Moksa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arindashifa (bicara | kontrib) k Koreksi |
Arindashifa (bicara | kontrib) k Koreksi |
||
Baris 129:
Tiga sub-mazhab utama di mazhab Wedanta Hinduisme – [[Adwaita Wedanta]], [[Wisistadwaita]], dan [[Dwaita]] – masing-masingnya memiliki pandangan tersendiri terhadap ''moksa''.
Mazhab Weda Hinduisme menyarankan langkah pertama menuju moksa dimulai dengan ''mumuksutva'', yaitu hasrat pembebasan. Hal ini berupa pertanyaan tentang diri sendiri, apa yang benar, mengapa melakukan hal-hal atau kejadian-kejadian yang membuat kita bahagia atau menyebabkan penderitaan, dan seterusnya. Kerinduan akan pengetahuan yang membebaskan ini dibantu oleh, diklaim oleh [[Adi Shankara|Adhi Shankara]] Advaita Wedanta, seorang guru, studi pengetahuan historis dan ''viveka''
Vivekachudamani, yang secara harafiah berarti "Mahkota Permata Penalaran Diskriminatif", adalah sebuah buku yang dikhususkan untuk ''moksa'' di filsafat Wedanta. Ini menjelaskan perilaku dan pengejaran apa yang mengarah pada ''moksa'', seperti tindakan dan asumsi apa yang menghalangi ''moksa''. Empat keadaan esensial, menurut Vivekachudamani, sebelum seseorang dapat memulai jalan ''moksa'', termasuk (1) ''vivekah'' (diskriminasi, penalaran kritis) antara prinsip abadi dan dunia sekilas; (2) ''viragah'' (ketidakpedulian, kurangnya keinginan) untuk penghargaan materil; (3) ''samah'' (ketenangan pikiran), dan (4) ''damah'' (pengendalian diri, [[Kesederhanaan (kebajikan)|kesederhanaan]]). ''Brahmasutrabhasya'' menambahkan empat persyaratan di atas, yaitu: ''uparati'' (kurangnya bias, kebosanan), ''titiksa'' (ketahanan, kesabaran), ''sraddha'' (keyakinan), dan ''samadhana'' (niat, komitmen).
|