Jujur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh Candro Sinaga (bicara) ke revisi terakhir oleh Manshoer
Tag: Pembatalan
Hanin Al Wafa (bicara | kontrib)
jujur dalam islam
Tag: Dikembalikan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Baris 1:
'''Jujur''' atau kejujuran mengacu pada aspek [[karakter]], [[moral]] dan berkonotasi [[atribut positif]] dan [[budi luhur|berbudi luhur]] seperti [[integritas]], '''kejujuran''', dan [[keterusterangan]], termasuk keterusterangan pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan, penipuan, [[selingkuh|perselingkuhan]], dll Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya, [[setia]], [[adil]], dan [[tulus]]. Kejujuran dihargai di banyak budaya etnis dan agama <ref>Rogers, Carl R. (1964.) "Toward a modern approach to values: The valuing process in the mature person.", ''The Journal of Abnormal and Social Psychology'', 68(2):160-7.</ref> "Kejujuran adalah kebijakan terbaik" adalah pepatah dari [[Benjamin Franklin]].; Namun, kutipan "Kejujuran adalah bab pertama dalam buku kebijaksanaan" tersebut diberikan untuk [[Thomas Jefferson]], seperti yang digunakan dalam sebuah surat kepada [[Nathaniel Macon]].
 
== DALAM AGAMA ==
 
=== ISLAM ===
Jujur adalah akhlak yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Nabi Muhammad ﷺ, sebagai suri tauladan bagi kita adalah orang yang sangat jujur. Bahkan sebelum diangkat menjadi Nabi, semua masyarakat kota Makkah memberi gelar beliau al-amin, dapat dipercaya. Sebagai bukti kejujuran beliau yang sudah diakui oleh seluruh penduduk kota.
 
Berikut adalah pentingnya sikap jujur bagi seorang muslim:
 
1.   Kejujuran Membawa ke Surga
 
Rosulallah ﷺ bersabda:
 
"Hendak lah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntun mu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan, sesantiasa seseorang berlaku jujur dan se la lu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai orang yang jujur” (HR Muslim)<ref>Imam Nawawi, Kitab Riyadhus Shalihin
 
</ref>
 
قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
 
''Allah berfirman, “Inilah saat orang yang jujur memperoleh manfaat dari kejujurannya. Mereka memperoleh surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” – (Q.S Al-Maidah: 119)''
 
2.   Kejujuran Itu Menentramkan hati
 
3.   Kejujuran akan membawa kesuksesan dunia Akhirat
 
4.   Kejujuran dalam berjual beli akan mendatangkan keberkahan
 
Rosulallah ﷺ bersabda,”Penjualn dan pembeli diberi kebebasan memilih selama mereka berdua belum berpisah. Apabila mereka berdua jujur dan menjelaskan (cacat barang dagangannya) maka mereka diberkahi dalam jual belinya. Dan apabila mereka berdua itu menyembunyikan  (cacatnya) dan berdusta, maka akan dihapus keberkahan jual beli keduanya.” (HR Muttafaqun alaih)[2]
 
5.   Kejujuran Adalah Ciri Orang Yang Bertaqwa
 
وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
 
''Dan orang ujur yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa.'' (QS Az-Zumar: 33)
 
Sedangkan berdusta atau berbohong hukumnya haram. Seorang muslim yang baik hendaknya tidak membiasakan diri menjadi pembohong. Dalam setiap perkataan, perbuatan hendaknya jujur tanpa ada kebohongan. Berikut ini adalah hukuman bagi orang yang suka berbohong:
 
a.   Berbohong adalah Dosa Besar
 
Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah, dari bapaknya Radhiyallahu anhu, dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perhatikanlah (wahai para Sahabat), maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya tiga kali. Kemudian para Sahabat mengatakan, “Tentu wahai Rasûlullâh.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Syirik kepada Allâh, durhaka kepada kedua orang tua.” Sebelumnya Beliau bersandar, lalu Beliau duduk dan bersabda, '''“Perhatikanlah! dan perkataan palsu (perkataan dusta)”''', Beliau selalu mengulanginya sampai kami berkata, “Seandainya Beliau berhenti” (HR Bukhori Muslim)
 
b.   Pembohong hadiahnya adalah Neraka
 
Rosulallah ﷺ bersabda:
 
