Bahasa Melayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kucing gelap (bicara | kontrib)
k tambah pranala dalam
Baris 93:
Bahasa Melayu mulai digunakan secara meluas sebagai [[Basantara|bahasa perantara]] [[Kesultanan Melaka]] (1402–1511). Selama zaman ini, bahasa Melayu berkembang pesat di bawah pengaruh kesusastraan Islam. Perkembangan itu mengubah sifat bahasa dengan penyerapan besar-besaran perbendaharaan kata [[bahasa Arab]], [[Bahasa Tamil|Tamil]], dan [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]], yang disebut bahasa Melayu Klasik. Di bawah [[Kesultanan Melaka]], bahasa itu berkembang menjadi suatu bentuk yang dapat dikenali oleh penutur bahasa Melayu Modern. Ketika istana berpindah untuk mendirikan [[Kesultanan Johor]], istana terus menggunakan bahasa klasik. Bahasa itu menjadi begitu dikaitkan dengan Riau Belanda dan Johor Britania sehingga sering diandaikan bahwa bahasa Melayu Riau dekat dengan bahasa klasik. Walau bagaimanapun, tidak ada kaitan yang lebih erat antara bahasa Melayu Melaka yang digunakan di Riau dengan bahasa sehari-hari Riau.<ref>{{cite book|last=Sneddon|first=James N.|title=The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society|url=https://books.google.com/books?id=A9UjLYD9jVEC&pg=PA70|year=2003|publisher=UNSW Press|isbn=978-0-86840-598-8|page=70}}</ref>
 
Laporan [[Portugis]] dari abad ke-16 menyebut-nyebut mengenai perlunya penguasaan bahasa Melayu untuk [[Transaksi|berurus niaga]]. Seiring dengan runtuhnya kekuasaan Portugis di Malaka, dan munculnya berbagai kesultanan di pesisir Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, serta selatan [[Filipina]], dokumen-dokumen tertulis di kertas dalam bahasa Melayu mulai ditemukan. Surat-menyurat antarpemimpin kerajaan pada abad ke-16 juga diketahui telah menggunakan bahasa Melayu. Karena bukan penutur asli bahasa Melayu, mereka menggunakan bahasa Melayu yang "disederhanakan" dan mengalami percampuran dengan bahasa setempat, yang lebih populer sebagai [[bahasa Melayu Pasar]] (''Bazaar Malay''). Tulisan pada masa ini telah menggunakan [[huruf Arab]] (kelak dikenal sebagai [[huruf Jawi]]) atau juga menggunakan huruf setempat, seperti [[hanacaraka]].<ref name="Ikram"/>
 
Surat-surat tertua yang ditulis dalam bahasa Melayu antara lain dari Sultan Abu Hayat dari [[Ternate]], [[Kepulauan Maluku]] di [[Indonesia]] masa kini, bertarikh sekitar tahun 1521–1522. Teks itu ditujukan kepada raja [[Portugal|Portugis]], setelah hubungan dengan penjelajah Portugis [[Francisco Serrão]].<ref name=sneddon/> Surat-surat itu menunjukkan tanda penggunaan bukan penutur jati. Orang Ternate menggunakan (dan masih menggunakan) [[bahasa Ternate]], suatu [[rumpun bahasa Papua Barat]] sebagai [[Bahasa ibu|bahasa pertama]] mereka. Bahasa Melayu digunakan semata-mata sebagai [[Basantara|bahasa perantara]] untuk komunikasi antaretnik.<ref name=sneddon>{{cite book|last=Sneddon|first=James N.|title=The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society|url=https://books.google.com/books?id=A9UjLYD9jVEC&pg=PA62|year=2003|publisher=UNSW Press|isbn=978-0-86840-598-8|page=62}}</ref>