Walter Kaudern: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan isi konten dan pranala [[Toraja Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
→Penelitian di Sulawesi: Menambahkan konten dan pranala gempa bumi Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 15:
Di wilayah [[Kerajaan Tojo]], di Lamusa, Walter Kaudern yang seorang peneliti dari negara swedia datang ke wilayah yang dulunya di tempati oleh to lamusa tahun 1916, Walter Kaudern menemukan sebuah "kebohongan besar" tentang Lamusa<ref>To Lamusa, ''hanyalah tanah kosong yang tidak berpenghuni, '' halaman 122, [https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.54934]</ref>, yang Lamusa tersebut ada sebuah tempat yang bernama Tando Ngkasa yang merupakan sebuah tempat di Lamusa, [[Kabupaten Poso]] sekarang , kemudian Walter Kaudern hanya menemukan tanah kosong tanpa penghuni, dan adapun kalau ditempati tanah tersebut sudah ditinggalkan dalam waktu yang lama sekali, karena tanahnya sangat sulit untuk dibuatkan semacam rumah tempat tinggal, jadi kemudian dia menyimpulkan ternyata to lamusa sudah lama meninggalkan wilayahnya dan di bekas tanah yang ditempati oleh to lamusa pada jaman dahulu kini didirikan desa-desa oleh orang-orang to pu’umboto (puumboto).
=== Patahan gempa ===
Pernyataan dari [[Walter Kaudern]] yang menyatakan "...adapun kalau ditempati, tanah tersebut sudah ditinggalkan dalam waktu yang lama sekali, karena tanahnya seperti jurang yang sangat sulit untuk dibuatkan semacam rumah tempat tinggal", karena berupa "jurang" sehingga pastilah orang akan beranggapan tanah yang dulunya merupakan hunian pemukiman penduduk setelah itu tempat hunian tersebut menjadi jurang, pastilah orang beranggapan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena faktor bencana alam dan salah satunya adalah [[Gempa bumi]], dan di zaman moderen pernyataan tersebut dibuktikan dengan tidak adanya garis patahan gempa yang melewati wilayah tempat yang dulu dinamakan Lamusa di TandongKasa (Tando Ngkasa).<ref>Peta Patahan (Sesar) gempa di Sulawesi.[https://gis.bnpb.go.id].</ref>
Dan setelah zaman penjajahan, di Tando Ngkasa yang sebagai tempat berdirinya Benteng Lamusa, dari penelitian oleh [[Albertus Christiaan Kruyt]] dari [[Belanda]] tahun 1912, dan Walter Kaudern dari [[Swedia]] tahun 1925 telah membuktikan sebuah "kebohongan besar<ref>[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918 To Lamusa, sebuah kebohongan besar yang terbukti, lihat halaman 33]</ref>" tersebut.
|