Temu lawak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thesillent (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel |
||
Baris 18:
| binomial_authority = [[Roxb.]]
}}
'''Temu lawak''', ([[Tata nama biologi|nama ilmiah]]: ''Curcuma zanthorrhiza'') adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku temu-temuan ([[Zingiberaceae]]).<ref name="Mahendra">
Rempah khas Nusantara ini memiliki beberapa sebutan. Pada daerah Jawa disebut '''Temulawak'''<ref>têmu : I. N. pangguh, KW. panggih, K. vinding; ontmoeting, bijeenkomst, samenkomst van twee personen, die elkander vinden op dezelfde plaats. têmuning pangantèn, de samenkomst van bruid en bruidegom op den avond (J. vóór, gew. tusschen 5 en 6 uur Wk.) van den bruiloftsdag BTDj. 578, wanneer de bruidegom in feestelijken optocht (pangarak) zonder zijn ouders met zijn gevolg ten huize van de ouders zijner bruid ontvangen wordt (vgl. ijab, nikah); hierop volgt ngundhuh mantu, zie bij undhuh, (bij iemand komen, om iemand op te zoeken of een bezoek te brengen? R.; ook in de spreektaal zva. katêmu, kêpanggih, BTDj. 476). anyar panggih, in poëzie: nieuw gevonden BS. 215. têmu pèk, zie pèk. têmu ros, of ° rose, sirihbladen welker aderen elkander op éen punt, aan de verlenging van den steel, ontmoeten; als medicijn gebruikt Wk. têmu gêlang, zva. têpung gêlang, zie gêlang. têmu, ook zva. pêndhak, bv. têmu taun, eigl. terugkeerend jaar, vgl. WS. 135. — II. KN. naam van een wortel, Curcuma Zerumbet Rxb., nat. fam. der Zingibaraceae Fil., die tot medicijn gebruikt wordt, en waarvan verschillende soorten met bijzondere bijnamen onderscheiden worden, zooals têmu poh, (Tj. I, 708) '''têmu putih''', '''têmu ireng''', '''têmu kuning''', '''têmulawak''', '''têmu lathi''', (PL. II, 137) en andere (vrg. êmpon-êmpon); volg. Wk. een Orchis; van sommige soorten wordt het zetmeel (pathi) als arrowroot tot pap of salèp gemaakt. — têtêmu, pêpanggih, bij iemand komen, om een bezoek te brengen of hem te komen opzoeken K. 13, 26; JBr. n°. 52, AS. — nêmu, mangguh, poët., manggih, iets vinden BTDj. 38, JZ. II; ondervinden van iets dat iemand treft, wedervaart of overkomt; BTDj. 13 ongeluk, 64 den dood, BG. 331: de hemelsche zaligheid; iets uitvinden JR.; iem. dien men toevallig bij een ander ontmoet, tegelijk (of ter loops) met dezen inviteeren Wk. nêmu kêluputan, schuld beloopen, zich schuldig maken, zonder opzet om te misdoen. mangguh swarga, den hemel erlangen BG. 496, WG. 74. anak nênêmu, een vondeling Isk. 24. nêmu kelangan, wangs. voor iwak sili, [ili-ili] JZ. II, 277. tinêmu, pinangguh, BS. pinanggih, te vinden; wat door iemand te ondervinden is of ondervonden of bevonden wordt BTDj. 50; vgl. nog WG. 74. ora tinêmu ing budi, onbegrijpelijk SR.; niet in overeenstemming met (iems.) gevoelen K. 7, 184; Rh. pinanggih, K. ook voor kêpanggih. têmu-tinêmu, van weêrskanten bij elkander komen, ook in den zin van bij elkander passen Wk., elkander ontmoeten RP. 8. — katêmu, kêpangguh, poët., kêpanggih, (tundhuk, KI., Wk.?) gevonden, te vinden; iemand aantreffen, ontmoeten op een plaats; overeenkomen (vgl. trus), bv. van een hoedanigheid, die goed bij een andere komt, daarmee overeenkomt Waj. I, 63; bij iemand komen, ook om iemand te spreken JZ. I, 198; iets ondervinden van wat iemand wedervaart of overkomt RP. 158; bevonden worden aan de eischen te beantwoorden; zich laten vinden, zich wel schikken RP. 38. kang katêmu rêmbuge, het besluit van de beraadslaging. apa wis katêmu atimu, ben je al tot een besluit kunnen komen? R. (volg. Rh. ben je het met je