Kerajaan Koying: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gugunsuganta (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Gugunsuganta (bicara | kontrib)
Keberadaan Kerajaan Koying: Merapihkan artikel
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 26:
 
== Keberadaan Kerajaan Koying ==
Catatan yang dibuat oleh [[''K’ang-tai]]'' dan [[''Wan-chen]]'' dari [[''wangsa Wu]]'' (222-208) tentang adanya negeri [[Koying]]. Tentang negeri ini juga dimuat dalam ensiklopedia [[''T’ung-tien]]'' yang ditulis oleh [[''Tu-yu]]'' (375-812) dan disalin oleh [[''Ma-tu-an-lin]]'' dalam ensiklopedia [[''Wen-hsien-t’ung-k’ao]]'' ([[Wolters]] 1967: 51). Diterangkan bahwa di kerajaan [[Koying]] terdapat gunung api da kedudukannya 5.000 li di timur [[''Chu-po]]'' (jambi). Di utara Koying ada gunung api dan di sebelah selatannya ada sebuah teluk bernama [[''Wen]]''. Dalam teluk itu ada pulau bernama P’u-lei atau [[Pulau]]pulau. Penduduk yang mendiami pulau itu semuanya telanjang bulat, lelaki maupun perempuan, denga kulit berwarna hitam kelam, giginya putih-putih dan matanya merah. Mereka melakukan dagan tukar menukar arang atau [[barter]] dengan para penumpang kapal yang mau berlabuh di Koying seperti ayam dan babi serta bebuahan yang mereka tukarkan dengan berbagai benda logam. Melihat warna kulitnya kemungkinan besar penduduk P’u-lei itu bukan termasuk rumpun Proto-Negrito atau [[Melayu Tua]] yang sebelumnya menghuni daratan Sumatera.
 
Menurut catatan Cina yang lain lokasi Koying diperkirakan di Indonesia Barat ataupun di Semenanjung Malaka. Jika lokasinya memang di wilayah tersebut akhir itu pasti hal demikian tidak mungkin karena dilakporkan bahwa Koying merupakan sebuah negeri dengan banyak gunung api sedan di Semenanjung Malaka tidak ada gunung api. Jika kedudukannya di Indonesia Barat, yakni di Kalimantan, Jawa atau Sumatera, di pulau tersebut pertama juga tidak ada gunung api. Kalau negeri itu kedudukannya dianggap di Jawa juga sukar untuk diterima mengingat dengan demikian negeri itu harus berada di selatan gunung api bersangkutan yakni misalnya di Pegunungan Selatan Jawa. Kalau Koying dicoba ditempatkan si sebelah timur pulau Jawa, hal itu juga tidak mungkin karena wilayah itu tidak disebut-sebut dalam catatan Cina, dan besar kemungkinan memang belum dikenal oleh mereka.
Baris 32:
Namun jika kita lokasi kerajaan koying adalah negeri kerinci, maka posisi geografisnya sangat identik dan tidak berubah sampai sekarang, dimana kerajaan Chu-po, Thu-Po adalah negeri Tapan, yang sampai saat ini masih di sebut Tu-po atau Ta-pa oleh orang kerinci dan penduduk setempat, 5000 li timur Tu-po adalah alam kerinci dan disebelah utara ada gunung api menunjukkan keberadaan Gunung Kerinci, sebelah selatan terdapat teluk Wen adalah teluk inderapura, di tengah-tengah terdapat sebuah p'ulei atau pulau adalah pulau Pagai dengan gamabaran penghuni dan kebiasaan nya yang masih sama.
 
Menurut data Cina Koying memuliki pelabuhan dan telah aktif mengadakan perdagangan, terutama dengan berbagai daerah di bagian barat Sumatera. Catatan Cina tentang hal itu didapatkan dari sumber India dan Funan (Vietnam) karena pengiriman perutusan ke dan perdagangan langsung dengan Cina belum dilakukan. Dilaporkan selanjutnya bahwa Koying berpenduduk sangat banyak dan menghasilkan mutiara, emas, perak, batu giok, batu kristal dan pinang. Dari aktifnya perdagangan rasanya sangat sukar untuk menerima pantai selatan Jawa sebagai kedudukan Koying. Namun dapat ditambahkan selain Koying telah melakukan perdagangan dalam abad ke 3 M juga di Pasemah [[wilayah Sumatera Selatan]] dan Ranau [[wilayah Lampung]] telah ditemukan petunjuk adanya aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh Tonkin atau [[''Tongkin, Ton-king]]'' dan Vietnam atau [[''Fu-nan]]'' dalam abad itu juga. Malahan kermaik hasil zaman [[dinasti Han]] (abad ke 2 SM sampai abad ke 2 M) ditemukan di wilayah Sumatera tertentu (Ridho, 1979).
 
