Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaiki41 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Adiprat (bicara | kontrib)
Baris 20:
 
Kursi kepemimpinan PSSI saat ini diisi oleh [[Erick Thohir]] yang menang mutlak dengan memperoleh 64 suara pada Kongres Luar Biasa PSSI yang digelar pada 16 Februari 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta. Erick Thohir akan menjabat sebagai Ketua Umum PSSI hingga tahun 2027.<ref>{{Cite web|last=Robbani|first=Muhammad|title=Erick Thohir Terpilih Jadi Ketum PSSI|url=https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-6571937/erick-thohir-terpilih-jadi-ketum-pssi|website=DetikSport|access-date=2023-02-16|date=16 Februari 2023}}</ref>
 
== Sejarah ==
=== Perkumpulan Sepak bola di Indonesia ===
{{main|Sepak bola di Hindia Belanda}}
Di [[1920]], pertandingan ''voetbal'' atau sepak bola digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti [[kasti]], [[bola tangan]], [[renang]], [[tenis]], dan [[hoki]]. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Sepak bola tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
 
Lapangan Singa ([[Lapangan Banteng]]) menjadi saksi di mana orang Belanda menggelar pertandingan panca lomba (''vijfkam'') dan ''tienkam'' (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub. Tak hanya serdadu militer, tetapi juga warga [[Belanda]], [[Eropa]], dan [[Indonesia]] membuat bond-bond serupa.
 
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah [[Nederlandsch Indische Voetbal Bond]] (NIVB) yang pada tahun [[1927]] berubah menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie]] (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi mungkin mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
 
Pada 1928 dibentuk [[Persija|Voetbalbond Indonesia Jacatra]] (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan [[NIVB]]. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta ([[Persija|Persidja]]) pada [[1925]]. Pada [[19 April]] [[1930]], Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.
 
Pada tahun [[1930-an]], di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu [[Nederlandsch Indische Voetbal Bond]] (NIVB) yang berganti nama menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie]] (NIVU) pada tahun [[1936]] yang merupakan milik bangsa Belanda, [[Hwa Nan Voetbal Bond]] (HNVB) milik bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia. Pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada [[1933]], VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
 
Pada [[1938]] Indonesia lolos ke [[Piala Dunia FIFA 1938|Piala Dunia]]. Pengiriman [[Tim nasional sepak bola Indonesia|kesebelasan Indonesia]] (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan [[April]] [[1930]]. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui [[FIFA]].
 
Pada masa [[Jepang]], semua bond sepak bola dipaksa masuk ''Tai Iku Koi'' bentukan pemerintahan militer Jepang. Pada masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
 
Tahun [[1948]], pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di [[Solo]]. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan.
 
Hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur pada tahun 1960-an.<ref>{{cite news|url=http://nasional.kompas.com/read/2010/07/16/08315332/voetbal.di.batavia|title='Voetbal' di Batavia|publisher= Kompas.com|newspaper=Kompas|accessdate=25 Oktober 2015|date=16 Juli 2010}}</ref>
 
=== PSSI ===
[[Berkas:Gedung Bola PSIM atau Monumen PSSI.jpg|thumb|[[Monumen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia|Monumen PSSI]] atau Gedung Bola PSIM di Yogyakarta.]]
PSSI dibentuk pada tanggal [[19 April]] [[1930]] di [[Yogyakarta]] dengan nama '''Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia'''. Sebagai organisasi [[olahraga]] yang lahir pada masa penjajahan [[Belanda]], kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisis lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal [[17 Agustus]] [[1945]], PSSI mungkin lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda [[Indonesia]] yang ikut bergabung.
 
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama [[Soeratin Sosrosoegondo]]. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di [[Heckelenburg]], [[Jerman]], pada tahun [[1927]] dan kembali ke [[Indonesia|tanah air]] pada tahun [[1928]]. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan [[Belanda]], ''Sizten en Lausada'', yang berkantor pusat di [[Yogyakarta]]. Di sana dia merupakan satu-satunya orang [[Indonesia]] yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi itu. Akan tetapi, "didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi", dia kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
 
Setelah berhenti dari ''Sizten en Lausada'', Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang yang gemar bermain sepak bola, dia menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal [[28 Oktober]] [[1928]] ([[Sumpah Pemuda]]). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang [[Belanda]].
 
