Mendongan, Sumowono, Semarang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k WPCleaner v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Break di daftar)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: Bot: Merapikan artikel
Baris 21:
Sekitar tahun 1830 pasca perang Diponegoro melawan belanda, para penduduk yang berada di kota magelang dan sekitarnya gempar, keadaan menjadi tidak menentu situasi mencekam. Demi untuk menyelamatkan diri para penduduk yang ketakutan mencari daerah perlindungan yang aman bagi mereka dan tentu saja daerah tersebut haruslah tidak diketahui oeh Belanda. Walaupun pejuang kita Pangeran Diponegoro dan Sentot Prawiro Dirjo berhasil ditangkap oleh Belanda tetapi sebagian prajurit yang berhasil lolos dari kejaran Belanda tetap meneruskan perjuangan mencari daerah baru yang aman . Mereka ialah murid Kyai Mojo (teman seperjuangan Pangeran Diponegoro ). Mereka bernama Kyai Gusti, Kyai Mendong, Istri Kyai Mendong. Bertiga mereka mengembara kearah Barat laut, beberapa lama berjalan mereka sampai di sebuah hutan, hutan tersebut berada di anak kaki Gunung Ungaran yang pada saat itu disebut Gunung Gendol. Awalnya mereka bertiga “Bubak Alas“ tapi lama-kelamaan karena daerahnya yang subur dan air juga mudah didapat mereka akhirnya tinggal dihutan yang telah dibubak itu . Inilah daerah yang di kemudian hari akan menjadi Desa Mendongan yang kita kenal sekarang ini.
 
Seperti halnya manusia “jaman dahulu “ yang terkenal akan kelebihannya, mereka bertiga juga memiliki kelebihan yaitu bisa membaur dengan bangsa “Jin” . Menurut legenda bangsa jin itulah yang membantu mereka bertiga membabat hutan atas izin Alloh SWT, oleh karena bantuan dari bangsa “Jin” itulah dalam waktu yang tidak begitu lama sudah ada beberapa kampung yang terbentuk disekitar Mendongan, yaitu :<br>
# Kampung Gondangsari<br>
# Kampung Suatu<br>
# Kampug Kauman<br>
# Kampung Pancas<br>
# BKampung Setro
 
Baris 38:
Nara sumber almarhum Bapak Sukarno '( Lurah zaman Belanda )''
Dalam perkembangan selanjutnya Desa Mendongan terbagi menjadi 3 wilayah lingkungan yang disebut Rukun Warga / RW dimana tiap RW terdiri dari 2 wilayah Rukun Tetangga / RT kecuali Mendongan 4 RT sehingga secara keseluruhan Desa Mendongan terdiri dari 8 RT.
Kondisi yang dialami Desa Mendongan telah mencapai perkembangan di berbagai sektor, secara singkat dapat disebutkan :<br>
* Kondisi tanah yang relatif subur sehingga sangat cocok untuk ditanami tanaman palawija dan sayur mayur.
* Potensi sumber daya alam yang berupa bahan/material bangunan yaitu bebatuan dan pasir yang cukup melimpah.
Baris 44:
 
Perkembangan diatas dapat dikatakan kekuatan / potensi desa untuk maju dan dukungan dalam mengatasi permasalah-permasalah yang dihadapi desa. Dalam setiap perkembangan pasti ada hambatan dan tantangan atau dampak dari perkembangan itu sendiri.<br>
Adapun masalah-masalah yang dihadapi desa saat ini adalah :<br>
* Tingkat pendidikan yang relatif rendah karena dari jumlah penduduk yang ada 85% hanya mengenyam pendidikan dasar.
* Tingkat kesejahteraan yang relatif rendah jika dilihat dari standart kesejahteraan saat ini, dimana sekitar 15% penduduk Desa Mendongan tergolong kategori penduduk miskin.
Baris 56:
<br>
Jika dilihat dari sisi demografi, Desa Mendongan merupakan desa dengan kondisi topografi miring, berada di Lereng Gunung Ungaran sebelah barat. Dengan ketinggian 950 meter di atas permukaan laut yang berhawa sejuk dengan suhu berkisar 15-25 oC.
Sementara kondisi tanah termasuk jenis tanah cabuk yang gembur dan berwarna hitam dengan ketebalan antara 1-3 meter yang dibawahnya merupakan jenis batuan cadas yang kaya akan kandungan batu dan pasir.<br>
<br>
 
'''A. Letak Wilayah'''<br>
Baris 65 ⟶ 64:
Nama Provinsi : Jawa Tengah<br>
<br>
Jarak ke ibukota kecamatan : 3 &nbsp;km<br>
Jarak ke ibukota kabupaten : 29 &nbsp;km<br>
<br>
Batas Wilayah Desa Mendongan<br>
<br>
Batas Wilayah Desa Mendongan<br>
 
* ''Sebelah Utara'' : Ds.Losari
* ''Sebelah Timur'' : Ds. Bumen
Baris 75 ⟶ 74:
* ''Sebelah Barat'' : Dsn. Kalitumpang Ds. Trayu
 
<br>
<br>
'''B. Luas Wilayah'''<br>
Luas wilayah desa : '''94'''Ha.<br>
Baris 84 ⟶ 81:
Lingkungan RW III : Dsn. Setro Jumlah RT : 2<br>
Jumlah Total RW : 3 <br>
Jumlah Total RT : 8 <br>
 
<br>
<br>
'''C. Penggunaan Lahan'''<br>
Tanah Sawah : 74 Ha<br>
Baris 100 ⟶ 96:
Tanah Kering : 8 Ha<br>
Tegal / Ladang : - Ha<br>
Permukiman : 10 Ha<br>
 
<br>
<br>
'''D. Topografis'''<br>
Ketinggian tempat : 760 meter dari permukaan laut (M dPL)<br>
Baris 108 ⟶ 103:
Potensi tanah : Lahan Pertanian<br>
Bentang wilayah : datar /berbukit/lereng gunung<br>
Curah hujan/jml bln hujan : 2.500 &nbsp;mm/th 7 bulan<br>
Suhu rata-arta harian : 23-25oC<br>
 
<br>
<br>
'''E. Penggunan Lahan Produktif dan Produksi Rata-Rata'''<br>
Pertanian : Padi dan Palawija Luasan/Produksi : 74 Ha/6 ton/th<br>
Baris 117 ⟶ 111:
Perikanan : Nila dan lele Luasan/Produksi : -<br>
Perkebunan : Kopi dan Alpukat Luasan/Produksi : -<br>
Kehutanan : Sengon Luasan/Produksi : -<br>
 
{{Sumowono, Semarang}}
 
{{Authority control}}
 
 
{{Kelurahan-stub}}