Passapu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 2:
'''Passapu''' atau '''Patonro''' adalah sebuah penutup kepala yang berupa lilitan kain khas masyarakat [[Makassar]]. Patonro telah ada sejak abad ke-7. Kemunculan Passapu tidak terlepas dari budaya Melayu seperti [[Sumatera]], [[Padang]], dan [[Malaysia]]. Meskipun begitu, penutup kepala di setiap daerah tersebut memiliki nama tersendiri.
 
Patonro mulai dikenakan pada masa [[Kerajaan Gowa]] yang ke-10. Saat itu Kerajaan Gowa dipimpin oleh Raja I [[Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipallangga Ulaweng]]. Pada zaman raja Gowa yang ke-10, Patonro digunakan sebagai penanda sosial yang hanya dapat digunakan oleh para anak karaeng (bangsawan) dan juga tubarania (ksatria). Selain itu , penggunaan Passapu juga memiliki makna tersendiri.
 
Jika panglima mengenakan Passapu atau Patonro tegak berdiri maka artinya mereka siap berperang. Namun jika Patonro digunakan agak terjatuh itu berarti raja tersebut ingin menghadiri acara adat. Pada masa itu Passapu digunakan bersama busana adat pria Makassar yang terdiri dari baju, celana atau paroci, dan kain sarung atau lipa garusuk. Baju yang dikenakan pada tubuh bagian atas berbentuk jas tutup atau jas tutu dan baju belah dada atau bella dada. Pada saat ini, penggunaan Passapu di Makassar hanya digunakan untuk keperluan ritual, acara penyambutan tamu pemerintahan, pesta pernikahan dan acara-acara kesenian.