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh [[sepak bola]] di [[Solo]], [[Yogyakarta]], dan [[Bandung]]. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan [[Polisi Belanda]] (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di [[hotel]] ''Binnenhof'' di Jalan Kramat 17, [[Jakarta]], Soeri, ketua VIJ (''Voetbalbond Indonesische Jakarta''), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di [[Bandung]], [[Yogyakarta]], dan [[Solo]] yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti [[Daslam Hadiwasito]], [[Amir Notopratomo]], A. Hamid, dan Soekarno (bukan [[Bung Karno]]). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda [[Magelang]].
 
Kemudian pada tanggal [[19 April]] [[1930]], berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - ''Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond'' (Gatot), PSM - ''Persatuan sepak bola Mataram'' [[Yogyakarta]] (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - ''Vortenlandsche Voetbal Bond'' [[Solo]] (Soekarno), MVB - ''Madioensche Voetbal Bond'' [[Madiun]] (Kartodarmoedjo), IVBM - ''Indonesische Voetbal Bond Magelang'' (E.A. Mangindaan), dan SIVB - ''Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond''[[Surabaya]](Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari '''P'''ersatoean '''S'''epak Raga '''S'''eloeroeh '''I'''ndonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di [[Solo]] pada tahun [[1930]] menjadi ''Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia'' sekaligus menetapkan [[Soeratin Sosrosoegondo|Ir. Soeratin]] sebagai ketua umumnya.
 
== Kepengurusan ==
Baris 246 ⟶ 279:
|}
 
== SejarahKompetisi ==
==={{Main|Sistem Perkumpulanliga Sepaksepak bola di Indonesia ===}}
{{main|Sepak bola di Hindia Belanda}}
Di [[1920]], pertandingan ''voetbal'' atau sepak bola digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti [[kasti]], [[bola tangan]], [[renang]], [[tenis]], dan [[hoki]]. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Sepak bola tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
 
PSSI terdiri dari tiga tingkat liga sepak bola nasional, yaitu
Lapangan Singa ([[Lapangan Banteng]]) menjadi saksi di mana orang Belanda menggelar pertandingan panca lomba (''vijfkam'') dan ''tienkam'' (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub. Tak hanya serdadu militer, tetapi juga warga [[Belanda]], [[Eropa]], dan [[Indonesia]] membuat bond-bond serupa.
 
* [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]]
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah [[Nederlandsch Indische Voetbal Bond]] (NIVB) yang pada tahun [[1927]] berubah menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie]] (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi mungkin mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
* [[Liga 2 (Indonesia)|Liga 2]]
* [[Liga 3 (Indonesia)|Liga 3]]
* [[Piala Presiden]] sebagai turnamen pramusim.
* [[Piala Indonesia]] sebagai piala domestik yang mempertandingkan klub-klub dari seluruh tingkat divisi. Masih ada kompetisi sepak bola tingkat nasional lainnya yaitu
* [[Liga 1 Putri]]
* [[Pertiwi Cup]]
* [[Soeratin Cup]]
* [[Elite Pro Academy]]
 
Selain itu, setiap asosiasi sepak bola tingkat regional (dan lebih rendah) di negara ini memiliki struktur kompetisi sepak bola amatir tahunan yang melibatkan klub-klub lokal..
Pada 1928 dibentuk [[Persija|Voetbalbond Indonesia Jacatra]] (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan [[NIVB]]. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta ([[Persija|Persidja]]) pada [[1925]]. Pada [[19 April]] [[1930]], Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.
==Tim Nasional==
{{main|Tim nasional sepak bola Indonesia}}
 
Saat ini Indonesia mempunyai timnas sepak bola sebagai berikut:
Pada tahun [[1930-an]], di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu [[Nederlandsch Indische Voetbal Bond]] (NIVB) yang berganti nama menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie]] (NIVU) pada tahun [[1936]] yang merupakan milik bangsa Belanda, [[Hwa Nan Voetbal Bond]] (HNVB) milik bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia. Pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada [[1933]], VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
* [[Tim nasional sepak bola Indonesia]]
 
