Perang Napoleon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20230709)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Vëantur07 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 191:
Koalisi kedua dibentuk pada tahun [[1798]], yang terdiri atas beberapa kerajaan: [[Austria]], [[Britania Raya]], [[Kerajaan Napoli]], [[Kesultanan Utsmaniyah]], [[Negara Gereja]], [[Portugal]], dan [[Rusia]]. Napoleon Bonaparte, sang arsitek utama kemenangan [[Prancis]] pada tahun lalu atas koalisi pertama, melancarkan aksi militer ke [[Mesir]] (beberapa ilmuwan diikutsertakan dalam ekspedisi ini termasuk [[Jean Baptiste Joseph Fourier]] dan [[Batu Rosetta|Jean-Francois Champollion]]).
 
Napoleon kembali ke [[Prancis]] pada tanggal [[23 Agustus]] [[1799]]. Kemudian ia mengambil alih pemerintahan pada tanggal [[9 November]] [[1799]] dalam sebuah kudeta yang kemudian disebut ''[[Kudeta 18 Brumaire'']]. Napoleon menata ulang sistem militer Prancis dan membuat pasukan cadangan untuk mendukung aksi militer di sekitar [[Rhine]] dan [[Italia]]. Di semua pertempuran, [[Prancis]] lebih unggul. Di [[Italia]], Napoleon memenangkan pertempuranperang dengan [[Austria]] dalam [[Pertempuran Marengo|Marengo]] pada tahun [[1800]]. Tetapi pertempuran yang menentukan terjadi di [[Rhein]], dalam [[Pertempuran Hohenlinden]] pada tahun [[1800]]. Dengan kalahnya [[Austria]], kekuatan koalisi kedua hancur. Akan tetapi [[Britania Raya]] tetap kuat dan memberi pengaruh yang besar kepada negara-negara lainnya agar dapat mengalahkan [[Prancis]]. [[Napoleon]] menyadari hal ini,bahwa tanpa kekalahan [[Inggris]] atau perjanjian damai dengannya, maka ia tidak akan pernah mencapai perdamaian secara penuh di benua [[Eropa]].
 
== Perang Inggris dan Prancis, 1803–1814 ==
Tidak seperti anggota koalisi lainnya, Inggris tetap berperang secara kecil-kecilan dengan Prancis. Dengan perlindungan dari armada lautnya yang sangat kuat, seperti yang diucapkan Admiral Jervis "''Saya tidak menjamin bahwa Prancis tidak akan datang menyerang kita, tetapi saya menjamin bahwa mereka tidak akan datang lewat laut''", Inggris dapat tetap mensuplai dan mengadakan perlawanan di darat secara global selama lebih dari satu dekade. Bala tentara Inggris juga menyokong pemberontak di Spanyol melawan Prancis dalam perang Peninsular pada tahun [[1808]]-[[1814]]. Dilindungi oleh kondisi alam yang menguntungkan, serta dibantu dengan pergerakan gerilyawan yang sangat aktif, pasukan Anglo-Portugis ini sukses mengganggu pasukan Prancis selama beberapa tahun. Puncaknya pada tahun [[1815]], tentara Inggris memainkan peran penting dalam mengalahkan pasukan Napoleon pada [[pertempuran Waterloo]].
[[Berkas:Jacques-Louis David 019.jpg|jmpl|200px|kiri|''Dimahkotainya Napoleon'' (dilukis oleh Jacques-Louis David)]]
Sebenarnya perjanjian damai (''[[Persetujuan Amiens|Perjanjian Amiens]]'') antara Inggris dan Prancis telah disepakati pada tanggal [[25 Maret]] [[1802]]. Tetapi kedua belah pihak tidak pernah mematuhinya. Aksi militer kedua belah pihak selalu merusak perjanjian ini seperti misalnya Prancis ikut andil dalam kericuhan sipil di [[Swiss]] (''Stecklikrieg'') dan menduduki beberapa kota di Italia, sementara Inggris menduduki [[Malta]]. Napoleon juga berusaha mengembalikan hukum kolonial di laut. Pada awal ekspedisi ini kelihatan sukses, akan tetapi dengan cepat berubah menjadi bencana. Komandan Prancis, juga saudara ipar Napoleon dan hampir sebagian besar tentaranya meninggal akibat wabah penyakit kuning, dan juga karena serangan musuh.
 
Napoleon menjadi Kaisar Prancis pada tanggal [[18 Mei]] [[1804]] dan menobatkan dirinya sendiri sebagai penguasa Notre-Dame pada tanggal [[2 Desember]].
Baris 236:
Selama konflik ini tercatat Malta mengirimkan bantuan kepada Rusia dan Prusia dengan harapan mereka mendapat aliansi politis melawan Napoleon dan Prancis, akan tetapi hal ini tidak berhasil karena bajak laut di sekitar Pantai Barbari menghadang dan merampas bantuan tersebut.
 
