Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 41:
Setelah kemunculan beberapa [[:Kategori:Madrasah Tarbiyah Islamiyah|MTI]] di Sumatra Barat, Inyiak Canduang kemudian mendirikan organisasi Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PMTI) untuk menghubungkan MTI-MTI tersebut. Sebelumnya, ulama-ulama Kaum Tua di [[Sumatra Tengah]] pernah berhimpun di dalam organisasi bernama [[Ittihad Ulama Sumatera]] yang didirikan pada 1921 oleh Syekh Abbas Qadhi, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli dan Syekh Muhammad Jamil Jaho. Organisasi ini kemudian dipimpin oleh [[Muhammad Saad Mungka|Syekh Muhammad Saad Mungka]].{{sfn|Koto|2012|p=30}}
Pada 1918, [[Hasan Basri Maninjau|Syekh Hasan Basri Maninjau]] yang merupakan ''de Commisaris'' Ittihad Ulama Sumatera menerbitkan majalah [[Al-Mizan (majalah)|''Al-Mizan'']] melalui Penerbit Syarikatul Ihsan [[Maninjau]]. Majalah al-Mizan, selain berisi karangan-karangan mengenai agama, juga memuat pertanyaan dan jawaban. Pertanyaan-pertanyaan itu berasal dari pembaca al-Mizan dari berbagai daerah. Pertanyaan ini dijawab oleh Majelis Tarjih Ittihadul Ulama Sumatera yang terdiri dari beberapa ulama seperti Syekh Muhammad Saad Mungka, [[Khatib Ali|Syekh Khatib Ali Padang]], Syekh Muhammad Nur Bayur Maninjau, Syekh Abdullah Maninjau, Syekh Sulaiman Arrasuli Candung, Syekh Muhammad Jamil Jaho dan Syekh Makhudum Tanjuang Bingkuang Solok.
Setelah Al-Mizan berhenti terbit, Ittihad Ulama Sumatera sempat menerbitkan majalah ''[[Ar-Radd wal-Mardud]]'' di [[Ladang Laweh, Banuhampu, Agam|Ladang Laweh]] pada 1921. Majalah tersebut tercatat diasuh oleh [[Sirajuddin Abbas]] (sebagai kepala redaktur) dan Mustafa Salim. Majalah ini terbit hingga tahun 1926. Setelah Syekh Saad Mungka meninggal pada tahun 1923, organisasi Ittihad Ulama Sumatera pun menjadi padam. Usai Syekh Sulaiman Ar-Rasuli mempelopori pendirian sekolah agama atau [[madrasah]] bernama ''Tarbiyah Islamiyah'' pada 5 Mei 1928, ia kemudian mengumpulkan ulama Kaum Tua yang sebelumnya tergabung dalam Ittihad Ulama Sumatera untuk membicarakan masa depan Madrasah Tarbiyah Islamiyah dalam Rapat Besar di Surau Tangah, Candung pada 19–20 Mei 1930. Di antara yang hadir dalam Rapat Besar tersebut termasuk Syekh Khatib Ali Padang, Syekh Abbas Qadhi Ladang Laweh, Syekh Muhammad Jamil Jaho, Syekh Arifin al-Arsyadi Batuhampar, Syekh Abdul Majid Koto Nan Gadang, Syekh Abdul Wahid as-Shalihi Tabek Gadang, Syekh Jalaluddin Sicincin, [[Muhammad Yunus Tuanku Sasak|Syekh Muhammad Yunus Tuanku Sasak]], Tuanku Alwi Koto Nan Ampek, Syekh Makhudum Tanjung Bingkung Solok, Syekh Adam Palembayan, [[Muhammad Zain Simabur|Syekh Muhammad Zain Simabur]], Syekh Hasan Basri Maninjau, [[Muhammad Said Bonjol|Syekh Muhammad Said Bonjol]], Syekh Ahmad Baruah Gunuang-Suliki dan [[HMS Sulaiman|Buya Muhammad Sutan Sulaiman]].{{sfn|Koto|2012|p=32}}
Baris 97 ⟶ 99:
