Kesunanan Surakarta Hadiningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Baris 70:
=== Alasan Pemindahan ===
 
Bangunan [[Keraton Kartasura]] yang sudah hancur karena serbuan pemberontak, kemudian dianggap telah "tercemar". Susuhunan Pakubuwana II lalu memerintahkan Tumenggung Hanggawangsa (bernama kecil Jaka Sangrib atau Kentol Surawijaya, kelak diberi gelar Tumenggung Arungbinang I), bersama Tumenggung Mangkuyudha, serta komandan pasukan Belanda, J.A.B. van Hohendorff, untuk mencari lokasi [[ibu kota]] dan [[keraton]] yang baru. Setelah itu, dibangunlah sebuah kompleks keraton baru di lokasi ibu kota baru yang sudah ditetapkan, yang berjarak sekitar 20&nbsp;km ke arah tenggara dari Kartasura; tepatnya yaitu berada di Desa Sala, sebuah desa yang terletak di tepi [[Bengawan Solo]] ([[bahasa Jawa]]: ''Bengawan Sala''). Untuk pembangunan keraton tersebut, Pakubuwana II membeli tanah seharga selaksa keping emas<ref>[http://blusukansolo.tumblr.com/post/21705105765/resume-singkat-blusukan-ndalem-pangeran Resume Singkat Blusukan Ndalem Pangeran] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150105141418/http://blusukansolo.tumblr.com/post/21705105765/resume-singkat-blusukan-ndalem-pangeran |date=2015-01-05 }}. Blusukan Solo. Diakses 5 Januari 2015.</ref> yang diberikan kepada ''akuwu'' (lurah) Desa Sala yang dikenal sebagai Ki Gedhe Sala. Di tengah pembangunan keraton, Ki Gedhe Sala meninggal dan dimakamkan di area keraton.<ref name="kompleks bangunan keraton surakarta">{{cite web|url=https://balaibauwarna.blogspot.com/2012/07/kompleks-bangunan-keraton-surakarta.html|title=Kompleks Bangunan Keraton Surakarta}}</ref><ref name="gusti puger">[https://www.youtube.com/watch?v=9ulv9ggpwG8 KGPH. Puger: Kyai Sala dan Ki Gede Sala adalah Dua Tokoh Berbeda] ''Youtube.com''</ref>
 
Pemindahan keraton dari Kartasura ke Desa Sala dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Pertama, menurut ahli nujum Raden Tumenggung Hanggawangsa, kerajaan itu bisa menjadi baik, ramai, serta makmur. Walaupun kekuasaan raja tidak seberapa luas, namun kekuasaan itu dapat berlangsung lama. Kedua, Desa Sala terletak di dekat ''tempuran'', artinya tempat bertemunya dua sungai, yaitu Sungai Pepe dan [[Bengawan Solo]]. Menurut mistik Jawa, ''tempuran'' mempunyai arti magis dan tempat-tempat di dekatnya dianggap keramat. Ketiga, letak Desa Sala dekat dengan Bengawan Solo, sungai terbesar di Jawa yang sejak zaman dahulu mempunyai arti penting sebagai penghubung antara Jawa bagian tengah dengan Jawa bagian timur. Fungsi Bengawan Solo sebagai penghubung ini dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, antara lain ekonomi, sosial, politik, dan militer. Sampai abad ke-19, bepergian lewat sungai ternyata lebih aman daripada melewati jalur darat.