Kabupaten Lebak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rescuing 6 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Baris 63:
 
=== Perubahan Nama Menjadi Kabupaten Lebak ===
Pada tahun 1828, ibu kota Kabupaten Banten Kidul dipindahkan dari Cilangkahan ke [[tepatnya di [[Lebak Parahiang, Leuwidamar, Lebak|Lebak Parahiang]] (daerah [[Leuwidamar, Lebak|Leuwidamar]]) dan mengganti nama Kabupaten Banten Kidul menjadi Kabupaten Lebak pada tanggal 2 Desember 1828.<ref>{{Cite news|title=Mengenal Lebak Parahiang pernah menjadi ibu kota Lebak|url=https://banten.idntimes.com/news/banten/amp/muhammad-iqbal-15/mengenal-lebak-parahiang-pernah-jadi-ibu-kota-lebakbr?page=all#page-2|work=Idn Times|language=id-ID|access-date=2022-07-04|archive-date=2023-03-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20230328132827/https://banten.idntimes.com/news/banten/amp/muhammad-iqbal-15/mengenal-lebak-parahiang-pernah-jadi-ibu-kota-lebakbr?page=all#page-2|dead-url=no}}</ref> Tanggal bulan ini dijadikan hari jadi Kabupaten Lebak.
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kustgezicht met kokospalmen bij Sawarna TMnr 10027506.jpg|jmpl|300px|Pemandangan pantai di Sawarna pada tahun 1929.]]
Baris 86:
 
=== Batas Wilayah ===
Kabupaten Lebak berbatasan dengan beberapa [[wilayah]] berikut:<ref>{{Cite book|last=Ginandar|date=2022|url=https://museummultatuli.id/magazine/toponimi-nama-nama-kecamatan-di-kabupaten-lebak/|title=Toponimi Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Lebak|location=Lebak|publisher=Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak|isbn=978-623-978-556-7|pages=15|url-status=live|access-date=2023-05-29|archive-date=2023-02-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230202085909/https://museummultatuli.id/magazine/toponimi-nama-nama-kecamatan-di-kabupaten-lebak/|dead-url=no}}</ref>{{Batas_USBT
|utara = [[Kabupaten Serang]] dan [[Kabupaten Tangerang]]
|selatan = [[Samudra Hindia]]
Baris 108:
[[Berkas:Het huis van Multatuli in Betoeng - The home of the Dutch writer Eduard Douwes Dekker (4599067583).jpg|al=Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Lebak|jmpl|273x273px|Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Lebak]]
[[Berkas:Museum multatuli rangkasbitung lebak.jpg|al=Museum Multatuli Rangkasbitung Lebak Banten|jmpl|272x272px|'''Museum Multatuli Rangkasbitung Lebak Banten''']]
Multatuli atau bernama asli [[Eduard Douwes Dekker|Edward Douwes Dekker]] adalah tokoh Belanda yang berperan penting dalam membentuk dan memodifikasi kebijakan kolonial Belanda di Hindia Belanda pada ke-19. Multatuli menulis Max Havelaar yang membuat masyarakat Eropa mulai menyadari bahwa kekayaan yang mereka dapat merupakan hasil penderitaan di bagian lain dunia. Kesadaran ini kemudian membentuk motivasi [[Politik Etis|kebijakan politik etis]], dimana pemerintah kolonial Belanda berusaha untuk membayar hutang mereka kepada rakyat kolonial. Pembayaran hutang ini dilakukan dengan memberikan pendidikan kepada beberapa kelas pribumi, umumnya anggota pribumi yang setia kepada pemerintah kolonial.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-22|title=Max Havelaar: Cerita, Kritik, dan Dampak Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/22/200000179/max-havelaar--cerita-kritik-dan-dampak|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-03|archive-date=2023-05-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230508175617/https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/22/200000179/max-havelaar--cerita-kritik-dan-dampak|dead-url=no}}</ref>
Novel karya [[Eduard Douwes Dekker|Multatuli]] yang mulai terbit pada 1860, merupakan karya yang banyak mengisahkan potret kondisi masyarakat Lebak pada masa kolonial Belanda. [[Politik Etis|Gerakan politik etis]] dari rakyat belanda sebagai dampak novel Max havelaar inilah yang memunculkan ide terkait perlunya membayar utang budi terhdap tanah jajahan wilayah Hindia-Belanda. Ide politik etis ini yang disebut menjadi awal kehancuran kolonialisme Belanda di nusantara. Khusus untuk program edukasi yang akhirnya diberikan pemerintah Belanda bagi pribumi ini yang diyakini berpengaruh pada lahirlah masyarakat terpelajar di wilayah Nusantara yang 'melek' untuk memerdekakan Indonesia seperti Soekarno, Hatta dan para pejuang terdidik lainnya.<ref>{{Cite web|date=2019-11-01|title=Max Havelaar, Novel Legendaris yang Mengguncang Belanda|url=https://republika.co.id/share/q0a5f4430|website=Republika Online|language=id|access-date=2023-05-03|archive-date=2023-05-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230505210051/https://republika.co.id/share/q0a5f4430|dead-url=no}}</ref>
 
