Julius Robert Oppenheimer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 105:
| bibcode = 1931PhRv...38...57H }}</ref> Berdasarkan bukti empiris, ia dengan tepat membantah teori Dirac yang menyatakan bahwa dua [[tingkat energi]] [[atom hidrogen]] memiliki energi yang sama. Selanjutnya, salah seorang mahasiswa doktornya, [[Willis Lamb]], menemukan bahwa hal tersebut merupakan konsekuensi dari peristiwa yang dikenal sebagai [[pergeseran Lamb]]. Lamb kemudian meraih [[Nobel Fisika]] pada tahun 1955.<ref name="Bird, p. 88" />
 
Bersama mahasiswa doktor pertamanya, [[Melba Phillips]],{{refn|group=catatan|Oppenheimer dikatakan memiliki tiga murid PhD yang berada di bawah pembimbing lainnya: Harvey Hall dan J. Franklin Carlson di bawah bimbingan William Howell Williams; dan Leo Nedelsky, yang berada di bawah bimbingan [[Samuel K. Allison]]. Pada 1931, Hall menjadi murid Oppenheimer pertama yang meraih gelar PhD.{{sfn|Monk|2012|pp=174–175}} }} Oppenheimer mengerjakan perhitungan radioaktivitas artifisial dengan cara bombardemen oleh [[deuteron]]. Ketika [[Ernest Lawrence]] dan [[Edwin McMillan]] membombardir [[inti atom]] dengan deuteron, ditemukan hasil yang sangat sesuai dengan teori [[George Gamow]], tetapi ketika energi yang lebih tinggi dan inti yang lebih berat diuji cobakan, hasilnya tidak sesuai dengan teori tersebut. Pada tahun 1935, Oppenheimer dan Phillips mengembangkan sebuah teori—saat ini dikenal dengan [[proses Oppenheimer–Phillips]]—untuk menjelaskan hasilnya. Teori tersebut masih digunakan sampai sekarang.<ref>{{harvnb|Cassidy|2005|p=173}}</ref>{{refn|group=catatan|Murid-murid doktoral OppenheimerlainnyaOppenheimer lainnya: [[Arnold Nordsieck]], Glen Camp, [[Willis Lamb]], Samuel Batdorf, Sydney Dancroft, [[George Volkoff]], [[Philip Morrison]], [[Hartland Snyder]], Joseph Keller, [[Robert Christy]], Eugene Cooper, Shichi Kusaka, Richard Dempster, Roy Thomas, Eldred Nelson, [[Bernard Peters]], Edward Gerjuoy, [[Stanley Frankel]], Chaim Richman, [[Joseph Weinberg]], [[David Bohm]], [[Leslie Foldy]], [[Harold Lewis]] dan [[Siegfried Wouthuysen]].{{sfn|Cassidy|2005|pp=358–362}}}}
 
Pada awal 1930, Oppenheimer menulis sebuah makalah yang memprediksi keberadaan [[positron]]. Makalah ini ditulisnya setelah [[Paul Dirac]] berpendapat bahwa elektron dapat memiliki muatan positif dan energi negatif. Teori Dirac memperkenalkan sebuah persamaan, yang dikenal sebagai [[persamaan Dirac]]. Persamaan ini mempersatukan [[mekanika kuantum]], [[relativitas khusus]], dan konsep [[spin]] elektron, untuk menjelaskan [[efek Zeeman]].<ref name="QuantumElectron">{{cite journal