Sejarah perkeretaapian di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sam Kucluk (bicara | kontrib)
Modernisasi: Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 26:
=== Perkembangan di luar Jawa<ref name="ptkai"/> ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aanleg spoorlijn Solok-Siloengkang. Halte Si Loenkang. Sumatra west kust TMnr 10022112.jpg|jmpl|200px|Halte Si Loengkang di jalur Solok-Silungkang, ketika baru selesai dibangun.]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aanleg lijn Kajoe Tanam-Padang Pandjang inrijdstuk van de tandradbaan bij het viaduct bij Kajoetanam Sumatra TMnr 10021630.jpg|jmpl|Pembangunan jalur KA bergerigi di [[Kayu Tanam]], [[SumatraSumatera Barat]].]]
Selain di [[Jawa]], pembangunan rel KA juga dilakukan di [[Aceh]] ([[1874]]), [[SumatraSumatera Utara]] ([[1886]]), [[SumatraSumatera Barat]] ([[1891]]), [[SumatraSumatera Selatan]] ([[1914]]), bahkan tahun [[1922]] di [[Sulawesi]] juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara [[Makasar]]-[[Takalar]], yang pengoperasiannya dilakukan tanggal [[1 Juli]] [[1923]], sisanya [[Ujungpandang]]-[[Maros]] belum sempat diselesaikan. Sedangkan di [[Kalimantan]], meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA [[Pontianak]] - [[Sambas]] (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau [[Bali]] dan [[Lombok]], juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.
 
=== Pendudukan Jepang<ref name="ptkai"/> ===
Baris 187:
Pada akhir tahun 70 dan awal 80an, PJKA mulai mengimpor lokomotif diesel elektrik generasi kedua bergandar CC dan generasi keempat bergandar BB yaitu CC201 dan BB203. PJKA melakukan pengelompokan CC 201 dan BB 203 saat itu. CC 201 hanya untuk jalur rel berat, sedangkan BB203 digunakan untuk rel ringan. Bentuk dan mesin kedua lokomotif itu sama, tetapi hanya jumlah gandar penggeraknya yang berbeda. Lokomotif BB 203 dilengkapi dengan empat gandar penggerak, sementara CC 201 dilengkapi dengan enam gandar penggerak.
 
Di [[SumatraSumatera Selatan]] dan [[Lampung]], didatangkan lah lokomotif Diesel elektrik generasi ketiga yaitu [[CC202]] angkatan [[1986]] Karena meningkatnya kebutuhan angkutan [[batu bara]]. sedangkan di jawa, sumatra barat dan sumatra utara didatangkannya juga lokomotif [[BB302]], [[BB303]], [[BB304]], [[BB305]], dan [[BB306]] untuk menambah armada lokomotif yg pada saat itu masih adanya sisa lokomotif uap yg masih beroperasi.
 
Pada tanggal [[6 Oktober]] [[1976]], beberapa saat setelah ditutupnya [[jalur kereta api Secang-Kedungjati]], [[Museum Kereta Api Ambarawa]] didirikan, menempati bekas stasiun Willem I di [[Ambarawa]]. Di sinilah akhir dari sejumlah lokomotif uap yang berhenti beroperasi menarik kereta api jarak dekat/lokal, barang maupun tugas langsir. Karena, pada tahun [[1980-an]] semua lokomotif uap dinyatakan tidak bisa lagi beroperasi untuk kereta api komersial karena emisi gas buang.
Baris 223:
 
==== Transformasi dan digitalisasi ====
Era digitalisasi perkeretaapian Indonesia sudah muncul sejak 1980-an. Digitalisasi mulai dirintis saat diluncurkannya lokomotif [[BB204]] pada tahun 1980-an di [[SumatraSumatera Barat]]. Selanjutnya [[CC204|CC 204]] dimodifikasi dari CC201 dengan menambahkan komputer ''BrightStar Sirius'' sehingga dapat memitigasi kerusakan 45 menit sebelum kerusakan itu terjadi. Selain itu, pada tahun [[2006]] hingga [[2011]], dibuatlah lokomotif dengan mendasarkan pada desain CC203 dengan menambahkan komputer ''BrightStar Sirius'' di PT Inka sehingga terciptalah CC204 ''batch II''.
 
Pada dekade [[2010-an]] telah banyak terjadi [[transformasi]] pada PT KA, lebih-lebih saat dipimpin oleh [[Ignasius Jonan]]. Pada tahun [[2010]] nama PT KA berubah menjadi '''''PT Kereta Api Indonesia (Persero)''''' ('''PT KAI'''). Keluhan masyarakat dengan tidak adanya AC pada kereta ekonomi, maka pada tahun [[2010]] muncul kereta api ekonomi AC non-PSO dengan hadirnya [[kereta api Bogowonto]] sebagai perintisnya.