Moksa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arindashifa (bicara | kontrib)
k Koreksi
Arindashifa (bicara | kontrib)
k Koreksi
Baris 142:
Di antara mazhab Hindu Samkhya, Yoga, dan Wedanta, pembebasan dan pembebasan yang dicapai dalam kehidupan seseorang merujuk ke ''jivanmukti,'' dan individu yang telah mengalami keadaan ini disebut ''jivanmukta'' (seseorang yang memahami-diri). Lusinan Upanishads, termasuk mereka dari periode pertengahan Upanishadic, menyebutkan atau menggambarkan keadaan pembebasan, ''jivanmukti''. Beberapa menentang ''jivanmukti'' dan ''videhamukti'' (''moksa'' dari samsara setelah kematian). Jivanmukti adalah keadaan yang mengubah alam, atribut, dan perilaku seseorang, menurut teks-teks filsafat kuno Hindu. Sebagai contoh, menurut Naradaparivrajaka Upanishad, seseorang yang merdeka menunjukkan atribut seperti:
 
* ia tidak terganggu oleh kata-kata yang tidak terhormat dan menanggung kekejaman, memperlakukan yang lain dengan hormat tanpa memandang bagaiamanbagaimana yang lain memperlakukannya;
* saat berhadapan dengan orang yang marah, ia tidak marah, bahkan menjawabnya dengan kata-kata yang baik;
* bahkan jika sedang tersiksa, ia mengucapkan dan memercayai kebenaran;
Baris 148:
* ia nyaman sendiri sama seperti saat di hadapan orang lain;
* ia nyaman dengan sebuah mangkuk, di kaki pohon dengan jubah compang-camping tanpa bantuan, seperti saat ia sedang berada di sebuah mithuna (kesatuan pengemis), grama (desa), dan nagara (kota);
* ia tidak peduli tentanftentang atau memakai sikha (jumbai rambut di belakang kepala karena alasan agama), maupun benang suci di sekujur tubuhnya. Baginya, pengetahuan adalah sikha, pengetahuan adalah benang suci, pengetahuan sajalah yang tertinggi. Penampilan luar dan ritual tidak menjadi masalah baginya, hanya pengetahuan yang penting;
* Baginyabaginya, tidak ada doa atau pemberhentian dewa-dewa, tidak ada mantra atau non-mantra, tidak ada sujud atau pemujaan terhadap dewa, dewi atau leluhur, tidak lain hanyalah pengetahuan tentang Diri;
* Iaia ramah, bersemangat, dan memiliki pikiran yang jernih dan stabil, terus-terang, penyayang, sabar, acuh tak acuh, berani, bicaranya tegas dan dengan kata-kata manis.
Ketika seorang Jivanmukta mati, ia menerima Paramukti dan menjadi Paramukta. Jivanmukta mengalami pencerahan dan pembebasan saat hidup dan setelah mati, yang mana setelah menjadi paramukta, ketika Videhmukta mengalami pencerahan dan pembebasan hanya setelah mati.
 
Dada Bhagwan mengungkapkan:
 
{{Blockquote|text=Tahap pertama Moksa adalah saat kamu mengalami rasa netral terhadap masalah dan kesengsaraan. Di tahapan pertama Moksa, seseorang mengalami ketidakpedulian terhadap ketidakbahagiaan duniawi apa pun. Bahkan di ketidakbahagiaan duniawi, seseorang tetap tidak terpengaruh. Di tengah penderitaan dikenakan pada Anda oleh orang lain atau faktor eksternal, kamu mengalami samadhi (bebas dari penderitaan, untuk mengalami keadaan kebahgiaan orang itu sendiri). Itulah tahap pertama Moksa. Tahap kedua Moksa, permanen Moksa permanen, dicapai setelah kematian. Tahap pertama Moksa seharusnya dicapai di sini dan sekarang!}}
 
 
 
 
=== Moksa dalam Hindu Bali ===
Hindu Bali menggabungkan ''mo''ksa e''b''agaisebagai satu dari lima ''tattva''. Empat lainnya yaitu: ''brahman'' (satu-satunya kepala dewa tertinggi, jangan bingung dengan Brahmana), ''atma'' (jiwa atau roh), ''karma'' (tindakan dan timbal balik, kausalitas), dan ''samsara'' (prinsip kelahiran kembali, reinkarnasi). ''Moksa'', dalam kepercayaan Hindu Bali, adalah kemungkinan kesatuan dengan sang ilahi; kadang-kadang dirujuk sebagai nirwana.
 
== Pencapaian ==