Abdullah Syafi'i (GAM): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Pineapplethen (bicara | kontrib)
WP:NPOV tidak ada berita atau referensi yang mengatakan dia “Syahid”, tidak bisa dipastikan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 35:
Pada 1 Januari 1996, Teungku Lah dilantik menjadi Panglima GAM Komando Pusat Tiro menggantikan Komandan Tgk. Pawang Rasyid yang gugur pada pertengahan 1995. Pasca reformasi, eskalasi konflik Aceh meningkat. Teungku Lah yang merupakan Panglima Tertinggi GAM secara otomatis menjadi buronan nomor 1 TNI.
Teungku Abdullah Syafie meninggal dunia pada 22 Januari 2002 di Jiem-Jiem, Bandar Baru, Pidie dalam sebuah penyergapan oleh TNI. Sang istri (Fatimah binti Abdurrahman) dan dua pengawalnya bernama Muhammad bin Ishak dan Muhammad Daud bin Hasyim ikut syahidtewas dalam penyerangan tersebut. Keempatnya dikuburkan di belakang rumah Teungku Lah di Cubo, Pide Jaya pada 24 Januari 2002.
Sebelum meninggal, Teungku pernah membuat wasiat, “Jika pada suatu hari nanti Anda mendengar berita bahwa saya telah syahid, janganlah saudara merasa sedih dan patah semangat. Sebab saya selalu bermunajat kepada Allah SWT agar mensyahidkan saya apabila kemerdekaan Aceh telah sangat dekat. Saya tak ingin memperoleh kedudukan apapun apabila negeri ini (Aceh) merdeka”.