Krom Bank Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mdn1604 (bicara | kontrib)
k Mdn1604 memindahkan halaman Krom Bank ke Krom Bank Indonesia: Penyesuaian nama untuk perusahaan yang diperdagangkan di lantai bursa
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
Termasuk bank kecil<ref>[https://katadata.co.id/ihya/finansial/61af4870c7fd0/bank-bank-kecil-kebut-jual-saham-baru-untuk-kerek-modal-di-ujung-tahun Bank-bank Kecil Kebut Jual Saham Baru untuk Kerek Modal di Ujung Tahun]</ref> dengan modal Rp 2,06 triliun di akhir 2021,<Ref name=setela>[https://keuangan.kontan.co.id/news/setelah-dikuasai-kredivo-bank-bisnis-bbsi-harus-tambah-modal-lagi Setelah Dikuasai Kredivo, Bank Bisnis (BBSI) Harus Tambah Modal Lagi]</ref> Bank Bisnis sesungguhnya memiliki usia yang cukup tua, telah berdiri sejak 16 Maret 1957 dengan nama NV (kemudian PT)<ref>[https://books.google.co.id/books?id=uwaEKYuSKLwC&q=BankEkonomiNasional+Bandung&dq=BankEkonomiNasional+Bandung&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiDs43Sn5H4AhWAS2wGHWoGC504FBDoAXoECAEQAg Ekonomi, keuangan dan bank, Volume 1-2]</ref> Bank Ekonomi Nasional yang berbasis di [[Bandung]]. Bank Ekonomi Nasional mendapat izin sebagai Bank Umum sesuai dengan Surat Keputusan [[Menteri Keuangan Republik Indonesia]] No.56202/U.M.II. tertanggal 11 April 1957.<Ref name=pros>[https://bankbisnis.id/wp-content/uploads/2020/09/Prospektus-IPO-PT.-Bank-Bisnis-Internasional-Tbk-2020.pdf Prospektus BBSI 2020]</ref> Pada saat didirikan, pemilik sahamnya terdiri dari beberapa orang yaitu Ahman Warsoma, Atim Djamhari, Njonja Soemarni, Thjie Soei Seng, dan Oh Siauw Law.<ref name=kkong>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20211021215340-17-285675/ada-konglomerat-cuan-rp-500-m-dari-jual-bank-ini-sosoknya Ada Konglomerat Cuan Rp 500 M dari Jual Bank, Ini Sosoknya!]</ref> Pada tahun 1965, Bank Ekonomi Nasional memiliki 2 kantor, yaitu kantor pusat di Jl. Asia Afrika 123, Bandung dan satu kantor cabang di Krekot, Jakarta.<reF>[https://books.google.co.id/books?id=MVooAQAAMAAJ&q=BankEkonomiNasional+Bandung&dq=BankEkonomiNasional+Bandung&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwif9tWwn5H4AhW37nMBHVxdBW84ChDoAXoECAIQAg Sangkakala, Volume 1,Masalah 1-3]</ref> Namun, di tahun 1970-an, tercatat bank ini sempat menderita krisis dan hampir bangkrut.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=q85mAAAAMAAJ&dq=BankEkonomiNasional+Bandung&focus=searchwithinvolume&q=EkonomiNasional Modern Orient : monthly magazine of information and studies for the dissemination and knowledge of the East, above all Muslim , Volume 51]</ref>
 
Belakangan, di tanggal 2 Juni 1976, nama Bank Ekonomi Nasional diganti menjadi Bank Pengembangan Nasional.<Ref name=pros/> Tercatat, di tahun 1988, Bank Pengembangan Nasional dikelola oleh Sukun Natawidjaja dkk. Sundjono Suriadi, yang nantinya akan mengendalikan bank ini, juga duduk di kursi [[komisaris]]. Saat itu, kantor pusatnya sudah pindah ke Jl. Asia Afrika 121, Bandung, dan pada tahun tersebut mencatatkan aset Rp 11 miliar.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=NIdNAQAAIAAJ&q=Jusup+Jen+Suherman+BOARD+OF+MANAGING+DIRECTORS+...&dq=Jusup+Jen+Suherman+BOARD+OF+MANAGING+DIRECTORS+...