Pesantren: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M.Ghiyats (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Mengembalikan konten yg dihapus oleh IP tanpa penjelasan. Wikipedia tidak disensor.
Tag: Pembatalan
Baris 5:
 
Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran [[agama]], umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.<ref>Sudjono Prasodjo, Profil Pesantren, (Jakarta: LP3S, 1982), hlm. 6.</ref>
 
Maraknya kasus pencabulan dan kekerasan di dalam lingkungan pesantren,<ref>{{Cite web|last=Hidayat|first=Irfan|date=2022-09-08|title=Kekerasan di Pesantren dan PMA yang Tak Kunjung Selesai|url=https://mubadalah.id/kekerasan-di-pesantren-dan-pma-yang-tak-kunjung-selesai/|website=Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah|language=id-ID|access-date=2022-09-08}}</ref><ref>{{Cite news|date=2022-07-09|title=Mengungkap Penyebab Maraknya Kekerasan Seksual Perempuan di Pesantren|url=https://www.liputan6.com/regional/read/5009259/mengungkap-penyebab-maraknya-kekerasan-seksual-perempuan-di-pesantren|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2022-09-08|editor-last=Ridlo|editor-first=Muhamad}}</ref> sebagaimana salah satunya kasus [[Herry Wirawan]], seorang guru pesantren yang [[Pemerkosaan|memperkosa]] belasan [[santri]]wati-nya dan menyebabkan sembilan dari mereka hamil dan melahirkan,<ref>{{Cite web|date=2022-02-14|title=Herry Wirawan, Pemerkosa 13 Santri Dihadirkan di Sidang Vonis|url=https://republika.co.id/share/r7aguz377|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-09-08}}</ref><ref>{{Cite news|last=Prastiwi|date=2021-12-12|title=8 Fakta Terkait Kasus Guru Pesantren Herry Wirawan Perkosa Santriwati|url=https://www.liputan6.com/news/read/4734951/8-fakta-terkait-kasus-guru-pesantren-herry-wirawan-perkosa-santriwati|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2022-09-08|editor-last=Linawati|editor-first=Mevi|first=Devira}}</ref><ref>{{Cite news|last=Wella|first=Lazarus Sandya|title=Total 9 dari 12 Santriwati Telah Melahirkan Akibat Pemerkosaan yang Dilakukan Guru Pesantren Herry Wirawan|url=https://kabartegal.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-933195672/total-9-dari-12-santriwati-telah-melahirkan-akibat-pemerkosaan-yang-dilakukan-guru-pesantren-herry-wirawan|work=[[Pikiran Rakyat|Pikiran-Rakyat.com]]|language=id|access-date=2022-09-08|date=2021-12-09}}</ref> telah memicu sejumlah kritikan terhadap lembaga pendidikan agama ini.<ref name=":0">{{Cite news|date=2022-07-07|title=Marak Santriwati Jadi Korban Pencabulan, LPAI Minta Ponpes Kaji Ulang Sistem Tertutup|url=https://www.tvonenews.com/berita/nasional/52195-marak-santriwati-jadi-korban-pencabulan-lpai-minta-ponpes-kaji-ulang-sistem-tertutup|work=[[tvOne|tvOneNews.com]]|language=id|access-date=2022-09-08}}</ref><ref>{{Cite news|last=Ramadhan|first=Ardito|date=2022-07-27|title=DPR Minta Kemenag Evaluasi Pesantren Imbas Maraknya Kasus Kekerasan Seksual|url=https://nasional.kompas.com/read/2022/07/27/17471601/dpr-minta-kemenag-evaluasi-pesantren-imbas-maraknya-kasus-kekerasan-seksual|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-09-08}}</ref><ref name=":1">{{Cite news|last=Michella|date=2022-09-06|title=Muhammadiyah Minta Kemenag Perbaiki Pengawasan dan Pembinaan Pesantren|url=https://edukasi.okezone.com/read/2022/09/06/624/2661738/muhammadiyah-minta-kemenag-perbaiki-pengawasan-dan-pembinaan-pesantren|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2022-09-08|first=Widya}}</ref> [[Lpai|LPAI]], diwakili oleh [[Seto Mulyadi]] mengajukan adanya pengkajian ulang terhadap sistem pembelajaran di pesantren yang terkesan eksklusif dan tertutup.<ref name=":0" /> Sedangkan [[Muhammadiyah]] meminta supaya pengawasan dan pembinaan terhadap pesantren agar lebih diperbaiki lagi.<ref name=":1" />
 
[[Homoseksualitas]] juga diketahui bermunculan di pesantren-pesantren yang memisahkan [[laki-laki]] dan [[perempuan]]. Sejumlah istilah homoseksualitas pun berkembang di lingkungan pesantren, seperti ''mairil'' (perilaku kasih sayang kepada sesama jenis) dan ''nyempet'' (aktivitas pelampiasan seksual dengan kelamin sejenis yang dilakukan seseorang ketika hasrat seksualnya sedang memuncak). Kurangnya kontak dengan lawan jenis dalam waktu yang lama dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya fenomena ini.<ref>{{Cite news|date=2014-05-11|title=Di Ponorogo ada gemblak, di pesantren ada mairil|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/di-ponorogo-ada-gemblak-di-pesantren-ada-mairil.html|work=[[Merdeka.com]]|access-date=2022-09-08|editor-last=Tanjung|editor-first=Agib|first=Anwar|last=Khumaini}}</ref><ref>{{Cite web|last=Asfar|first=Nugroho Meidinata/Adib M.|date=2019-11-07WIB23:45:15+00:00|title=Tentang Mairil dan Nyampet, Homoseksual di Kalangan Santri|url=https://www.solopos.com/tentang-mairil-dan-nyampet-homoseksual-di-kalangan-santri-1029560|website=Solopos.com|language=id|access-date=2022-09-08}}</ref>
 
== Sejarah umum ==