Moksa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arindashifa (bicara | kontrib)
k Koreksi
Arindashifa (bicara | kontrib)
k Koreksi
Baris 124:
Dalam sastra Sāmkhya, pembebasan umumnya dirujuk sebagai ''kaivalya''. Dalam mazhab ini, kaivalya berarti realisasi ''purusa'', prinsip kesadaran, sebagai independen dari pikiran dan tubuh, berbeda dari ''prakrti''. Seperti kebanyakan mazhab dalam Hinduisme, dalam mazhab Sāmkhya dan Yoga, penekanannya adalah pada pencapaian pengetahuan, ''vidyā'' atau ''jñāna'', sebagaimana diperlukan untuk pembebasan yang menyelamatkan, ''moksa''. Tujuan yoga kemudian dipandang sebagai sarana untuk menghilangkan ''avidyā'' – yaitu ketidaktahuan atau pengetahuan yang menyesatkan/salah tentang diri sendiri dan alam semesta. Ia berupaya mengakhiri kesadaran refleksif biasa (''cittavrtti'' ''nirodhah'') dengan kesadaran yang lebih dalam, murni, dan holistik (''asamprājñāta'' ''samādhi''). Yoga, selama mengejar ''moksa'', mendorong latihan (''abhyāsa'') dengan pelepasan (''vairāgya''), yang seiring waktu mengarah pada konsentrasi yang dalam (''samādhi''). Detasemen berarti penarikan diri dari dunia luar dan menenangkan pikiran, sedangkan latihan berarti penerapan upaya seiring berjalannya waktu. Langkah-langkah tersebut diklaim oleh sekolah Yoga sebagai langkah menuju samādhi, suatu keadaan kesadaran mendalam, pelepasan dan kebahagiaan yang disebut ''kaivalya''.
 
Yoga, atau mārga (berarti "jalan" atau "jalan"), dalam agama Hindu secara luas diklasifikasikan menjadi empat pendekatan spiritual. Mārga pertama adalah [[Jnana Yoga|Jñāna Yoga]], jalan pengetahuan. Mārga kedua adalah [[Bhakti Yoga]], jalan cinta kasih pengabdian kepada Dewa. Mārga ketiga adalah Karma Yoga, cara kerja. Mārga keempat adalah Rāja Yoga, jalan kontemplasi dan meditasi. Mārga ini adalah bagian dari mazhab berbeda dalam agama Hindu, dan definisi serta metode ''moksa'' mereka. Misalnya, mazhab Advaita Vedanta mengandalkan Jñāna Yoga dalam ajaran ''moksa''. Marga tidak harus mengarah pada semua bentuk moksa, menurut beberapa mazhab Hindu. Misalnya, [[Ekasarana Dharma|Ekasarana dharma]] menyangkal bentuk ''sayujya'' dari mukti, dimana penyerapan sepenuhnya pada Dewa menghilangkan jiva dari manisnya dan kebahagiaan yang terkait dengan bhakti. Madhavadeva memulai Namghoxa dengan menyatakan kekagumannya terhadap penyembah yang tidak menyukai mukti.
 
=== Wedanta dan Moksa ===