zelf eens?). katêmune ing atiku, wat mij dunkt (of wat ik zou denken). — nêmoni, manggihi, iemand of iets aantreffen, vgl. tundhuk, (bv. zulk een persoon, of zulk een gast); iets op zijn weg aantreffen of vinden; bij iemand gaan of komen, naar iemand toegaan BTDj. 5, bv. om iemand te spreken; ook iemand, die bij iemand aan huis komt, ontvangen of recipieeren (met naar hem toe te gaan). anêmoni dhayoh, BG. 426, 427; pass. BTDj. 636. — nêmokake, manggihakên, personen elkander doen ontmoeten, bij elkander brengen BG. 412; een kind in het huwelijk verbinden met iemand Prěg. 6; bruid en bruidegom op den avond van den bruiloftsdag bij elkander brengen; maken dat iets, dat verloren is, gevonden wordt; iets, dat te zoek is, terecht brengen, terug bezorgen; de draden of koorden inééndraaien of inéénslaan, bij het touwdraaien, vgl. tampar. ° idêp, de pinkers elkander doen ontmoeten, voor slapen Wk. ° pangasahe lading, de snede van een mes scherp maken; dit geschiedt op een fijne slijpsteen, na bladhah, Wk. — têmon, panggihan, gevonden, vondst; wat gevonden wordt of is. bocah têmon, een vondeling of têtêmon, (ook têmonan, Wk.) pêpanggihan, samenkomst; met een ander, of met elkander, een samenkomst hebben. — panêmu, pamanggih, het vinden, ondervinden, uitvinden; iemands bevinden; uitvinding, bv. om zich te reden; streken, die men bedenkt WP. — patêmon, (ook elkaar ontmoeten Waj. I, 40, en een veld met têmu, II) (pê)panggihan, een samenkomst Bab. Jo. I, 601, Waj. II, 127: v. bruid en bruidegom, huwelijk? zóo althans BG. 439; de uitrekening van den dag, die als een gelukkige beschouwd wordt voor de samenkomst van bruid en bruidegom Wk. dina patêmon bêcik, dag waarop alles gelukkig samentreft DN. I, 158. dèrèng sapatêmon, ongeveer zva. dèrèng atut, nog geen gemeenschap hebben gehad van man en vrouw Rs. 12. — panêmuan, pamanggihan, plaats van een bijeenkomst R. Sumber: Javaansch-Nederlandsch Handwoordenboek, Gericke en Roorda, 1901, #918.[https://www.sastra.org/leksikon]</ref>, di daerah Sunda dikenal sebagai '''koneng gede''', sedangkan di [[Pulau Madura|Madura]] disebut '''temu labak'''.<ref name="Mahendra"/> Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 [[meter]] di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis.<ref name="Rukmana"/> Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur.<ref name="Hidayat">Hidayat, S. dan Tim Flona: “Khasiat Tumbuhan Berdasar Warna, Bentuk, Rasa, Aroma, dan Sifat”, halaman 105. PT Samindra Utama, 2008</ref><ref>
== Ciri Morfologi ==
[[Terna]] berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari satu meter, tetapi kurang dari dua meter. Batang semu merupakan bagian dari [[pelepah daun]] yang tegak dan saling bertumpang tindih,<ref name="Tim Penulis Martha Tilaar Innovation Center">
== Sentra penanaman ==
Baris 31:
Bibit diperoleh dari perbanyakan secara vegetatif yaitu anakan yang tumbuh dari rimpang tua yang berumur 9 bulan atau lebih, kemudian bibit tersebut ditunaskan terlebih dahulu di tempat yang lembap dan gelap selama 2–3 minggu sebelum ditanam.<ref name="Mahendra" /> Cara lain untuk mendapatkan bibit adalah dengan memotong rimpang tua yang baru dipanen dan sudah memiliki tunas (setiap potongan terdiri dari 2–3 mata tunas), kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama 4–6 hari.<ref name="Rukmana" /> Temu lawak sebaiknya ditanam pada awal musim hujan agar rimpang yang dihasilkan besar, sebaiknya tanaman juga diberi naungan.<ref name="Mahendra" />