=== Wisata Alam ===
Baris 117:
[[Berkas:Sawarna Banten Green View.jpg|jmpl|Sawarna di Bayah, Lebak|kiri]]
[[Berkas:Surfing Sawarna, 2017.jpg|kiri|jmpl|Berselancar di Sawarna]]
[[Geopark Bayah Dome]] merupakan Prioritas Pariwisata Kabupaten Lebak. Geopark Bayah Dome tersebut meliputi geosite Bayah, Cilograng, Cibeber, Panggarangan, Cigemblong, Cihara, Sajira dan Curugbitung.<ref>{{Cite web|title=Geopark Bayah Dome Bakal Dikembangkan Jadi Prioritas Pariwisata Kabupaten Lebak {{!}} Dinas Pariwisata Provinsi Banten|url=https://dispar.bantenprov.go.id/Berita/topic/588|website=dispar.bantenprov.go.id|access-date=2023-05-03|archive-date=2022-08-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220820050211/https://dispar.bantenprov.go.id/Berita/topic/588|dead-url=no}}</ref> Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah menetapkan Kawasan Bayah Dome atau Kubah Bayah di Kabupaten Lebak sebagai Geopark yang memiliki warisan Geologi atau Geoheritage melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 164 Tahun 2022 tentang Penetapan Warisan Geoheritage kawasan Bayah Dome atau Kubah Bayah tersebut. Geopark Bayah Dome bertujuan untuk menjaga konservasi alam, melestarikan budaya, serta menjadi sumber pendapatan berbasis wisata edukasi.<ref name=":0">{{Cite web|last=Jurnalistika|date=2022-12-14|title=ESDM Tetapkan Kawasan Bayah Dome Jadi Geopark|url=https://www.jurnalistika.id/news/esdm-tetapkan-kawasan-bayah-dome-jadi-geopark/|website=Jurnalistika.id|language=id|access-date=2023-05-03|archive-date=2023-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230506061213/https://www.jurnalistika.id/news/esdm-tetapkan-kawasan-bayah-dome-jadi-geopark/|dead-url=no}}</ref>
 
Sejarah [[Geopark Bayah Dome]] juga sudah tercatat sejak lama melalui tulisan seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda, Van Bemmelen membuat buku tentang Geologi Indonesia yang ia terbitkan tahun 1949. Di dalam buku itu, Van Bemmelen membahas pembentukan Kubah Bayah. Kubah ini adalah sebuah struktur atau bentang alam gunung api yang berumur Neogen sampai Kuarter (23 – 0.01 juta tahun lalu). Di kawasan Bayah Dome juga terbentuk cebakan-cebakan emas, perak, dan bahan galian logam lainnya yang bernilai ekonomis. Sehingga kawasan ini terkenal sebagai kawasan “Gold District”. Selain itu, kawasan ini juga populer sebagai tambang emas sejak zaman penjajahan. Hingga kini, aktivitas penambangan di beberapa tempat masih berlangsung.<ref name=":0" />