahit mundur di bagian pertama pertempuran.<ref>Berg, C. C., 1927, [https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.530847/page/n11/mode/2up?q= Kidung Sunda. Inleiding, tekst, vertaling en aanteekeningen], ''BKI'' LXXXIII : 1-161.</ref>{{Rp|34, 104-105}}
[[Ma Huan]] (penerjemah [[Cheng Ho]]) mengunjungi Jawa pada [[1413]] dan membuat catatan tentang adat setempat. Bukunya, [[Yingyai Shenglan|''Yingyai Shenlan'']], menjelaskan bahwa meriam ditembakan dalam upacara pernikahan Jawa ketika sang suami mengawal istri barunya ke rumah perkawinan bersamaan dengan suara gong, drum, dan petasan.<ref name=":7" />{{Rp|245}} ''Haiguo Guangji'' (海国广记) dan ''Shuyu zhouzi lu'' (殊域周咨錄) mencatat bahwa Jawa sangat luas dan padat penduduknya, serta tentara ber[[baju zirah]] dan meriam tangan (火銃—huǒ chòng) milik mereka mendominasi lautan timur.<ref>{{Cite book|last=Hesheng|first=Zheng|last2=Yijun|first2=Zheng|year=1980|url=https://books.google.co.id/books?id=ao8GAQAAIAAJ&q=%E7%88%AA%E5%93%87%E9%8A%83&dq=%E7%88%AA%E5%93%87%E9%8A%83&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjbkMiO1KX-AhXc7jgGHbmxCqo4MhDoAXoECAIQAg|title=郑和下西洋资料汇编 (A Compilation of Materials on Zheng He's Voyages to the West) Volume 2, Part 1|publisher=齐鲁书社 (Qilu Publishing House)|quote=《海国广记·爪哇制度》有文字,知星历。其国地广人稠,甲兵火铳为东洋诸番之雄。其俗尚气好斗,生子一岁,便以匕首佩之。刀极精巧,名日扒刺头,以金银象牙雕琢人鬼为靶。男子无老幼贫富皆佩,若有争置,即拔刀相刺,盖杀人当时拿获者抵死,逃三日而出,则不抵死矣。}}</ref>{{Rp|755}}<ref>{{Cite book|last=Congjian|first=Yan|year=1583|url=https://ctext.org/wiki.pl?if=en&chapter=202042|title=殊域周咨錄 (Shuyu Zhouzilu) 第八卷真臘 (Volume 8 Chenla)|pages=111|quote=其國地廣人稠,甲兵火銃,為東洋諸番之雄。其俗尚氣好鬥。}}</ref><ref>{{Cite book|year=2019|url=https://books.google.com/books?id=BIG9DwAAQBAJ&dq=%E7%88%AA%E5%93%87%E9%8A%83&pg=PT79|title=南海文明圖譜:復原南海的歷史基因◆繁體中文版 (Map of South China Sea Civilization: Restoring the Historical Gene of the South China Sea. Traditional Chinese Version)|publisher=Rúshì wénhuà|isbn=9789578784987|editor-last=Wenbin|editor-first=Yan|page=70|quote=《海國廣記》記載,爪哇「甲兵火銃為東洋諸蕃之冠」。}}</ref>
Karena dekatnya hubungan maritim Nusantara dengan wilayah India barat, setelah tahun [[1460]] jenis senjata bubuk mesiu baru masuk ke Nusantara melalui perantara orang Arab. Senjata ini sepertinya adalah meriam dan bedil tradisi Turki Usmani, misalnya prangi, yang merupakan meriam putar isian belakang.<ref name=":10" />{{Rp|94-95}}
=== Munculnya Islam (1478–1600) ===
|