* [[Tim nasional sepak bola U-23 Indonesia]]
Pada [[1938]] Indonesia lolos ke [[Piala Dunia FIFA 1938|Piala Dunia]]. Pengiriman [[Tim nasional sepak bola Indonesia|kesebelasan Indonesia]] (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan [[April]] [[1930]]. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui [[FIFA]].
* [[Tim nasional sepak bola U-20 Indonesia]]
 
* [[Tim nasional sepak bola U-17 Indonesia]]
Pada masa [[Jepang]], semua bond sepak bola dipaksa masuk ''Tai Iku Koi'' bentukan pemerintahan militer Jepang. Pada masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
* [[Tim nasional sepak bola wanita Indonesia]]
 
* [[Tim nasional sepak bola wanita U-20 Indonesia]]
Tahun [[1948]], pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di [[Solo]]. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan.
* [[Tim nasional sepak bola wanita U-17 Indonesia]]
 
* [[Tim nasional futsal Indonesia]]
Hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur pada tahun 1960-an.<ref>{{cite news|url=http://nasional.kompas.com/read/2010/07/16/08315332/voetbal.di.batavia|title='Voetbal' di Batavia|publisher= Kompas.com|newspaper=Kompas|accessdate=25 Oktober 2015|date=16 Juli 2010}}</ref>
* [[Tim nasional futsal U-20 Indonesia]]
 
* [[Tim nasional futsal putri Indonesia]]
=== PSSI ===
* [[Tim nasional sepak bola pantai Indonesia]]
[[Berkas:Gedung Bola PSIM atau Monumen PSSI.jpg|thumb|[[Monumen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia|Monumen PSSI]] atau Gedung Bola PSIM di Yogyakarta.]]
PSSI dibentuk pada tanggal [[19 April]] [[1930]] di [[Yogyakarta]] dengan nama '''Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia'''. Sebagai organisasi [[olahraga]] yang lahir pada masa penjajahan [[Belanda]], kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisis lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal [[17 Agustus]] [[1945]], PSSI mungkin lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda [[Indonesia]] yang ikut bergabung.
 
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama [[Soeratin Sosrosoegondo]]. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di [[Heckelenburg]], [[Jerman]], pada tahun [[1927]] dan kembali ke [[Indonesia|tanah air]] pada tahun [[1928]]. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan [[Belanda]], ''Sizten en Lausada'', yang berkantor pusat di [[Yogyakarta]]. Di sana dia merupakan satu-satunya orang [[Indonesia]] yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi itu. Akan tetapi, "didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi", dia kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
 
Setelah berhenti dari ''Sizten en Lausada'', Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang yang gemar bermain sepak bola, dia menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal [[28 Oktober]] [[1928]] ([[Sumpah Pemuda]]). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang [[Belanda]].
 
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh [[sepak bola]] di [[Solo]], [[Yogyakarta]], dan [[Bandung]]. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan [[Polisi Belanda]] (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di [[hotel]] ''Binnenhof'' di Jalan Kramat 17, [[Jakarta]], Soeri, ketua VIJ (''Voetbalbond Indonesische Jakarta''), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di [[Bandung]], [[Yogyakarta]], dan [[Solo]] yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti [[Daslam Hadiwasito]], [[Amir Notopratomo]], A. Hamid, dan Soekarno (bukan [[Bung Karno]]). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda [[Magelang]].
 
Kemudian pada tanggal [[19 April]] [[1930]], berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - ''Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond'' (Gatot), PSM - ''Persatuan sepak bola Mataram'' [[Yogyakarta]] (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - ''Vortenlandsche Voetbal Bond'' [[Solo]] (Soekarno), MVB - ''Madioensche Voetbal Bond'' [[Madiun]] (Kartodarmoedjo), IVBM - ''Indonesische Voetbal Bond Magelang'' (E.A. Mangindaan), dan SIVB - ''Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond''[[Surabaya]](Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari '''P'''ersatoean '''S'''epak Raga '''S'''eloeroeh '''I'''ndonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di [[Solo]] pada tahun [[1930]] menjadi ''Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia'' sekaligus menetapkan [[Soeratin Sosrosoegondo|Ir. Soeratin]] sebagai ketua umumnya.
 
== Kontroversi ==