Lokomotif F10: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
2 12 2 tanpa t
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 55:
Walaupun secara perhitungan teknis sudah cukup bagus, namun lokomotif ''Javanic'' in tidak cocok dengan jalur tersebut. Selama dua bulan dioperasikan, SS 800 memiliki kendala teknis roda penggerak depan yang sangat mudah aus.<ref name="ihr"/> Oleh karena itulah, SS kemudian memindahkannya ke jalur di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]]. Lokomotif ini dialokasikan di Depo Lokomotif [[Purwokerto]], [[Blitar]], [[Malang]], dan [[Jember]]. Sejak saat itulah, mayoritas lokomotif seri ini beroperasi di daerah [[Jawa Timur]]. Khusus untuk [[jalur kereta api Prupuk-Kroya]] yang kecepatan keretanya dibatasi hingga 75&nbsp;km/jam, ''Javanic'' disempurnakan lagi secara teknis sehingga bisa dipacu dengan kecepatan 85&nbsp;km/jam tanpa masalah. Hal ini dilaksanakan apabila nanti ''Javanic'' akan digunakan untuk menghela kereta ekspres.
 
Lokomotif F10 memiliki panjang 13.980mm, daya mesin 910&nbsp;hp, berat 78,7 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 70&nbsp;km/jam. Untuk memenuhi angkutan kereta di [[SumatraSumatera Barat]], maka lima buah lokomotif F10 diboyong ke [[SumatraSumatera Barat]] untuk angkutan [[batu bara]].<ref name="ihr"/> Lokomotif F10 juga beroperasi menghela kereta penumpang maupun barang seperti kereta api Rapih Dhoho.
 
F10 dikenal cukup unik karena lokomotif yang memiliki enam roda penggerak yang dihubungkan dengan satu poros. Hal semacam ini hanya dapat dijumpai di empat negara, yaitu, [[Indonesia]], [[Jerman]], [[Swiss]], dan [[Prancis]].<ref name="ihr"/>