Adanya kemungkinan penyebaran berbagai negeri di Sumatera Tengah hingga Palembang di Selatan dan Sungai Tungkal di utara digambarkan oleh Obdeyn (1942), namun dalam gambar itu kedudukan negeri Koying tidak ada. Jika benar Koying berada di sebelah timur Tupo atau [[''Thu-po, Tchu-po, Chu-po]]'' dan kedudukannya di muara pertemuan dua sungai, maka ada satu tempat yang demikian yakni Tapan, Tu-po di pantai barat Sumatera Barat daerah inderapura . Dengan demikian posisi teluk wen adalah teluk inderapura dimana pelabuhan kuno terdapat di sana yaitu pelabuhan muaro sakai. Interaksi dagang yang terjadi secara langsung dan ada pula melalui perantaraan pihak ketiga. Hubungan dagang secara langsung terjadi dalam perdagangan dengan negeri-negeri di luar di sekitar Teluk Wen dan Selat Malaka maka besar kemungkinan negeri Koying berada di sekitar [[Alam Kerinci]].
 
Adanya kontak atau hubungan antar negeri dapat dilihat dari bukti-bukti peninggalan sejarah kuno di Kerinci berupa barang-barang keramik yang berasal dari zaman Dinasti Han di Tiongkok (202 SM s.d 221 M), barang-barang tersebut berupa guci terbuka, guci tertutup, mangkuk bergagang dan wada berkaki tiga tempat penyimpanan abu jenazah. Benda-benda keramik yang telah ditemukan kelihatannya bukan barang kebutuhan sehari-hari, melainkan barang-barang yang sering digunakan untuk upacara sakral bagi keperluan wadah persembahan.
 
Penemuan benda-benda yang berasal dari negeri Cina sebagaimana diungkapkan di atas, menunjukkan adanya jalur perdagangan atau kontak dagang baik secara langsung maupun tidak langsung antara penduduk negeri Koying dengan penduduk dari daratan negeri Cina. Kontak dagang masa silam antara negeri Cina dengan kerajaan di Alam Malayu menurut catatan geografi kepustakaan Dinasti Han telah berlangsung sejak pemerintahan [[Kaisar ''Wu Di]]''. Tentang catatan geografi ini dikemukakan oleh [[''Wan Hashim Wan Teh]]'' (1997: 96) sebagai berikut:
 
“Dalam Geografi Kepustakaan Dinasti Han [[''Han Shu Di Li Zhi]]'' terdapat catatan yang mengatakan bahwa semenjak pemerintahan Kaisar Wu Di (140 SM – 87 SM) sudah terdapat hubungan resmi antara Dinasti Han dengansebuah kerajaan di Jawa atau Sumatera bernana Diao Bian atau [[bahasa Tionghoa]] atau [[Dewavarman]]. Hubungan kerajaan Cina dengan kerajaan Alam Malayu pada awal kurun Masehi tersebut mempunyai kepentingan perdangan, membeli mutiara, batu-batu permata, barang-barang antik, emas dan bermacam kain sutra”
 
Melihat pada komoditas perdagangan sebagaimana yang disebutkan dalam catatan geografi kepustakaan di atas, ternyata sebagian besar dari komoditas tersebut dihasilkan oleh negeri yang berada di Alam Kerinci atau salah satu negeri di pusat Alam Melayu. Di negeri ini sejak zaman prasejarah telah dikenal menghasilkan barang-barang dagang tersebut. Oleh sebab itu besar dugaan bahwa penduduk negeri ini telah menjual barang-barang tersebut ke negeri tetangganya yaitu Kerajaan Javadwipa. Selanjutnya Kerajaan Javadwipa yang merupakan salah satu kerajaan maritime di kawasan nusantara pada waktu itu, lalu mengekspor barang-barang tersebut ke negeri Cina.
 
Atas dasar [[bukti-bukti]] peninggalan sejarah yang ditemukan menunjukkan pula bahwa negeri Koying yang pusat intinya di [[Alam Kerinci]] telah aktif melakukan kontak dagang dengan negeri luar. Barang-barang tersebut kemudian mereka tukar dengan barang yang dibutuhkan oleh pedagang dari luar yang dibawa para pedagang negeri luar yang berlabuh di Teluk Wen, seperti benda-benda keramik, manik-manik, sutera dan benda-benda perhiasan lainnya.
 
== Ensiklopedia negeri Cina ==