Lahan penanaman diolah dengan [[cangkul]] sedalam 25–30 [[sentimeter|cm]], kemudian dibuat bedengan berukuran 3–4 [[meter|m]] dengan panjang sesuai dengan ukuran lahan, untuk mempermudah drainase agar rimpang tidak tergenang dan membusuk.<ref name="Syukur, C. dan Hernani">
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan [[gulma]] sebanyak 2–5 kali, tergantung dari pertumbuhan [[gulma]], sedangkan pembumbunan tanah dilakukan bila terdapat banyak rimpang yang tumbuh menyembul dari tanah.<ref name="Mahendra" /> Waktu panen yang paling baik untuk temu lawak yaitu pada umur 11–12 bulan karena hasilnya lebih banyak dan kualitas lebih baik daripada temu lawak yang dipanen pada umur 7–8 bulan.<ref name="Syukur, C. dan Hernani" /> Pemanenan dilakukan dengan cara menggali atau membongkar tanah di sekitar rimpang dengan menggunakan garpu atau [[cangkul]].<ref name="Mahendra" />
Baris 38:
==== Iklim ====
* Secara alami temu lawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun, temu lawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.
* Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini 19–30
* Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000–4.000
==== Media tanam ====
Perakaran temu lawak dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah baik tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat. Namun, untuk memproduksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang subur, gembur, dan berdrainase baik. Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap gembur. Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak mudah tergenang air.
Baris 56:
=== Penyakit ===
* Jamur Fusarium disebabkan oleh [[fungus]] [[oxysporum Schlecht]] dan [[Phytium sp]] serta [[bakteri]] [[Pseudomonas sp]] yang berpotensi untuk menyerang perakaran dan rimpang temulawak baik di kebun atau setelah panen. Gejala Fusarium dapat menyebabkan busuk akar rimpang dengan gejala daun menguning, layu, pucuk mengering, dan tanaman mati. Akar rimpang menjadi keriput dan berwarna kehitam-hitaman dan bagian tengahnya membusuk. Jamur Phytium menyebabkan daun menguning, pangkal batang dan rimpang busuk, berubah warna menjadi cokelat dan akhirnya keseluruhan tanaman menjadi busuk. Cara pengendalian dengan melakukan pergiliran tanaman yaitu setelah panen tidak menanam tanaman yang berasal dari keluarga Zingiberaceae. Fungisida yang dapat dipakaikan adalah Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 0,1–0,2%.
* Penyakit layu disebabkan oleh [[Pseudomonas sp]], gejala berupa kelayuan daun pada bagian bawah yang diawali menguningnya daun, pangkal batang basah dan rimpang yang dipotong mengeluarkan lendir seperti getah. Cara pengendaliannya dengan pergiliran tanaman dan penyemprotan Agrimycin 15/1,5 WP atau grept 20 WP dengan konsentrasi 0,1–0,2%.
Baris 66 ⟶ 65:
* Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman
* Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami
== Pemanfaatan ==
Baris 75 ⟶ 73:
Minuman ekstrak rimpang temu lawak berkarbonasi ([[Limun (minuman)|limun]] temu lawak) juga dikenal di Indonesia, khususnya di Jawa. Minuman penyegar ini diproduksi mulai akhir dekade 1960-an dan mengalami kejayaan di sekitar 1970 sampai 1980-an.<ref>{{Cite news|url=https://sains.kompas.com/read/2012/05/26/06012468/temulawak.berkarbonasi?page=1|title=Temulawak Berkarbonasi|last=|first=Siwi Yunita C|date=26 Mei 2012|work=Kompas.com|access-date=8 Juni 2020}}</ref>
Rimpang temu lawak dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil [[Amilum|pati]]<nowiki/>nya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan.<ref>
== Kandungan ==
|