&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjwtZ7roJH4AhUU8DgGHbs8AdkQ6AF6BAgFEAI Directory of Banks in ASEAN.]</ref> Pada tanggal 10 Januari 1995, nama bank berganti menjadi Business International Bank, dan terakhir dipada tanggal 3 Mei 1996 menjadi namanya saat ini, yaitu Bank Bisnis Internasional.<Ref name=pros/> Pada titik inilah, Sundjono Suriadi hadir sebagai pemegang saham dominan, dimana pada tahun 2002, lewat perusahannya PT Sun Land Investama dan PT Sun Antarnusa Investment memegang 100% saham.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=Z_QVAQAAMAAJ&q=BankBisnis+suriadi&dq=BankBisnis+suriadi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjWgPGnopH4AhURRWwGHUuTAzgQ6AF6BAgEEAI Perbankan Indonesia pasca krisis: analisis, prospek, dan profil]</ref> Sundjono merupakan seorang pengusaha [[tekstil]] yang memiliki sejumlah pabrik seperti PT [[Sunson Textile Manufacturer]] Tbk dan PT Maju Mustika Garment. Belakangan, anak-anak Sundjono juga duduk dalam kepemimpinan bank ini.<Ref name=pros/><ref name=kkong/>
 
Pada tahun 2017, Bank Bisnis dikuasai sahamnya oleh PT Sun Antarnusa Investment 10,43%, PT Sun Land Investama 35,60%, dan Sundjono Suriadi 53,96%.<ref name=kkong/> Meskipun demikian, Bank Bisnis masih tergolong bank kecil, dengan pada tahun 2014 memiliki aset Rp 540 miliar, modal Rp 83,6 miliar, 7 kantor cabang dan status bank nondevisa.<ref>[https://bankbisnis.id/?media_dl=270 LapTahunan BBSI 2014]</ref> Di tahun 2020, asetnya menjadi Rp 985 miliar dan modal inti Rp 491 miliar. Belakangan, demi menambah modal sesuai dengan kewajiban, keluarga Sundjono Suriadi melepas 15% sahamnya dalam proses ''go public''<ref name=kkong/> yang dilakukan pada 7 September 2020 di [[Bursa Efek Indonesia]] dengan harga awal Rp 480.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20200907113403-17-184839/baru-ipo-saham-bank-ini-sudah-meroket-siapa-pengendalinya Baru IPO Saham Bank Ini Sudah Meroket, Siapa Pengendalinya?]</ref> Namun, kemungkinan karena masih belum cukup menambah modal, Bank Bisnis mengundang sebuah ''[[fintech]]'', [[Kredivo]] (PT FinAccel Teknologi Indonesia) untuk membeli saham bank ini. Pada 21 Mei 2021, Kredivo membeli 24% saham Bank Bisnis,<ref>[https://katadata.co.id/yuliawati/finansial/60ab2278212e0/saingi-akulaku-kredivo-beli-24-saham-bank-bisnis-internasional Saingi Akulaku, Kredivo Beli 24% Saham Bank Bisnis Internasional]</ref> yang kemudian menjadi 40% pada 15 Oktober 2021. Kredivo saat itu memang berkeinginan memiliki bank digital bernama Lime Bank.<Ref>[https://investor.id/finance/267869/jadi-pengendali-bank-bisnis-kredivo-suntik-rp-43969-miliar Jadi Pengendali Bank Bisnis, Kredivo Suntik Rp 439,69 Miliar]</ref> Kemudian, di tanggal 4 April 2022, saham Kredivo naik menjadi 75% yang menjadikannya pemegang saham mayoritas, yang berarti juga mengakhiri kendali keluarga Suriadi di bank ini walaupun masih memegang saham minoritas.<Ref name=setela/> Masuknya Kredivo ke bank kecil ini tercatat sempat menaikkan harganya menjadi Rp 7.900/lembar di Oktober 2021.<ref name=kkong/> Kredivo sendiri berkomitmen untuk menaikkan modal inti Bank Bisnis menjadi sesuai kewajiban, yaitu Rp 3 triliun.<Ref name=setela/>