Babak selanjutnya dari peperangan era Napoleon ini, adalah dipaksanya Rusia keluar dari Polandia oleh Prancis dan didirikan negara baru bernama Kadipaten [[Warsawa]]. Kemudian Napoleon beralih ke utara untuk berhadapan dengan sisa-sisa tentara Rusia, dan berusaha untuk menduduki ibu kota sementara Prusia, [[Koenigsberg]]. Dengan taktik berpindah di [[Pertempuran Eylau]] ([[7 Februari]] – 8 Februari [[1807]]), Prancis berhasil memaksa Rusia mundur ke utara lebih jauh lagi. Lalu Napoleon kemudian mengepung mereka di [[Pertempuran Friedland|Friedland]] ([[14 Juni]] [[1807]]). Akibat kekalahan ini, Tsar Alexander terpaksa mengadakan perdamaian dengan Napoleon di [[Tilsit]] ([[7 Juli]] [[1807]]). Pada bulan September, [[Guillaume Marie Anne Brune|Marsekal Brune]] secara menyeluruh berhasil menduduki [[Pomerania]]. Meskipun demikian, dia tetap mengizinkan pasukan Swedia yang kalah untuk mundur bersama peralatan perang mereka.
 
== Koalisi kelima, 1809 ==
Baris 273:
Seperti yang disebutkan di atas, hasil dari pakta Tilsit tahun [[1807]] mengakibatkan perang Anglo-Rusia 1807–1812. Tsar [[Alexander I dari Rusia|Alexander I]] menyatakan perang kepada Inggris setelah Inggris menyerang [[Denmark]] pada bulan [[September]] tahun [[1807]]. Banyak pelaut Inggris yang ikut membantu armada laut Swedia selama perang [[Finlandia]] dan memperoleh kemenangan atas [[Rusia]] di teluk Finlandia pada bulan [[Juli]] tahun [[1808]] dan bulan [[Agustus]] tahun [[1809]], tetapi kemenangan tentara [[Rusia]] di daratan memaksa [[Swedia]] menandatangani perjanjian damai dengan Rusia pada tahun [[1809]] dan dengan Prancis pada tahun [[1810]] juga harus bergabung untuk memblokade Inggris.
 
AkanMeski tetapibegitu hubungan Prancis dan Rusia menjadi semakin buruk setelah tahun [[1810]], sementara perang Rusia dan Inggris telah berakhir. Pada bulan [[April]] tahun [[1812]], Rusia, Inggris dan Swedia menandatangani perjanjian rahasia untuk bergabung melawan Napoleon.
 
[[Invasi Prancis ke Rusia (1812)|Napoleon menginvasi Rusia pada tahun 1812]] dengan maksud memaksa kaisar Alexander I tetap mengikuti sistem kontinental yang diterapkannya dan memperkecil kemungkinan ancaman Rusia yang akan menginvasi Polandia. Dengan membawa pasukan dalam jumlah besar yaitu sekitar 650.000 orang (270.000 orang Prancis, sisanya tentara dari berbagai wilayah lain) pada tanggal [[23 Juni]] [[1812]] mereka menyeberangi sungai Niemen. Rusia menyatakan ini sebagai perang patriotik membela negara sementara Napoleon menyatakannya sebagai perang Polandia Kedua. Hal ini tidak seperti harapan rakyat [[Polandia]] (ada sekitar 100.000 tentara Polandia yang bergabung dalam invasi ini) yakni Napoleon ternyata tidak ingin bernegosiasi dengan Rusia.
Baris 279:
Rusia menerapkan strategi membumihanguskan kota sambil mundur teratur.<ref>Riehn, Richard K. hal. 138-140</ref><ref>Reihn, Richard K, hal. 185</ref> Pertempuran hanya terjadi di [[Pertempuran Borodino|Borodino]] pada tanggal [[7 September]] [[1812]]. Pada tanggal [[14 September]] [[1812]], pasukan Napoleon berhasil masuk kota [[Moskwa]] yang sebenarnya sudah ditinggalkan penduduknya dan dibumihanguskan atas perintah [[gubernur]]-nya: Pangeran [[Fyodor Vasilievich Rostopchin]].<ref>Riehn, hal. 253-254.</ref><ref>With Napoleon in Russia, The Memoirs of General Coulaincourt, Chapter VI 'The Fire'pp109-107 Pub. William Morrow and Co 1945</ref>
 
