Konten dihapus Konten ditambahkan
Miminsastra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k tambah pranala dalam
Baris 9:
Prasasti ini ditulis dalam [[aksara Kawi]], namun, bahasa yang digunakan adalah [[bahasa Melayu Kuno]]. Bosch melihat penggunaan bahasa Melayu sebagai tanda kekeluargaan [[Sriwijaya|pendiri Sriwijaya]], Dapunta Sri dengan Tarusbawa yang sama-sama menantu dari raja Tarumanagara dari kawasan Jawa Barat.
 
Sejarawan Prancis Claude Guillot dari lembaga penelitian [[École française d'Extrême-Orient]] memperkirakan prasasti Kebonkopi II ini mengacu ke pendirian [[kerajaan Sunda]]. Sejarawan Australia [[M. C. Ricklefs]] mengikuti perkiraan ini dalam bukunya [[A History of Modern Indonesia since c. 1200.|''A History of Modern Indonesia since c. 1200''.]]
 
Nama Sunda pertama kali disebut dalam sebuah prasasti ini. Namun, isi prasasti di antaranya berbunyi ''“berpulihkan hajiri Sunda”'', dapat ditafsirkan bahwa sebelumnya telah ada raja Sunda hingga akhirnya dipulihkan kekuasaanya, dimana kedaulatan kerajaan Sunda dipulihkan kembali.<sup>:381</sup> Sedangkan nama ''"Pangambat"'' berarti "pemburu", dapat ditafsirkan bahwa Sang Raja adalah seorang pemburu yang ulung.