Keris: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 120:
Pemaparan-pemaparan asing menunjukkan fungsi keris sebagai senjata di kalangan awam Majapahit. Keris sebagai senjata memiliki bilah yang kokoh, keras, tetapi ringan. Berbagai legenda dari periode [[Kesultanan Demak|Demak]]–[[Kesultanan Mataram|Mataram]] mengenal beberapa keris senjata yang terkenal, misalnya [[Keris Pusaka Nagasasra Sabuk Inten|keris Nagasasra Sabukinten]].
Tata cara penggunaan keris berbeda-beda di masing-masing daerah. Bagi orang [[Jawa]] misalnya disebut Udhonorogo Pakerisan ( Etika berbusana dalam pemakaian keris), keris ditempatkan di pinggang bagian belakang pada masa damai, posisi keris di belakang ada
1. Ngogleng
Posisi pertama kerap disebut Ngogleng, dimana keris akan dimasukkan ke dalam lipatan kedua dan ketiga sabuk stagen yang kerap ada dalam pakaian adat Jawa. Sementara gagangnya biasanya akan condong ke sebelah kanan.
Posisi Ngogleng kerap dikenakan oleh abdi dalem dan masyarakat umum. Mereka meletakkan keris di bagian belakang dengan posisi tersebut saat menghadiri acara resmi yang bersifat formal juga ketika dalam masa damai.
2. Kureban
Jika Ngogleng membuat gagang keris condong ke kanan, posisi Kureban justru menjadikannya menghadap ke kiri. Ketika memakai keris dengan posisi seperti ini, maka orang tersebut biasanya sedang menghadiri acara duka cita.
3. Satriya Keplayu
Adalah posisi keris di belakang tengah tegak lurus adalah ketika seseorang sedang beraktivitas yang membutuhkan banyak gerakgerak, juga ketika sedang menghadap raja.
|