Cigaleuh, Lemahsugih, Majalengka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k fix |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
Baris 62:
Disanalah Embah Buyut Gandol menuntut ilmu agama sampai dia dewasa, agar kelak setelah dewasa ia menjadi penerus ayahnya, jadi pemimpin di Desa Cigaleuh. Seiring dengan berjalannya waktu dari masa ke masa tibalah embah buyu Gandol untuk meneruskan tonggak kepemimpinan ayahnya (Murdani) untuk menjabat kuwu Desa Cigaleuh yang ke 4.
Sejak itu embah buyut gandol menjadi kuwu Desa Cigaleuh yang ke-4. Ia pada masa kepemimpinannya banyak sekali jasa-jasanya yang dapat dikenang sepanjang masa, antara lain : ia mengantongi dua buah batu dari leuwi bonir ke dalam saku kampretnya yang sekarang jadi batu lawang. Selain itu konon diceritakan ia bisa ''nepak gancang, nenjrag bumi''.
Karena Embah Buyut Gandol termahsyur akan kesaktian dan kegagahannya, tetap saja ada kelemahannya konon katanya ia meninggal dunia karena ilmu santet dari ilmu hitam laut kidul. Sehingga riwayat embah buyut gandol wafatnya karena gara-gara ilmu ''pakidulan''.
Baris 80:
Selanjutnya kepemimpinan ke-12, Cigaleuh dipimpin oleh Kuwu Nono Taryono (Tahun 1988-2009). Merupakan Kuwu pertama di Cigaleuh yang memimpin ketika masih usia sangat muda. Kuwu Nono Taryono sudah menjadi kuwu bahkan sebelum ia menikah. Ia merupakan alumni SPMA Maja. Dengan semangat mudanya ia mampu memimpin Cigaleuh selama 21 Tahun. Karena ia merupakan alumni pramuka, maka pembangunan pertama yang dilakukan dengan menggerakan organisasi pramuka. Pada masa kepemimpinannya terkenal dengan banyaknya pembangunan yang didirikan, mulai dari listrik, jembatan, jalan, irigasi, sarana ibadah, sarana kesehatan, balai kampung sampai sekolah. Jiwa gotong royong warga sangat besar pada masa itu. Pada HUT-RI Ke-50 Desa Cigaleuh mencapai puncak kejayaannya, hal ini dibuktikan dengan menjadi Juara Umum Tingkat Kecamatan. Selain itu juga pernah ada TNI masuk desa.
Bukan hanya dibidang pembangunan, namun pada masa ini juga sangat terkenal dengan pemberdayaan perempuannya. Hal ini dibuktikan dengan TP-PKK Desa Cigaleuh yang menjadi Juara 1 Lomba Cipta Menu Tingkat Kabupaten. Selain itu Ibu Kuwunya juga menjuarai Lomba Pidato tingkat Kabupaten.
Hanya saja kekurangan pada masa kepemimpinan Kuwu Nono Taryono ini adalah administrasi yang kurang rapi.
|