Kesultanan Melaka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Negara prakolonial di Indonesia menggunakan HotCat Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Verosaurus (bicara | kontrib) Membalikkan revisi 23639287 oleh 2001:448A:1140:1C3E:176:DD3B:28DE:56FB (bicara) Tag: Pembatalan |
||
Baris 70:
Saat itu, ia mendapati penduduk Malaka sudah mulai ramai, baik dari orang Pasai, Arab, Persia, Gujarat dan Malabar. Kemudian, Sidi Abdul Aziz, seorang ulama yang berasal dari Jeddah, datang ke Malaka, mengajak ia untuk masuk Islam. Ajakan itu diterima. Sidi Abdul Aziz menganjurkan kepada ia untuk mengganti namanya menjad Sultan Muhammad Syah. Ia memeluk Islam sekitar tahun 1384.<ref name=":0" /> Sejak itu, ia resmi menjadi sultan negeri Malaka.
Sementara itu, berdasarkan [[Sulalatus Salatin]] dan [[Suma Oriental]] Kerajaan ini didirikan oleh Parameswara seorang pangeran yang berasal dari palembang
Laporan dari kunjungan Laksamana [[Cheng Ho]] pada 1409, mengambarkan [[Islam]] telah mulai dianut oleh masyarakat Malaka,<ref name="Kong">Yuanzhi Kong, (2000), ''Muslim Tionghoa Cheng Ho: misteri perjalanan muhibah di Nusantara'', Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-361-4</ref> sementara berdasarkan catatan Ming, penguasa Malaka mulai mengunakan gelar [[sultan]] muncul pada tahun 1455. Sedangkan dalam [[Sulalatus Salatin]] gelar sultan sudah mulai diperkenalkan oleh penganti berikutnya ''Raja Iskandar Syah'', tokoh yang dianggap sama dengan [[Parameswara]] oleh beberapa sejarahwan.<ref name="ISAS" /> Sementara dalam [[Pararaton]] disebutkan terdapat nama tokoh yang mirip yaitu ''Bhra Hyang Parameswara'' sebagai suami dari [[Majapahit|Ratu Majapahit]], [[Suhita|Ratu Suhita]]. Namun kontroversi identifikasi tokoh ini masih diperdebatkan sampai sekarang.
|