Buya Rusli kemudian mengusulkan akronim PERTI yang selama ini digunakan sebagai identitas PERTI Suliki menjadi akronim atau singkatan Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Selanjutnya ia meminta agar tetap memimpin PERTI di Mungka-Suliki. Usulan ini disetujui oleh para ulama pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah termasuk Syekh Sulaiman Arrasuli dan Syekh Muhammad Jamil Jaho. Konferensi Suliki kemudian menetapkan pengurus sementara PERTI yang terdiri dari Syekh Muhammad Jamil Jaho sebagai ketua dewan kehormatan (''hoofdbestuur''), Syekh Hasan Basri Maninjau sebagai ketua pelaksana (''de voorzitter'') dan Sirajuddin Abbas sebagai sekretaris sementara. Selain itu, kantor pengurus besar juga ditetapkan berada di Bukittinggi.<ref name=":4">{{Cite web|last=Islamiyah|first=Tarbiyah|date=4 Mei 2021|title=Sejarah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Menurut Sanusi Latief (Bagian 2)|url=https://tarbiyahislamiyah.id/sejarah-persatuan-tarbiyah-islamiyah-perti-menurut-sanusi-latief-bagian-2/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id|access-date=2023-04-14}}</ref>
Setelah konferensi di Suliki, PERTI mengadakan konferensi besar di Bukittinggi pada 24 Desember 1937 untuk membentuk pengurus besar PERTI yang definitif. Konferensi tersebut menetapkan Syekh Muhammad Jamil Jaho sebagai ketua dewan kehormatan (''hoofdbestuur'') Hasan Basri sebagai ketua pelaksana (''de voorzitter''), Sirajuddin Abbas sebagai wakil ketua, Fakih Ghazali sebagai sekretaris. Adapun anggota pengurus terdiri dari Rusli Abdul Wahid, Sulthani Abdullah Dt. Rajo Dubalang dan HMS Sulaiman. Dalam struktur pengurus, juga ada dewan penasehat yang terdiri dari beberapa sesepuh PERTI seperti Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Syekh Muhammad Jamil Jaho, Syekh Abdul Wahid, Syekh Arifin, dan lain-lain.<ref name=":4" /> Pada masa kepengurusan ini, PERTI membentuk dua organisasi penunjang yaitu PERTI PUTERI yang didirikan pada setiap cabang PERTI dan Persatuan Murid-Murid Tarbiyah Islamiyah (PMTI) yang didirikan pada setiap MTI .<ref>{{Cite web|date=2020-05-15|title=Majalah Al Bayan Al Mubin 1919-1921; Refleksi menuju 1 abad 1919-2019 {{!}} Surau Parabek|url=https://surauparabek.or.id/khairul-ashdiq/majalah-al-bayan-al-mubin-1919-1921-refleksi-menuju-1-abad-1919-2019/|website=web.archive.org|access-date=2023-04-14|archive-date=2020-05-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20200515045932/https://surauparabek.or.id/khairul-ashdiq/majalah-al-bayan-al-mubin-1919-1921-refleksi-menuju-1-abad-1919-2019/|dead-url=yes}}</ref>
Pada konferensi PERTI di Bukittinggi pada 11–16 Februari 1938 M/10–15 Dzulhijjah 1356 H, Sirajuddin Abbas terpilih sebagai ketua (''de voorzitter'') PERTI menggantikan Buya Haji Hasan Basri yang mengundurkan diri karena masalah kesehatan. Konferensi 1938 juga menetapkan Anggaran Dasar (''Statuten'') dan Anggaran Rumah Tangga (''Huishoudelijk Reglement'') PERTI sekaligus mengesahkan akronim PERTI sebagai singkatan Persatuan Tarbiyah Islamiyah.<ref>{{Cite web|last=Samad|first=Duski|date=Sabtu, 04 Mei 2013|title=DPD PERTI SUMATERA BARAT: Optimalisasi Peran PERTI|url=http://dpdpertisumaterabarat.blogspot.com/2013/05/optimalisasi-peran-perti.html|website=DPD PERTI SUMATERA BARAT|access-date=2023-04-09}}</ref> AD/ART itu disempurnakan dan disahkan kembali pada Kongres ke-II di Bukittinggi pada tanggal 28 April–5 Mei 1939 M/8–15 Rabi’ul Awal 1958.<ref>{{Cite web|last=Samad|first=Duski|date=2013-04-10|title=DPD PERTI SUMATERA BARAT: Sejarah Berdirinya MTI|url=http://dpdpertisumaterabarat.blogspot.com/2013/04/sejarah-mti_10.html|website=DPD PERTI SUMATERA BARAT|access-date=2023-04-09}}</ref>
|