Tolui: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 78:
Sikap Chagatai terhadap kemungkinan penerus Jochi—yang ia juluki kakaknya "bajingan Merkit" dan mendampinginya di depan ayahnya—memimpin Genghis untuk memandangnya selaku sosok yang tak berkompromi, arogan, dan berpikiran sempit, disamping pengetahuan besarnya soal [[Yassa|hukum adat Mongol]].{{sfnm|Atwood|2004|1p=81|May|2018|2p=69}} Penyingkirannya menyisakan Ögedei dan Tolui selaku dua calon utama. Tolui tanpa ditanya menjadi petinggi dalam hal militer. Kampanyenya di Khorasan memecah Kekaisaran Khwarazmian, sementara Ögedei sangat kurang dapat menjadi panglima dan dikenal karena sering minum-minum melewati standar Mongol.{{sfnm|May|2018|1p=69–70|Barthold|1992|2p=463|Atwood|2004|3p=418}} Namun, ia sangat digemari oleh semua orang di negara tersebut dan dikenal karena kemurahan hati, keberanian, dan keberkehendakan untuk menengahi dan berkompromi. Menyadari kekurangan keterampilan militernya sendiri, ia menempatkan kepercayaannya pada para bawahan handalnya. Ia juga lebih nampak menyajikan tradisi Mongol ketimbang Tolui, yang istrinya Sorghaghtani, yang menganut [[Kristen Nestorian]], menjadi pelindung banyak agama lainnya.{{sfnm|Ratchnevsky|1991|1pp=126–128|May|2018|2pp=69–70|Boyle|2007|3pp=540–541|Barthold|1992|4p=463}}
Tolui mendampingi ayahnya Genghis Khan kala Genghis Khan gugur pada 1227 kala kampanye melawan Xia. Selaku putra bungsu, Tolui menjabat sebagai [[wlai raja]] dan mengurusi kekaisaran. Diyakini dikarenakan tradisi sebelumnya, ia menghimpun landasan terhadap apa yang dilakukan usai kematian khan. Ini meliputi pertimbangan seluruh tindakan serangan militer yang melibatkan pasukan Mongol, pengadaan masa berkabung dalam jangka panjang, yang akan dinaungi wali raja, dan mengadakan kurultai yang akan mencalonkan para penerus dan memilih mereka.{{sfnm|Atwood|2004|1p=542|May|2018|2pp=68–69}} Bagi Tolui, ini dianggap sebagai kesempatan. Ia masih menjadi calon kuat selaku pengganti dan mendapat dukungan dari keluarga Jochi. Namun, kurultai umum manapun, yang dihadiri oleh para panglima yang diangkat dan dihormati oleh Genghis, akan menyoroti keinginan bekas penguasa mereka tanpa pertanyaan dan melantik Ögedei sebagai penguasa. Keengganan Tolui untuk mengadakan kurultai dianggap disebabkan oleh kabar ancaman yang ditujukan terhadap ambisinya.{{sfnm|Barthold|1992|1p=463|May|2018|2pp=70–71, 94–95}}
== Referensi ==
|