Kota Gaza: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 7 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Reformat 1 URL (Wayback Medic 2.5)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Baris 132:
-->
=== Periode kuno ===
Gaza kemudian menjadi ibu kota administrasi Mesir di [[Kanaan]].<ref>Michael G. Hasel (1998) Domination and Resistance: Egyptian Military Activity in the Southern Levant, Ca. 1300–1185 B.C. BRILL, ISBN 90-04-10984-6 p 258</ref> Selama pemerintahan raja [[Thutmosis III]], kota ini menjadi tempat perhentian jalur karavan Suriah-Mesir dan disebut-sebut dalam [[Surat Amarna]] sebagai "Azzati". Gaza tetap di bawah kekuasaan Mesir selama 350 tahun sampai dikuasai oleh orang [[Filistin]] pada abad ke-12 SM, dan menjadi salah satu dari lima kota utama mereka ("pentapolis").<ref name="STF-J">{{cite web |url=http://www.christusrex.org/www1/ofm/mad/discussion/123discuss.html |title=Gaza – (Gaza, al -'Azzah) |date=2000-12-19 |publisher=Studium Biblicum Franciscanum&nbsp;– Jerusalem |accessdate=2009-02-16 |archive-date=2012-07-28 |archive-url=https://archive.phtoday/20120728115614/http://www.christusrex.org/www1/ofm/mad/discussion/123discuss.html |dead-url=no }}</ref> Menurut [[Kitab Hakim-hakim]], Gaza adalah tempat penjara [[Simson]] dan juga tempat meninggalnya.<ref>{{Alkitab|Hakim-hakim 16:21}}</ref>
 
Setelah diperintah oleh orang [[Israel]], [[Asyur]], dan Mesir, Gaza mendapatkan kemerdekaan terbatas dan kemakmuran di bawah Kekaisaran [[Persia]]. [[Aleksander Agung]] mengepung Gaza, kota terakhir yang mengadakan perlawanan sebelum ia memasuki Mesir, selama 5 bulan sebelum merebutnya pada tahun 332 BCE;<ref name="STF-J"/> penduduknya dibunuh atau ditawan. Aleksander membawa penduduk lokal Bedouins untuk menghuni Gaza dan mengatur kota itu menjadi suatu ''[[polis]]'' (atau "kota-negara"/''city-state''). Dalam zaman [[Seleukia]], [[Seleukos I Nicator]], atau salah satu penerusnya mengganti nama Gaza menjadi '''Seleucia''' untuk mengontrol daerah sekitarnya melawan pasukan Ptolemeus. Budaya Yunani kemudian berakar di sana dan Gaza terkenal sebagai pusat pelajaran dan filsafat Helenik.<ref name="Ring and Salkin">Ring and Salkin, 1994, p.287.</ref>