''Dan jauhilah kedustaan, karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke '''neraka'''. Jika seseorang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allâh sebagai seorang pendusta.”'' (HR Muslim)
 
c.    Pembohong Adalah Tanda Orang Munafiq
 
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda'', “Tanda orang munafik ada tiga: Jika dia bercerita, dia berdusta; jika dia berjanji, dia menyelisihi; dan jika dia diberi amanah, dia berkhianat''”(HR Bukhori Muslim)
 
d.   Pendusta akan Dirobek mulutnya hingga tengkuknya dineraka (HR Bukhori)
 
e.   Orang yang suka Berdusta adalah orang yang terkutuk
 
قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ ﴿١٠﴾ الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ
 
'''''Terkutuklah''''' ''orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai''. [Adz-Dzâriyat/51: 10-11]
 
'''Kisah Kejujuran Rosulallah ﷺ'''
 
Rosulallah ﷺ adalah seorang yang jujur, yang kejujurannya terkenal dan diakui oleh seluruh penduduk dikota Makkah. Sejak kecil hingga dewasa Rosulallah ﷺ tidak pernah bohong, dusta dan berkhianat. Diantara kisah hebatnya kejujuran nabi Muhammad ﷺ adalah ketika beliau akan hijrah ke Madinah, dan beliau menyuruh sepupunya sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk tinggal dulu di Makkah.
 
Tujuannya adalah agar Sayyidina Ali Bin Abi Thalib mengembalikan barang-barang berharga milik penduduk Makkah yang dititipkan kepada Rosulallah ﷺ. Inilah bukti kejujuran Rosulallah ﷺ. Beliau dicaci oleh penduduk Makkah, dihina, dihalangi dakwahnya, sahabat-sahabatnya disiksa, namun orang kafir Makkah tetap mempercayai Nabi untuk menjaga barang-barang berharga mereka. Dan Rosulallah ﷺ pun tetap menjaga barang-barang berharga mereka tanpa sedikitpun mencurinya, dan mengembalikan kepada pemiliknya tatkala beliau akan pergi hijrah ke Madinah. Bayangkan, Rosulallah ﷺ masih menjaga barang orang yang setiap harinya mencaci maki beliau ﷺ, memusuhi beliau ﷺ dan menghalangi jalan dakwah beliau ﷺ dan para sahabat.
 
'''KISAH KEJUJURAN PENJUAL SUSU'''
 
Khalifah Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang pemimpin yang sering melakukan kunjungan ke rakyatnya, tanpa diketahui oleh rakyatnya sendiri. Suatu ketika, pada malam hari, Umar yang sedang berkeliling mengontrol suasana dan kondisi rakyatnya di malam yang gelap dan sepi, Umar mendengar seorang wanita sedang berbicara kepada anak perempuannya.
 
"Anakku, coba kamu campurkan susu itu dengan air!" "Ibu, saya tidak pernah mendengar keteguhan pendapat Amirul Mukminin (Umar bin Khattab) seperti ini," jawab anaknya.
 
Sang ibu bertanya, "Apa sebenarnya keteguhan seorang Umar yang kamu maksudkan, anakkau?". "Suara hati yang memanggilnya mengatakan, tidak boleh susu dicampur dengan air," jawab anaknya.
 
Wanita penjual susu itu berkata, "Sudahlah anakku, cepat campurkan susu itu dengan air! Kamu di tempat yang aman, Umar tidak akan tahu apa yang kamu lakukan. Tidak ada yang melaporkan itu kepada Umar."
 
Mendengar perkataan ibunya, gadis itu berkata, "Ibu, walaupun Umar bin Khattab tidak mengetahuinya, tapi demi Allah saya sangat menghormati dan patuh kepada Umar, baik di hadapan orang banyak maupun di belakangnya." Keesokan harinya, setelah bangun pagi, Umar berkata kepada Ashim, anaknya. "Ashim, pergilah ke suatu tempat di daerah ini. Engkau akan bertemu dengan seorang gadis, kalau dia tidak sibuk bekerja, maka persuntinglah dia menjadi istrimu. Semoga Allah memberimu keturunan darinya," kata Umar.
 
Firasat Umar manjur dan tepat. Ternyata benar, akhirnya putranya itu mempersunting anak perempuan dari wanita penjual susu itu. Mereka diberi anugerah keturunan yang saleh. Isti Ashim melahirkan anak perempuan yang kemudian dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan. Hasil dari pernikahan ini akhirnya melahirkan Umar bin Abdul Aziz yang dikenal sebagai seorang khalifah yang adil.
 
=== KRISTEN KATHOLIK ===
 
=== KRISTEN PROTESTAN ===
 
=== HINDU ===
 
=== BUDHA ===
 
== Referensi ==