Kesunanan Surakarta Hadiningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Baris 63:
== Latar Belakang ==
 
Setelah Kesultanan Mataram yang beribu kota di [[Keraton Plered|Plered]], porak-poranda akibat pemberontakan [[Trunajaya]] tahun [[1677]],<ref>{{cite web|url=https://tirto.id/aksi-trunojoyo-melawan-mataram-dan-dihukum-mati-cD7T|title=Trunojoyo Melawan Mataram dan Dihukum Mati}}</ref> ibu kotanya lalu dipindahkan oleh [[Amangkurat II|Susuhunan Amangkurat II]] lalu dipindahkan ke [[Keraton Kartasura|Kartasura]].<ref>{{cite journal|author=Siswanta|title=Sejarah Perkembangan Mataram Islam Kraton Plered|journal=Karmawibangga:Historical Studies Journal|volume=1|pages=33-42|date=2019|url=https://journal.upy.ac.id/index.php/karmawibangga/article/view/329/228|format=[[PDF]]}}</ref>
Pada masa [[Pakubuwana II|Susuhunan Pakubuwana II]] memegang tampuk pemerintahan, [[Keraton Kartasura]] mendapat serbuan dari pemberontakan orang-orang [[Tionghoa]] yang mendapat dukungan dari orang-orang [[Jawa]] anti [[VOC]] di tahun [[1742]]. Peristiwa tersebut merupakan bagian dari sebuah konflik panjang yang dikenal sebagai [[Geger Pecinan|Geger Pacinan]]. Kesultanan Mataram yang berpusat di [[Keraton Kartasura|Kartasura]] itu akhirnya mengalami keruntuhan. Kota Kartasura kemudian berhasil direbut kembali berkat bantuan [[Cakraningrat IV|Adipati Cakraningrat IV]], seorang penguasa [[Bangkalan]] yang merupakan sekutu VOC, namun keadaannya sudah rusak parah. [[Pakubuwana II]] yang menyingkir ke [[Ponorogo]], akhirnya memutuskan untuk membangun istana baru di Desa Sala sebagai ibu kota Kerajaan Mataram yang baru.