Pada [[Pertempuran Maloyaroslavets]], Prancis mencoba mencapai kota Kaluga, di mana mereka bisa mendapatkan persediaan makanan dan pakan ternak. Tentara Rusia yang telah pulih memblokir jalan, dan Napoleon terpaksa mundur dengan cara yang sama seperti saat dia datang ke Moskow, melalui daerah yang rusak parah di sepanjang jalan Smolensk. Pada minggu-minggu berikutnya, [[Grande Armée]] mendapat pukulan telak akibat dimulainya Musim Dingin Rusia, kurangnya perbekalan, dan perang gerilya yang terus-menerus dilakukan oleh para petani Rusia dan pasukan irregular.
Akhirnya dimulailah penarikan pasukan secara besar-besaran dari Kota [[Moskwa]] akibat cuaca yang sangat dingin dan juga makin hebatnya serangan Rusia yang memang memanfaatkan cuaca dingin sebagai senjata. Korban mencapai sekitar 380.000 jiwa (kebanyakan akibat kelaparan dan kedinginan) dan 100.000 ditawan.<ref>The Wordsworth Pocket Encyclopedia, page 17, Hertfordshire 1993</ref> Korban jiwa pada pihak Rusia sekitar 210.000 jiwa.<ref name=Bogdanovich>Bogdanovich, "History of Patriotic War 1812", Spt., 1859–1860, Appendix, hal. 492–503.</ref> Pada bulan November, sisa dari pasukan besar ini menyeberangi sungai Berezina dan hanya sekitar 27.000 tentara yang masih dalam kondisi fit. [[Napoleon]] kemudian meninggalkan tentaranya dan kembali ke Prancis untuk menyiapkan pertahanan di Polandia dari serangan tentara Rusia.
 
Akhirnya dimulailah penarikan pasukan secara besar-besaran dari Kota [[Moskwa]] akibat cuaca yang sangat dingin dan juga makin hebatnya serangan Rusia yang memang memanfaatkan cuaca dingin sebagai senjata. Korban mencapai sekitar 380.000 jiwa (kebanyakan akibat kelaparan dan kedinginan) dan 100.000 ditawan.<ref>The Wordsworth Pocket Encyclopedia, page 17, Hertfordshire 1993</ref> Korban jiwa pada pihak Rusia sekitar 210.000 jiwa.<ref name="Bogdanovich">Bogdanovich, "History of Patriotic War 1812", Spt., 1859–1860, Appendix, hal. 492–503.</ref> Pada bulan November, sisa dari pasukan besar ini menyeberangi sungai Berezina dan hanya sekitar 27.000 tentara yang masih dalam kondisi fit. [[Napoleon]] kemudian meninggalkan tentaranya dan kembali ke Prancis untuk menyiapkan pertahanan di Polandia dari serangan tentara Rusia.
 
== Koalisi keenam, 1812-1814 ==
Baris 339 ⟶ 341:
Tentara Prancis juga memperbaiki aturan main untuk divisi artileri mereka, menjadi kesatuan terpisah dan dapat bergerak cepat. Hal ini mengubah tradisi sebelumnya, yaitu tradisi artileri hanya digunakan sebagai alat untuk mendukung suatu pasukan. Napoleon juga membuat standardisasi ukuran bola-bola [[meriam]] agar mudah dibawa dan bisa dipakai di semua jenis artileri.
 
DenganPrancis populasimemiliki jiwapopulasi terbesar keempatkedua di dunia saat itu, yaitu sekitar 2728 juta jiwa (sepertidibandingkan jugadengan Inggris yang berjumlah 12 juta jiwa dan Rusia sekitar 30 sampai 40 juta jiwa), Napoleon dapat mengambil keuntungan dari diberlakukannya wajib militer. Banyak pengamat militer saat ini yang salah persepsi dengan menyatakan bahwa ide wajib militer ini sudah berkembang sejak revolusi Prancis bukan dari Napoleon. Memang tidak semua inovasi militer dari era Napoleon. Adalah ''[[Lazare Carnot'']] yang memberi sumbangan besar dalam menata ulang tentara Prancis dari tahun 1793 sampai dengan tahun 1794.
 
Besarnya jumlah pasukan yang terlibat telah mengubah dunia militer saat itu. Sebelum era Napoleon, pada saat perang 7 tahun (1756-1763), hanya sedikit yang terlibat, paling banyak 200 ribu orang saja. Bandingkan dengan Prancis pada tahun 1790-an, telah memperbanyak jumlah personel-nya menjadi 1,5 juta jiwa. Dan total sekitar 2,8 juta personel yang bertempur di daratan dan 150 ribu di laut, sehingga jumlah keseluruhan tentara yang terlibat menjadi hampir 3 juta personel.